Sambut Tahun Ajaran Baru, Guru Sekolah Akhlaq Kulakan Ilmu

0
56
Foto suasana pelatihan peningkatan mutu guru Sekolah Akhlaq. (Risalatin N./KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Selama tiga hari, Senin-Rabu (8-10/7/2024), guru “Sekolah Akhlaq” SMP Muhammadiyah 9 Surabaya ‘kulakan ilmu’ melalui pelatihan bertajuk Peningkatan Mutu Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2024/2025.

Pelatihan itu menjadi bekal para guru untuk menyongsong tahun ajaran baru yang dimulai Senin ini.

Kepala Sekolah Akhlaq Novi Amirul Fatah menyampaikan, seorang pendidik harus memiliki semangat untuk terus upgrade diri menambah ilmu wawasan. Tidak hanya menjual ilmu, tapi juga harus terus kulakan agar bisa terus memberikan yang terbaik untuk peserta didik.

“Ayo bersama-sama tidak berpuas diri kita harus keluar dari zona nyaman. Selama satu tahun ajaran kemarin kita sudah menjual ilmu sekarang waktunya kulakan agar bisa selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak,” ungkapnya dalam sambutan pembukaan kegiatan di Ruang CBT Sekolah Akhlaq.

Selama tiga hari guru Sekolah Akhlaq menerima materi yang berbeda. Materi pertama berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Tujuannya agar mereka semakin memahami implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran di kelas.

Dalam prosesnya, pemateri dari fasilitator sekolah penggerak Dr Sri Sutarsih mengajak ustadz-ustadzah untuk berdiskusi mengenai modul ajar yang sudah dibuat. Mempresentasikan hasil serta memberikan umpan balik hal baik dan saling memberikan masukan.

Di hari kedua, materi disampaikan Laksmi SPsi, psikolog yang membahas bagaimana mengenali peserta didik dengan hambatan belajar disleksia. Tentu hal ini menjadi wawasan baru agar sebagai seorang pendidik bisa melaksanakan pembelajaran secara inklusif dan bisa memenuhi kebutuhannya secara optimal.

Materi hari terakhir adalah tentang pencegahan perundungan di lingkungan sekolah dan penguatan kualitas layanan standarisasi sekolah ramah anak.

Sesi pertama disampaikan oleh Dita Amalia MPsi, psikolog rekanan Puspaga Kota Surabaya. Dalam penjelasannya, dia banyak share mengenai fakta masalah remaja kini dan bagaimana sebagai pendidik mengatasinya.

“Membangun empati anak salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi perundungan. Dengan cara validasi perasaan yang dirasakan anak salah satunya,” terang psikolog yang juga director of PLATO Foundation itu.

Sesi akhir ditutup dengan materi yang tidak jauh beda karena berkaitan dengan penguatan standarisasi layanan sekolah ramah anak. Kali ini ilmu dibagikan oleh Bekti Prastyani yang sudah malang melintang dalam pendampingan standarisasi sekolah ramah anak.

Dalam pemaparannya, ia berharap sekolah mampu menjadi tempat belajar yang dapat memenuhi hak anak. Menjadi tempat yang bisa melayani anak dengan baik, memenuhi kebutuhan anak sesuai haknya dan memberikan kepentingan terbaik. Menariknya materi yang disampaikan selalu dikaitkan dengan ayat Al-Qur’an dan hadits.

“Anak-anak yang datang ke sekolah ini sudah pasti atas izin Allah. Karena anak-anak oleh Allah dihadirkan dalam keadaan fitrah sehingga di sekolah ini saya percaya akan dijaga tetap menjadi anak yang nantinya kembali dalam keadaan fitrah,” pesan perempuan yang menjabat sebagai ketua pendidik berperspektif hak anak tingkat nasional itu.

Kesan positif disampaikan oleh Kaur Kurikulum Sekolah Akhlaq Ustazah Rita Purnamasari. Dia mengaku banyak hal baru yang didapatkan dari kegiatan pelatihan ini.

“Alhamdulillah di luar ekspektasi tiga hari didampingi oleh empat narasumber yang ilmunya masyaallah sekali. Kami enjoy senang dan paling penting membuka paradigma kami sebagai pendidik dalam implementasi kurikulum merdeka, pembelajaran berdasarkan murid, bersama-sama mencegah adanya bullying di lingkungan sekolah dengan memberikan hak anak secara baik,” jelas Rita.

“Materi terakhir oleh Ibu Bekti juga secara tidak langsung banyak ilmu parenting yang disampaikan, jadi banyak insight baru yang bisa diterapkan sebagai orang tua di sekolah maupun sebagai orang tua di rumah”, imbuhnya.

“Harapannya guru-guru bisa mengimplementasikan materi pelatihan dengan metode 3M. Mulai diri sendiri, mulai sekarang, dan mulai hal yang kecil. Sesuai dengan tema yang diusung ‘tergerak, bergerak dan menggerakkan’,” tandasnya.

(Risalatin N./AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini