Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jatim: Segitiga Sukses Menjadi Generasi Qur’ani

0
250
Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jawa Timur Ustadz Munahar SHI MPd CSTMI mengisi kajian senja Ramadhan Smamda Surabaya. (Muhammad Zarkasi/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) kembali menggelar kajian senja Ramadhan yang kesekian kalinya pada Rabu (12/4). Dihadiri oleh guru-karyawan serta siswa-siswi kelas XII MIPA 5, XII MIPA 6, XII MIPA 7, XII MIPA 8, XII MIPA 9.

Kajian senja Ramadhan kali ini disampaikan oleh Ustadz Munahar SHI MPd CSTMI dengan mengusung tema “Menjadi Generasi Qur’ani” . Pada kajian senja di 10 hari terakhir Ramadhan ini, banyak sekali jamaah yang antusias hadir di Masjid Nurul Ilmi Smamda Surabaya sore itu.

Munahar menuturkan, Al-Quran merupakan satu-satunya panduan untuk menyelesaikan segala bentuk persoalan hidup manusia. Dalam setiap ayat Al-Quran terdapat solusi untuk setiap permasalahan hidup.

“Misalnya, yang saat ini teknologi hanya terbatas video call. Suatu saat nanti, teknologi akan bisa lebih dari sekadar video call. Kita bisa bertatap muka langsung dengan orang yang jauh,” terang Munahar.

Hal ini seperti yang dijelaskan di dalam Al-Quran Surah An-Naml ayat 39-40 ketika Nabi Sulaiman memerintahkan untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis yang jaraknya sangatlah jauh.

Munahar menyampaikan bahwa Al-Qur’an itu satu-satunya yang menjadi petunjuk. Ibaratnya di suatu kegelapan, Al-Quran inilah yang menjadi cahaya yang menerangi kegelapan sehingga tidak tersesat.

Sebagai generasi islami, generasi masa kini yang memerlukan segitiga sukses generasi Qur’ani. Segitiga sukses Generasi Qur’ani merupakan cara bagaimana seseorang meraih kesuksesan, maka harus menguasai ketiga hal ini.

Yang pertama, untuk menjadi generasi Qur’ani yang sukses, harus mengenal Allah SWT terlebih dahulu. Mengenal Allah termasuk bentuk upaya meningkatkan keimanan. 

Kedua, untuk menjadi generasi Qur’ani yang sukses, harus mempunyai akhlak/karakter yang bagus. “Seseorang yang bernilai adalah seseorang yang memiliki akhlak yang baik. Akhlak ini harus dipegang, selain pintar juga harus punya nilai,” jelas Munahar.

Ketiga, menguasai ilmu sains dan teknologi. Sains dan teknologi memegang peranan yang sangat penting. Pentingnya pengembangan sains termaktub dalam Al-Quran. Selain itu Al-Quran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan berpikir sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan.

Seperti yang terdapat dalam Al-Quran surah An-Nisa ayat 56 berkaitan dengan kulit, yakni kulit yang hangus akan digantikan dengan kulit yang lain. Ayat ini menjadi dasar ilmu pengetahuan dalam bidang biologi yang berkaitan dengan kulit. Selain itu juga berkaitan dengan bentuk alam semesta yang pernah diteliti oleh tim Ilmuwan Frenk Steiner dari Jerman yang menyatakan jika bentuk alam semesta menyerupai terompet.

“Hal ini seperti yang ada di dalam Al-Quran Surah An-Naml ayat 87, berkaitan dengan peniupan sangkala yang mengejutkan apa yang ada di langit dan bumi,” paparnya.

Orang yang memiliki ilmu seharusnya pengetahuan menjadi semakin deat dengan Allah SWT, merasa kecil dan senantiasa merasa selalu diawasi oleh Allah SWT.

Akhlak lebih penting, dari akhlak yang baik diimbangi dengan ilmu pengetahuan. “Kenapa Akhlak lebih dahulu kemudian baru ilmu pengetahuan? Karena apabila menyangkut ilmu pengetahuan ini bisa dipelajari kapanpun, tapi dengan akhlak (orang yang bisa menjaga amanah, jujur dan karakter yang baik lainnya) inilah yang menjadi fondasi,” kata Munahar.

Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jawa Timur tersebut berpesan jika ingin menjadi sukses, hendaknya memiliki ilmu pengetahuan dan akhlak yang bagus. Jika tidak memiliki ilmu pengetahuan setidaknya memiliki akhlak yang bagus, namun apabila seseorang itu tidak memiliki akhlak yang bagus maka hal ini sangatlah percuma.

“Jika seseorang itu mengenal Allah, memiliki ilmu pengetahuan dan akhlak yang bagus, seseorang tersebut telah menjadi pemenang dan inilah generasi Qur’ani yang didambakan oleh semua orang dan Allah SWT,” pungkas Munahar. (Eka Haris Prastiwi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini