Puluhan Siswa SD Muhammadiyah 6 Sby Geruduk Pasar

0
1353
Siswa SDM 6 Surabaya di pasar
Puluhan Siswa SD Muhammadiyah 6 Surabaya Belajar di Pasar

Siswa SDM 6 Surabaya di pasar

Pasar tradisional atau pasar krempyeng yang berada di Jalan Bendul Merisi Jagir Wonokromo diserbu puluhan anak-anak SD Muhammadiyah 6 Gadung, Jum’at (26/8/2016). Sebanyak 88 siswa-siswi kelas ini diberikan tugas oleh guru mereka membawa uang 10.000 untuk dibelanjakan makanan tradisional dan barang lainnya.

Anak-anak juga dituntut bagaimana saat belanja bisa menaksir,membulatkan sehingga uang 10.000 bisa disisakan Rp 2.000. Tujuannya sangat sederhana, yakni mendidik anak-anak bagaimana berhitung tentang materi pembulatan, penaksiran juga memahami nilai tukar (uang kembalian), mendidik moral dan banyak ilmu lainnya yang mereka serap.

siswi sdm 6 belajar di kehidupan nyata
Siswi SDM 6 Surabaya belajar di kehidupan nyata

Pembelajaran ini memang tidak umum, namun para staff pengajar kelas 4 SD Muhammadiyah 6 melihat sisi ilmu pendidikan dari praktik berbelanja ini, kenyataannya ilmu pendidikan yang dimaksud dapat diterima semua murid dan nampak semua anak menikmatinya.

Mendampingi dan mengamati tingkah pola anak-anak berbelanja sambil mencari barang yang dikehendaki sungguh menyenangkan. Dengan selektif mereka memilih item yang hendak dibeli, bahkan hampir semua diteliti termasuk ada beberapa anak yang berani menawar barang sebelum mereka beli.

pembelajaran autentik
Pembelajaran Autentik, Siswa Tawar Menawar di Pasar

Ketika ditemui, Kepala SD Muhamnadiyah 6 Gadung, Drs, Mohammad Shoni, M.Pd.I mengaku ini adalah program pembelajaran guru kelas 4 Tema 1 tujuannya adalah untuk membangun pendidikan karakter kepada mereka. Melalui kegiatan ini banyak pembelajaran dan pengalaman yg anak-anak peroleh, baik itu kemandirian, interaksi sosial dan banyak mabfaat lainnya.

Senada dengan pak shoni, wali kelas 4-C, M. Ali “Dengan praktik seperti ini mereka dapat belajar mengantre, memilih sesuatu, berhitung, berkomunikasi, mandiri dan menjaga moral ketika berinteraksi dengan penjual di pasar. Itu semua sudah mencangkup sebagian besar mata pelajaran yang ada di sekolah, dan dengan begini justru mereka lebih cepat menangkap ilmu pendidikan yang disampaikan,” urainya disela-sela kegiatan.

Selain itu, menurut Puspitawati dengan membelanjakan uang sebesar Rp 10.000 ini mengajak mereka paham bagaimana cara mengatur uang. Artinya, mereka harus bijaksana dalam membelanjakan uangnya. “Saya ingin mereka memahami jangan sampai besar pasak daripada tiang, nanti barang pembelanjaannya mereka simpan dan dihitung lagi di sekolah. Setelah itu juga mereka harus menceritakan pengalaman berbelanja mereka dengan uang Rp 10.000 itu,” papar wali kelas 4-A.

Puspitawati menilai, melalui belajar berbelanja ini dinilai memiliki indikator edukasi di dalamnya. Dengan ini, mereka mendapatkan banyak pengalaman di tempat umum. “Pendidikan itu bukan hanya sebatas bangku dan meja kelas saja, seluruh alam lingkungan sekitar kita ini adalah sekolah terbaik. Begitu pun dengan ilmu berbelanja seperti ini, banyak ilmu yang tersirat pada anak-anak saat berbelanja. Ada ilmu matematika, PPKN, Bahasa Indonesia dan lainnya yang tersampaikan,” tambahnya.

Sementara itu, wali kelas 4-B, Zainul Masduki juga mengaku dengan begini anak-anak tidak malu untuk berinteraksi dengan sekitarnya dengan tutur yang santun dan cara yang sopan.

Selain itu, masih kata Masduki, “Ini pendidikan lapangan terpadu dan terintergrasi, jadi anak-anak tidak harus selalu menghabiskan waktunya di dalam kelas. Ini adalah belajar yang menyenangkan,” dan peran orang­tua murid juga sangat penting, kegiatan ini bisa terlaksana berkah dukungan dan komunikasi yg baik dg wali murid.(zm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini