RUU Sisdiknas, Kesempatan Merevolusi Pendidikan

0
97
Ilustrasi RUU Sisdiknas (Foto: Unslpash/Canva)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Lagi-lagi Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menuai kontroversi. Entah apa yang ada di benak para perumus RUU tersebut? Selama ini inisiasi kebijakan-kebijakan pemerintah tekesan membuat gaduh publik. Apakah ini benar rakyat yang tidak paham, atau pemerintah sudah kalang kabut akibat utang terus melambung dan menggunung. Sehingga psikologis menekan situasi dan kondisi bangsa dan negara. Semoga kita semua saling menyadarkan sesama anak bangsa, seandainya memang pemerintah hari ini psikologisnya dalam kondisi tidak baik, kita maklumi saja.

Namun, bukan berarti diam seribu bahasa seperti tidak terjadi apa-apa. Justru pihak yang bertanggung jawab segera bersuara keras dan lantang untuk menyadarkannya. Karena apabila dibiarkan terus-menerus merumuskan dan membuat kebijakan dalam kondisi mental tidak baik, akan melahirkan ide gagasan yang kurang baik, bahkan buruk.

Rancangan Undang-Undang Sisdiknas bukan kali ini saja kontroversi, melainkan sudah berkali-kali. Terlepas ada kepentingan pihak-pihak tertentu, sebagai rakyat pemilik sah negara ini wajar saja berharap kondisi negara harus sehat mental. Walaupun sulit pemerintah untuk dapat menyadari bahwa negara ini tidak baik-baik saja karena memamg biasanya apabila seseorang mengalami gangguan psikologis, jarang sekali menyadari bahwa dirinya terganggu kesehatan mentalnya.

Jangan-jangan pemerintah saat ini mengalami gangguan mental kebangsaan dan kenegaraan sehingga komponennya mengalami tekanan mental yang berdampak pengelolaan negara. Kalau boleh ambil bahasanya Laksamana Sukardi, dalam terma pancasalah salah satunya salah tata kelola. Apabila selama ini bisa jadi tergolong salah tata kelola sehingga kebijakannya terus-menerus salah lagi salah lagi.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar, yakin seyakin-yakinya sumber daya manusia dan sumber daya alam lebih dari cukup untuk membiayai warga negara Indonesia. Kenapa RUU ini setiap celah yang terindikasi negatif langsung direspons? Karena undang-undang ini jantungnya keberlangsungan hajat pokok bangsa dan negara. Melalui aturan ini sumber daya manusia Indonesia akan dilahirkan.

Instrumen pokok sebagai landasan dunia pendidikan Indonesia, jauh sebelum merdeka, penduduk nusantara jauh lebih hebat dibandingkan dengan penduduk daratan Eropa. Kenapa sejak negara Indonesia berdiri, perjalanannya dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia terus terkejar dan disalip negara-negara yang baru merdeka. Dulu Indonesia awal-awal dikenal macan Asia, kemudian turun menjadi macan ASEAN, dan sekarang terindikasi menurun lagi akan menjadi macan tua renta yang hanya diam merasakan hari tuanya.

Pendidikan merupakan instrumen yang mengembangbiakkan berbagai benih dan embrio manusia masa depan. Semakin buruk sistem pendidikan semakin buruk pula benih dan embrio yang dilahirkan. Pendidikan selain menjadi ruh, melainkan sumbu bangsa dan negara. Perubahan sikap dewasa yang kreatif dan inovatif itu bagian kecil hasil proses pendidikan. Sekalian saja, mumpung dalam rancangan undang-undang.

Sistem pendidikan Indonesia harus ada revolusi mendasar, bila perlu ada rembuk nasional berbagai elemen bangsa memberikan ide dan gagasan terhadap keberlangsungan pendidikan Indonesia. Bukan hanya pendekatan regulasi semata untuk membenahi pendidikan Indonesia, melainkan juga substansi pendidikan yang lebih memanusiakan manusia untuk harkat martabat manusia lebih berdaya guna dan mulia.

Disadari atau tidak, puluhan tahun sistem pendidikan Indonesia, kurikulum yang dikembangkan nyaris lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan industri. Indikatornya sangat jelas dan terang benderang, standar dan ketercapaian lulusan pendidikan di Indonesia menekankan pada penguatan seorang pekerja sebagai pengganti mesin industri. Bahkan di dunia pendidikan tinggi, profil lulusan akan mendapatkan nilai portofolio baik sekali dan unggul ketika terserap menjadi pekerja atau pegawai pada sebuah industri barang dan jasa.

Justru bagaimana menciptakan sumber daya manusia sebagai pencipta gagasan, produk, dan menjadi inisiator-inisiator yang melahirkan generator yang mampu memberi energi. Sungguh berat memang untuk mengubah sebuah sistem yang sudah menjadi watak dan tradisi. Peribahasa orang tua kita sering teruncap “adat ka kurung ku iga”, di mana sesuatu sistem yang sudah membudaya dan menjadi watak sulit untuk diubah.

Momentum perbaikan sisdiknas, bagi para pemikir besar dan berjiwa besar, saat ini waktu yang tepat untuk turun gunung melakukan revolusi besar-besaran pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan. Kontroversi RUU Sisdiknas menjadi triger untuk menyadari pentingnya masa depan manusia abad ini. Keresahan dan kegelisahan manusia hari ini bukan hanya bangsa Indonesia, melainkan penduduk dunia, di mana sudah berabad-abad manusia hanya menjadi objek eksploitasi manusia lainnya. Saling makan antar-sesama tak ubahnya dalam hutan rimba, siapa yang kuat dia dapat dan berkuasa.

Hari ini kehidupan bangsa-bangsa di belahan dunia sudah menyadari bahwa manusia hanya menjadi mesin semata dalam pembangunan peradaban. Nilainya bukan untuk kemashlatan umat, melainkan hanya untuk penguasa global. Bergerak cepat lebih baik daripada banyak mengumpat yang hanya muncul sesaat. Allah akan mengubah sebuah komunitas umat apabila individunya mau berubah. Wallahua’lam. (*)

Bandung, Agustus 2022

Ace Somantri adalah Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bandung dan dosen UM Bandung. (Ilustrasi Tim Redaksi KLIKMU.CO)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini