SDM 22 Surabaya Tegaskan Jati Diri sebagai Sekolah Anti Perundungan

0
23
Sejumlah siswa SD Muhammadiyah 22 Surabaya membentangkan poster stop bullying. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Rangkaian kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) untuk siswa kelas 1 SD Muhammadiyah 22 Surabaya mengusung misi persaudaraan tanpa perundungan.

Saat mendampingi kegiatan MPLS di sekolah Kamis (25/7/2024) pagi, Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya Listianah SEI menyebutkan, lingkungan sekolah yang kondusif dan menyenangkan menjadi komitmen pihaknya untuk mencerdaskan anak bangsa yang lebih berprestasi.

Keceriaan siswa kelas 1 (A, B, C) saat MPLS terlihat  ketika mengikuti lomba bermain tank dari kardus bekas. Mereka beradu kecepatan dan tepat sasaran meski merangkak dalam lilitan kardus.

Kelompok putra dan putri berkompetisi melintas di pelataran halaman sekolah. Ada yang melaju cepat sesuai sasaran, ada yang bertabrakan karena keluar dari lintasan, ada juga yang didorong dari belakang oleh para suporter yang masuk lintasan lomba guna memberi semangat untuk memenangkan lomba.

Ekspresi siswa tampak senang saling bersahutan memberi dukungan semangat berlomba. Menunjukkan suasana belajar yang menyenangkan sebagai bagian pembelajaran di sekolah.

Deklarasi Sekolah Anti Perundungan

Setelah istirahat, dilakukan deklarasi sekolah anti perundungan yang disampaikan oleh Ustadzah Sukarnawati. Menurut dia, hal ini sebagai upaya membangun karakter saling menghormati, peduli siap membantu, menjauhi perundungan, kekerasan dan kejahatan, serta menyakiti dan merendahkan orang lain.

Deklarasi ini sebagai bentuk komitmen menjadikan sekolah sebagai tempat belajar nyaman dan aman. Maka, berbagai bentuk perundungan harus ditinggalkan.

“Ayat Al-Quran menegaskan untuk berfastabiqul khairat yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga jaga ucapan agar tidak menyebabkan permusuhan. Ucapkan yang benar bukan kebohongan, tunjukkan sikap sebagai teladan kebaikan, bukan menimbulkan permusuhan yang dapat merusak suasana belajar yang nyaman,” bebernya.

Selanjutnya, Ustadzah Nining membacakan komitmen anti perundungan sehingga lingkungan belajar menjadi menyenangkan penuh persahabatan. Sebagai bentuk komitmen para siswa menunjukkan hasil karyanya berupa pamflet berisi imbauan anti perundungan.

“Karakter positif harus terus dikuatkan dan dibiasakan baik di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Upaya anti perundungan harus terus dimaksimalkan dan terus dibangun semangat persaudaraan,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kesadaran untuk tidak melakukan perundungan adalah bentuk sikap kedewasaan dan kematangan memberikan penghormatan serta cerdas dan bijak tidak mudah terbawa amarah melakukan permusuhan dan kekerasan.

“Untuk itu, dukungan semua pihak dan adanya panutan terbaik sebagai suri teladan akan semakin menguatkan disiplin bersikap bijak,” ucapnya.

Deklarasi sekolah anti perundungan diikuti dengan tertib dilanjut para siswa dan guru membubuhkan tanda tangan pada banner yang tersedia. Ini bentuk menjadikan lingkungan sekolah yang penuh keakraban, persahabatan, dan persaudaraan.

Jika ada tindakan yang salah segera meminta maaf tanpa ada dendam berkelanjutan. Ketika diberikan sesuatu kebaikan diterima dengan baik dengan mengucapkan terima kasih. Sukses menjadikan sekolah anti perundungan itulah sebenarnya kesuksesan karena akan menginspirasi kesuksesan berprestasi.

(Andi Hariyadi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini