Selain Ujung Tombak, Pimpinan Ranting Juga Jadi Ujung Tombok

0
28
Suasana rapat koordinasi PRM se-Kenjeran di Masjid Remaja. (Habibie/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU. CO – Lembaga Pengembangan Ranting (LPR) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kenjeran melaksanakan anjangsana pimpinan di lantai 2 Masjid Remaja Jalan Kalilom Lor 3/41 Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, Rabu (25/10).

Wakil Ketua PCM Kenjeran Ustadz Bahrun Abidin merasa bangga dan berterima kasih karena saat ini ranting aktif berkegiatan.

“Ini merupakan pertemuan yang kesekian kalinya. Dengan adanya LPR bisa saling ketemu, menambah semangat, kita sebagai anggota Muhammadiyah dengan simbol matahari bisa mengambil pelajaran bahwa selalu menyinari,” terangnya.

Menurut dia, ranting berada di organisasi yang paling bawah dan paling bersentuhan dengan masyarakat.

“Kita yang dipandang oleh masyarakat, matahari itu panas, tetapi menyehatkan. Orang umum mendengar dan menanti sinar kita, matahari yang menyinari lingkungan, tambah terang bukan tambah redup, mencerahkan, bisa menyelesaikan masalah langsung,” imbuhnya.

Sementara itu, Pembina Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PDM Kota Surabaya Ustadz Mukhlasin menjelaskan, ini bentuk kesadaran untuk mulai bergerak.

“Pimpinan ranting itu menjadi ujung tombak dan ujung tombok. Ketika punya ide, bayar sendiri dan dilakukan sendiri. Sesungguhnya apa yang dilakukan itu demi kemajuan Muhammadiyah, itulah orang Muhammadiyah,” tuturnya.

Tujuan Muhammadiyah adalah menjadikan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ini hanya satu kalimat, tetapi tidak mungkin bisa diselesaikan dalam satu periode. Maka tugas ranting adalah melakukan pembinaan kepada masyarakat.

“Amanah ini adalah jalan kita menuju surga,” tegasnya.

Menurut dia, ada lima hal yang diperhatikan dalam mengembangkan ranting. Pertama, cabang dan ranting merupakan kekuatan untuk menjadi pemandu, menjadi panutan. Karena itu, penampilan kita harus menarik.

“Orang Muhammadiyah kok magrib masih di jalanan. Kalau kita mengadakan kegiatan, justru akan menghasilkan dana konsumsi, kopi, wifi gaji, dan istri, kebutuhan dasar remaja agar mau ngurusi Muhammadiyah,” tuturnya.

Kedua, harus sehat secara jasmani dan rohani. Jangan sampai sakit-sakitan. Secara fisik oke, secara rohani juga oke.

Ketiga, menguasai persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. “Apa yang menjadi persoalan masyarakat kita kuasai, misalnya terkait hak waris ataupun yang lainnya,” jelasnya.

Keempat, mampu berkomunikasi dengan baik. Berbicara dengan baik kepada pimpinan, kepada siapapun, mampu menjelaskan dengan baik. Ketika masih menimbulkan persepsi, mereka belum bisa berkomunikasi dengan baik.

Kelima, terus belajar memahami kondisi masyarakat. “Membangun komunikasi yang terus-menerus dengan masyarakat, mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat,” tandasnya. (Habibie/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini