Rektor UM Surabaya Terima Penghargaan Top Leader Manajemen dan Pengembangan Pendidikan

0
458
Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM menerima penghargaan tokoh inspiratif kategori Top Leader Manajemen dan Pengembangan Pendidikan. (Humas UM Surabaya/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Dr dr Sukadiono MM meraih penghargaan tokoh inspiratif kategori Top Leader Manajemen dan Pengembangan Pendidikan. Penghargaan itu diterima Suko, sapaan Sukadiono, dalam Radar Surabaya Awards yang berlangsung Jumat (12/7/2024).

Program Radar Surabaya Awards diberikan sebagai penghargaan dan pengakuan tertinggi kepada insan dan instansi yang berkomitmen dalam memajukan kehidupan di segala bidang untuk masyarakat.

Pemberian penghargaan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, dalam kepemimpinannya menjadi rektor selama tiga periode, Suko memiliki banyak terobosan dalam kemajuan pengembangan pendidikan.

Mulai menginisiasi pendirian Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), banyaknya prodi terakreditasi unggul, hingga melesatnya peringkat UM Surabaya dalam skala nasional menurut penilaian Webometrics dan UniRank selama beberapa tahun terakhir.

Riwayat Hidup

Pria kelahiran Jombang 18 Desember 1968 ini menghabiskan masa kecil di Desa Njuwet Kedunglosari, Tembelang, Kabupaten Jombang. Di tempat itu pula, ia menamatkan jenjang sekolahnya hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Suko melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, usai menjadi Sarjana Kedokteran, ia kembali melanjutkan perjalanan akademiknya.

Suko berhasil menyelesaikan jenjang magisternya di Universitas Narotama Surabaya di bidang manajemen pada tahun 2007. Kemudian, Suko mendapatkan gelar doktor dengan predikat cumlaude di Univesitas Negeri Surabaya pada tahun 2012.

Pada tahun 1998, Suko dilantik menjadi dokter. Ia bekerja sebagai dokter Poliklinik Universitas Putra Bangsa Surabaya. Ia juga dipercaya sebagai manajer klinik Cita Husada Kedung Asem, Surabaya.

Hal tersebut dilakukannya hingga tahun 2001. Selanjutnya, Suko diamanahi menjadi Direktur Akademi Keperawatan UM Surabaya sekaligus sebagai Direktur Akademi Analis Kesehatan UM Surabaya.

Pada tahun 2005, ia diangkat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya hingga tahun 2013. Sebelumnya, pada tahun 2002, juga dipercaya sebagai Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Surabaya.

Kepemimpinan yang Akseleratif

Banyak yang menganggap bahwa menjadi seorang pemimpin itu adalah bakat yang lahir secara genetik dan tidak dapat dibentuk. Tapi, bagi Suko, menjadi pemimpin itu adalah seni.

“Seni untuk menelusuri lebih dalam tentang karakter dan watak orang-orang yang dipimpin,” tuturnya.

Dia menjelaskan, seni itu terdiri atas seni untuk mendengar, seni untuk membuat keputusan-keputusan dalam situasi krusial, serta seni untuk menjaga dinamika laksana kapten kapal menaklukkan ombak samudra.

Bagi Suko, garis takdir menentukan kepada siapa amanah itu diberikan. Namun selepas itu, ada usaha dan kerja keras yang mengikutinya untuk menjadikan kepemimpinan tersebut berhasil.

Ketika diamanahi sebagai rektor di Universitas Muhammadiyah pada tahun 2012, ia menyadari bahwa banyak tantangan yang akan dihadapi. Mulai penguatan sumber daya manusia (SDM), sarana-prasarana, penguatan kerja sama internasional, penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, hingga penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Selain tantangan internal, tantangan eksternal juga cukup berat mengingat UM Surabaya berada di sebuah kota besar yang diimpit puluhan kampus ternama di Indonesia, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

“Perjuangan membesarkan kampus di Surabaya tentunya berbeda dengan daerah lainnya,” ujarnya.

Saat ini, Suko memimpin 451 dosen dan 224 tenaga kependidikan dari 9 fakultas dan 35 program studi dan biro/UPT/lembaga. Juga melayani ribuan mahasiswa dengan berbagai macam latar belakang, karakter, dan watak bukan suatu perkara yang mudah.

“Dinamika dan gejolak sangat mungkin terjadi,” ujarnya.

Suko selalu menggunakan pendekatan persuasif dan komunikasi yang asertif untuk memahami karakter dari orangyang dia pimpin, sehingga sivitas akademika UM Surabaya semuanya merasa nyaman di kepemimpinannya. Dengan model kepemimpinan yang ia terapkan, dinamika yang timbul dapat terkendali dengan baik, dan menjadi energi positif dalam pengembangan UM Surabaya.

Perwakilan Radar Surabaya menyerahkan penghargaan kepada Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM. (Humas UM Surabaya/KLIKMU.CO)

Berdirinya FK dan FKG serta Benchmark PTM Unggul

Bagi Sukadiono, ada tiga kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, khususnya dalam hal memimpin perguruan tinggi. Yakni, perubahan (change), mimpi (dream), serta perbedaan (different).

“Tiga indikator tersebut menunjukkan kesuksesan sebagai seorang pemimpin,” tegasnya.

Ada satu hal yang dipikirkan Sukadiono ketika pertama kali menjabat sebagai Rektor UM Surabaya. Yakni, ia harus beda dengan rektor sebelumnya. Ia harus memiliki remarkable monument melalui pendirian sebuah gedung atau pendirian program studi (prodi) yang masa sebelumnya belum mampu dilakukan.

Kala itu, dengan tekad yang kuat, Sukadiono memilih mendirikan Fakultas Kedokteran (FK). Kenapa mendirikan FK UM Surabaya?

“Pendirian FK di sebuah perguruan tinggi bukan sesuatu hal yang mudah. Selain syaratnya yang begitu berat, sebagian masyarakat kita masih beranggapan bahwa kampus maju adalah kampus yang mempunyai FK,” bebernya.

Menurut Sukadiono, turunnya izin FK UM Surabaya merupakan hasil dari perjuangan panjang dan berliku. UM Surabaya harus beberapa kali bersabar karena kendala moratorium.

Pada Maret 2016 Fakultas Kedokteran UM Surabaya berdiri. Dalam jangka waktu tiga tahun, FK UM Surabaya mendapatkan akreditasi B dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Indonesia.

“Saat ini FK dan FKG UM Surabaya telah memiliki kerja sama dengan 59 perguruan tinggi luar negeri. Memiliki jejaring rumah sakit afiliasi dan satelit sebanyak 34 rumah sakit,” ujar pria yang juga ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu.

Hal tersebut tentunya juga sejalan dengan banyaknya rumah sakit yang dimiliki oleh Amal Usaha Muhammadiyah, sehingga lulusan FK dan FKG UM Surabaya akan semakin mudah peluangnya dalam mendapatakn lapangan pekerjaan. 

Masuk PTS Terbaik Versi UniRank dan Webometrics

UM Surabaya berhasil masuk top tiga peringkat universitas swasta terbaik se-Surabaya berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Indonesia University Ranking UniRank pada akhir 2023. Dalam urutan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia UM Surabaya berada di posisi 91 nasional. Sementara itu, dalam kategori kampus Muhammadiyah terbaik di Indonesia UM Surabaya berada di posisi 9.

Sementara itu, pada tahun 2024 Lembaga pemeringkatan Webometrics Ranking of World Universities (Webometrics) merilis peringkat universitas di seluruh dunia per Januari tahun 2024.

Berdasarkan pemeringkatan tersebut, Universitas Muhammadiyah Surabaya menduduki peringkat ke-5 Kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiah (PTMA) terbaik di Indonesia.

Terakhir, Suko berpesan bahwa menjadi pemimpin di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tidak ada kata lelah, berpikir terbuka dan menerima kritik dengan lapang dada, serta menjaga kondusivitas institusi merupakan modal utama dalam menjadikan Perguruan Tinggi menjadi unggul.

“Tidak mudah mendendam, mereda amarah, dan selalu berpikiran positif menjadi kunci juga sebagai pemimpin bagi sebuah institusi besar yang akan terus berkembang pesat di kemudian hari,” tandasnya.

(Uswatun/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini