Riyad, KLIKMU.CO – Reformasi menuju wajah Arab Saudi baru terus berlanjut. Sang Putra Mahkota Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) berkomitmen menghapus paham Wahabi sebagai satu-satunya madzhab agama di negera itu.
Sejak era 1980 hingga 2000, Wahabi menjadi satu-satunya paham yang dianut secara resmi oleh pendiri Kerajaan Arab Saudi Muhammad Ibnu Abdul Wahab hingga para penerusnya dan turut mendorong pembangunan negara Petro Dolar tersebut.
Paham Wahabi dianut sekitar 5 juta muslim Sunni di Arab Saudi. Paham yang dicap ‘kaku’ tersebut ditegakkan pemerintah didukung oleh para ulama sejak awal.
Wahabi identik sebagai pemikiran dan gerakan Islam yang murni dan melakukan purifikasi atas hal-hal yang dinilai tak sesuai dengan al-Qur’an dan hadits Nabi. Paham ini juga dianggap tidak pro-inovasi.
Dalam sebuah wawancara dengan The Atlantic seperti yang dilansir Saudi Gazette sebelumnya, MBS menegaskan komitmennya untuk melakukan moderasi paham pemerintah dengan tidak lagi menempatkan Wahabi sebagai satu-satunya ideologi.
“Hari ini tak boleh ada satu pun pihak yang memaksakan ajaran mereka yang menjadikannya satu-satunya paham di Saudi,” ujarnya.
Meski Wahabi telah menjadi ideologi di Arab Saudi sejak beberapa decade sebelumnya, namun moderasi yang dilakukannya kini diyakini berada di jalur yang benar.
“Hari ini, kami berada dalam jalur yang benar,” tandasnya.
Sebagai langkah nyata, MBS melakukan berbagai terobosan baru, di antaranya dengan membatasi aktivitas para ulama yang dinilai berhaluan keras yang selama ini anti-kompromi.
Menurut Middle Eye seperti yang dikutip CNN Indonesia, di mata sang Putra Mahkota, kelompok agamawan tak lagi relevan. MBS ingin membawa Arab Saudi baru keluar dari masa lalu yang dipandangnya mengganggu reputasi dan membawa kesan negatif Saudi.
MBS juga mengungkapkan hubungan pemerintah yang tak lagi harmonis dengan paham dan penganut Wahabi yang berdampak pada penangkapan sejumlah ulama terkenal di Arab Saudi dan penghapusan polisi moral.
Putra Mahkota terus melakukan reformasi dengan meninggalkan Wahabi. Ia terus berupaya menciptakan Arab Saudi baru dengan hanya mengingat Al-Saud sebagai pendiri kerajaan, bukan para ulama Wahabi dan pengikut ajarannya. [AIKaffa]