KLIKMU.CO – Sebanyak 130 siswa-siswi SMP Muhammadiyah Plus Salatiga melakukan kegiatan Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Senin (22/7/2024).
Tepat pukul 07.50, ratusan pelajar SMP Muhammadiyah Plus Salatiga sudah memadati lobi Smamda Tower. Mereka didampingi oleh Kepala SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Sutomo MAg, Pembina Majelis Dikdasmen PDM Kota Salatiga Prof Benny Ridwan MHum, dan 11 guru.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Astajab (kepala Smamda Surabaya, Red), kami diizinkan untuk berkunjung di sekolah hebat Smamda Surabaya,” ucap Sutomo mengawali sambutannya.
Dia mengaku, dalam perjalanan menuju Smamda ini, banyak bercerita tentang sekolah hebat di Singapura, Tiongkok, Australia, dan Turki. Ia menjelaskan bahwa Smamda Surabaya tidak kalah dengan sekolah hebat di luar negeri itu.
Sutomo berharap dengan membawa siswa-siswi baru ke Smamda di hari pertama Fortasi memberikan inspirasi bagi mereka.
“Saya berharap siswa-siswi saya semakin termotivasi dan bersemangat untuk meraih cita-cita mereka di masa depan,” tegas Ketua PP Forum Guru Muhammadiyah itu.
Lebih lanjut, Sutomo menjelaskan konsep Fortasi dengan belajar di luar sekolah sudah dilaksanakan kurang lebih delapan tahun. Menurutnya, belajar tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di perguruan Muhammadiyah lainnya di luar kota seperti di Smamda dan UM Surabaya.
Pria humoris ini juga ingin kembali ke Smamda untuk mengajak siswa-siswi kelas 9 program internasional untuk belajar bersama siswa asing dari Belgia yang akan belajar di Smamda mulai Agustus.
Sementara itu, Kepala Smamda Surabaya Astajab SPd MM menyambut gembira kedatangan rombongan pimpinan, guru, dan siswa-siswi SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
“Selamat datang di Smamda,” ucap Astajab. “Kami sangat senang menerima kunjungan dari sekolah sekolah Muhammadiyah. Kita bisa berbagi dan memberi inspirasi, ” imbuhnya.
Astajab menjelaskan, Smamda telah menjadi tempat belajar siswa-siswi asing program Rotary Youth Exchange sejak 2018. Mereka di Smamda tidak hanya belajar bahasa dan budaya, tetapi juga belajar tentang Islam.
FGD Ekskul Smamda dan Ke-IPM-an
Setelah menikmati suguhan tari Assalamu’alaikum Surabaya persembahan dari Smamdance dan atraksi taekwondo serta pesan dari Akbar Amirrul Rasyid, siswa berpretasi tingkat nasional Diksasmen Award 2024, siswa-siswi SMP Muhammadiyah Plus Salatiga mengikuti kegiatan forum group discussion (FGD).
Ada 10 kelompok grup diskusi. Pertama, grup yang belajar tentang ke-IPM-an di Smamda. Kedua, belajar tari saman bersama Smamdance, taekwondo bersama Kak Akbar, belajar wushu, kelompok sharing dan diskusi pengalaman studi di luar negeri program Rotary Youth Exchange, praktik menulis nama dengan huruf Jepang, membuat gambar manga dan yang berikutnya praktik menjadi reposter, praktik berbicara bahasa Inggris, dan bermain anggar.
Antusiasme tampak ketika praktik menari saman. Siswi yang ikut mulai mempelajari gerakan-gerakan dan mempraktikkannya.
Siswa yang belajar anggar tak kalah hebohnya. Apalagi ketika mencoba helm anggar yang ternyata berat.
Seperti yang disampaikan Jauza. “Saya senang bisa belajar tari saman” ucapnya sambil tersenyum. Ia juga senang ketika diajak melihat kolam renang.
Deandra Zigi Zafier juga mengungkapkan hal yang sama.
“Pertama datang ke sini lihat bangunan sekolahnya keren,” kata Andra.
Andra bergabung di FGD anggar. Ia sangat senang bisa belajar anggar.
“Ini pertama kalinya saya belajar anggar,” ucapnya.
Sharing Best Practice
Ketika siswa berkegiatan FGD, pimpinan dan guru SMP Muhammadiyah Plus Salatiga juga saling berbagi best practice. Sutomo menjelaskan bahwa ada international class program di sekolahnya. Ia mengajukan beberapa hal terkait program internasional.
Tentu saja hal ini langsung dijawab Mas’ad Fachir MMT, koordinator program internasional Smamda.
Untuk menunjang kegiatan program internasional di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga, mereka akan berkunjung lagi Smamda bertemu dengan siswa asing.
Selain itu, mereka juga bertanya terkait PPDB yang sering dilakukan di Smamda. Dari hasil diskusi itu kemudian dimodifikasi untuk disesuaikan dan diterapkan di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga.
(Tanti Puspitorini/AS)