Sebagai Organisasi Internasional, Partisipasi Perdamaian Dunia Sebuah Keharusan bagi Muhammadiyah

0
21
Bendera Muhammadiyah

Oleh: Ace Somantri
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat

KLIKMU.CO

Saat ini Muhammadiyah sudah masuk usia ke-114 tahun Hijriyah setelah dideklarasikan berdiri oleh KH A. Dahlan di kompleks santri Kauman Yogyakarta. Kiprah nyata sudah terasa sebelum berdiri. Warga Nusantara kala di bawah kekuasaan Hindia Belanda menjadi saksi sejarah akan keberadaan gagasan dan eksistensi Kiai Dahlan di masyarakat.

Kegelisahan seorang mujahid yang peka dan peduli pada warga pribumi kala itu yang dirasa Kiai Dahlan. Tetesan air mata mengalir tanda iba pada mereka yang ditindas. Akhirnya tergerak melangkah membangun gerakan pembaharuan, membebaskan kebodohan dan kemiskinan.

Teologi Al Ma’un sebagai spirit pembaharuan digelorakan, menancap semangat dalam jiwa, membakar gairah jihad untuk hijrah dari penjajahan kepada kemerdekaan yang membebaskan. Algoritma dari ayat-ayat Ilahiyah menjadi rumusan dalam membuat sistem aplikasi gerakan pembebasan.

Muhammadiyah berdiri sebelum Indonesia lahir, diakui atau tidak bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi berkelas internasional. Gerakan dan kiprahnya dapat menembus ke pelosok Nusantara yang mencakup negara-negara ASEAN dan negara tetangga lainnya, sekaligus sudah melahirkan banyak tokoh-tokoh internasional.

Selain KH Ahmad Dahlan saat itu tokoh muslim mewakili daratan Asia Tenggara dalam kancah dunia, selanjutnya sebut saja Buya Hamka yang sangat digandrungi masyarakat melayu seperti di Malaysia dan Brunei Darussalam. Berikutnya Prof Din Syamsuddin yang tidak diragukan ketokohannya tingkat internasional. Hal itu terbukti banyak diberikan kesempatan oleh internasional dunia untuk memberikan sumbang saran ide dan gagasan dalam kerukunan umat beragama dan perdamaian dunia internasional.

Peran aktif Muhammadiyah bak sinar matahari yang tak pernah padam, mencerahkan alam semesta dalam kegelapan bak cahaya bulan yang menerangi gelapnya malam. Cahaya memancar dari gagasan sang pencerah Kiai Dahlan. Dari tangan dan pikirannya lahir generasi-generasi pemuja dan pemuji Ilahi Rabbi.

Hingga kini cahaya itu terus menerangi memberi jalan kebajikan bagi alam semesta serta isinya. Muhammadiyah sudah kebal dengan rentetan isu-isu murahan dari pihak yang merasa terganggu keberadaannya, bahkan akan berusaha sekuat tenaga mempreteli kader-kadernya dengan berbagai cara. Saking banyaknya kader, sekalipun ada kader terpeleset dan masuk dalam kolam, berharap dapat menjadi ibrah dan rahmat saat disadari dan diperbaiki manakala melanggar kaidah berislam.

Dengan program nyata internasionalisasi tahapan demi tahapan dilalui. Selain selalu berkolaborasi dengan NGO luar negeri, yang tak kalah penting masifikasi rantingisasi dan cabangisasi di berbagai negara di dunia walaupun saat ini baru tahapan menghimpun warga Muhammadiyah yang berada di luar negeri.

Tahapan berikutnya merekrut warga negara penduduk asli di mana cabang istimewa Muhammadiyah berdiri. Fungsinya ke depan bukan sebatas diplomat atau duta besar yang mewakili Muhammadiyah di Indonesia, melainkan menjadi agen perintis lahirnya Muhammadiyah sebagai organisasi resmi yang dilindungi hak-hak dan kewajiban organisasi yang berlaku di negara bersangkutan.

Jika hal itu tercapai dalam kurun waktu tertentu, akan menjadi bagian agen dakwah Islam yang berkemajuan dengan wajah Islam penuh damai, kasih, dan sayang. Sangat mungkin akan menjadi tempat berteduh warga negara tersebut saat membutuhkan pencerahan dan penerangan jalan keselamatan.

Muhammadiyah semakin hari semakin terus mewarnai, bahkan sangat mungkin di saat negara membutuhkan patriotisme Muhammadiyah menjadi katalisator kemajuan bangsa. Kenapa tidak Muhammadiyah segera menurunkan pasukannya untuk urun rembuk menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Hal tersebut bukan hanya saat-saat negara Indonesia menghadapi turbulensi politik yang bersifat sesaat dan pragmatis, melainkan turbulensi kehidupan lainnya yang berpengaruh pada sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Negara jangan canggung dan bingung, apalagi malu-malu kucing seperti tidak kenal pada Muhammadiyah. Harus diingat bahwa Muhammadiyah bagian entitas milik bangsa, negara, agama dan umat manusia di manapun Muhammadiyah berada. Bahkan seharusnya bangsa Indonesia bangga akan kehadiran Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat saat negara tidak hadir.

Muhammadiyah hadir mewakili tanpa pamrih membersamai warga negara yang saat-saat tertentu membutuhkannya. Hal itu sudah menjadi watak dan karakternya Muhammadiyah di manapun berada, termasuk selalu hadir di tengah-tengah warga negara rakyat Palestina yang di bawah bayang-bayang intimidasi, persekusi, dan bahkan pembunuhan jiwa dan raga mereka.

Pilu dan sangat menyedihkan, jiwa dan raga umat muslim di Palestina tidak dapat ditawar-tawar lagi. Masyarakat Gaza hingga saat ini mengalami kehancuran peradaban. Kejahatan Zionis Yahudi telah melampiaskan kemarahannya atas alasan tindakan yang dilakukan militan Hamas.

Disinyalir alasan tersebut hanya sebuah alasan untuk membumihanguskan tanah wilayah Gaza untuk kepentingan perluasan kekuasan zionis Israel. Dengan dalil apapun atau alasan apapun yang dijadikan pemantik serangan zionis membabi-buta ke wilayah Gaza tanpa belas kasih dan iba kepada warga sipil yang didominasi anak-anak dan wanita. Bahkan secara kasatmata Zionis Israel tidak mengindahkan kaidah peperangan yang berlaku di dunia. Sehingga sangat wajar, malah seharusnya berbagai negara untuk sepakat dan mufakat memberi sanksi keras terhadap pendudukan dan penjajahan negara Palestina oleh Zionis Israel.

Peristiwa Gaza tidak ada kata selain kalimat “pray for Gaza” untuk bebas dan merdeka secara terbuka hingga disepakati oleh seluruh negara-negara di dunia tanpa kecuali. Muhammadiyah di saat kondisi warga Gaza dikepung oleh tentara Zionis Yahudi, dengan kesigapannya sudah mempersiapkan tim medis dan bantuan material lainnya hingga miliaran rupiah. Muhammadiyah tanpa menunggu perintah negara, karena Muhammadiyah organisasi internasional yang menjalankan misi kemanusiaan di muka bumi tanpa membeda-bedakan ras, suku, bangsa dan agama apapun.

Selama untuk misi kemanusiaan di manapun Muhammadiyah akan hadir dengan tetap mengedepankan kaidah-kaidah yang berlaku di negara bersangkutan dan tata aturan yang berlaku di dunia internasional. Kegiatan itu semua sudah berjalan dengan baik, bahkan tidak tanggung-tanggung Muhammadiyah memiliki aset yang digunamanfaatkan oleh negara di luar Indonesia untuk kepentingan kemanusiaan. Maka wajar dan tidak ada alasan bagi bangsa dan negara Indonesia tidak bangga akan kehadiran Muhammadiyah di Indonesia sebagai pusat peradaban manusia.

Namun, penting juga bagi Muhammadiyah untuk membangun komunikasi bilateral antar-NGO di dunia untuk mempelopori berbicara dalam meja bundar membahas perdamaian dunia atas nama kemanusiaan. Saat ini Muhammadiyah sudah saatnya menunjukkan tajdid kemanusian universal yang sudah ditanfizkan hasil Muktamar di Solo Surakarta Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Pengejawantahan kemanusiaan bersifat universal.

Ini menjadi momentum Muhammmadiyah menggagas pertemuan warga dunia melalui NGO-NGO di berbagai negara yang berada di dunia. Mereka itu entitas atau kelompok legal yang fokus dalam misi perdamaian dan kemanusiaan. Tidak salah, bahkan akan menjadi pemantik kebajikan untuk negara-negara lain di dunia di mana hati dan nuraninya tersentuh untuk urun rembuk berpartisipasi bersama memikirkan nasib bangsa-bangsa di belahan dunia yang senantiasa dilanda pertikaian dan peperangan.

Kita sangat paham, pada umumnya bangsa-bangsa di dunia sangat egois tidak peduli negara lain apapun yang terjadi. Bahkan menurut Bung CT pernah berujar bahwa ke depan negara-negara di dunia semakin egois jauh dari peka dan peduli pada negara di luar dirinya.

Muhammadiyah dituntut keras untuk menjadi mediator, bukan hanya ikut membantu misi kemanusiaan dari bangsa-bangsa di dunia, melainkan harus berupaya mencerahkan manusia untuk saling tolong-menolong dan saling bantu dalam kebajikan. Hal itu termaktub dalam algoritma ayat Ilahi yang sudah satu abad lebih menjadi platform aplikasi gerakan Al-Ma’un sebagai babon rujukan gerakan sosial kemanusiaan universal.

Muhammadiyah bisa dan pasti bisa. Semua kembali kepada niat dan spirit kemajuan dari Muhammadiyah untuk dunia internasional. Hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya Muhammadiyah akan maju dan maju hingga terbang melayang ke angkasa mengepak sayap yang luas selalu siap sedia membantu warga dunia sesuai kemampuan dan kapasitas yang dimilikinya. Wallahu’alam. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini