Surabaya, KLIKMU.CO – Rapat Kerja Tahunan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kenjeran diselenggarakan di ruang Aula Panti Asuhan Muhammadiyah Kenjeran, Sabtu (16/9).
Dalam sambutannya, Wakil Ketua PCM Kenjeran yang membidangi LKSA Budi Asmawan mengatakan, semua elemen punya peran penting dalam memajukan LKSA. Mulai tukang parkir, petugas satpam, penjaga loket, ataupun yang lain.
“Barangkali nanti pas di pasar ketemu sama orang yang kaya, bisa ditawari untuk silaturahmi. Semua punya peluang dan terbuka peluangnya untuk mencari donator. Baik tukang parkir, satpam, pengurus, ataupun yang lain,” katanya.
Budi menambahkan, di Muhammadiyah dakwah tidak hanya berhenti di lingkup masing-masing. Tetapi di luar lembaga itu lebih banyak. Bisa di kampung, tetangga, dan sebagainya.
Menurut dia, semua yang ada di panti ini harus mengikuti apa yang diajarkan Kiai Ahmad Dahlan.
“Kita masih ingat pesan Kiai H Ahmad Dahlan yang sangat terkenal, yakni hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah. Pasti kita akan banyak sindiran, tuntutan moral, bukan berarti yang di Muhammadiyah itu dibiarkan. Maka yang aktif di amal usaha Muhammadiyah digaji,” jelasnya.
Dia meminta jangan sampai mengesampingkan tujuan Muhammadiyah. Jangan hanya fokus pada ekonomi. Tetapi sisi spritual Muhammadiyah diabaikan.
“Pengajian jarang kita hadiri, belum pembinaan yang lainnya. Mudah-mudahan dengan adanya raker ini bisa memberikan kita semangat baru, moral baru dalam rangka pengembangan LKSA Kenjeran,” terang dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial PCM Kenjeran Achmad Jauhari menyampaikan, kalau dulu diajak ke panti malu, tetapi karena sudah ganti nama LKSA, sekarang lebih senang ke panti.
“Kepercayaan masyarakat, panti asuhan Muhammadiyah bukan hanya milik PCM Kenjeran, tetapi milik public. Maka tanggung jawab keuangan, kegiatan yang dimuat di majalah Warta Surya itu berarti pertanggungjawaban kita kepada masyarakat,” katanya.
“Memang panti asuhan ini adalah lembaga yang paling enak dalam mencari dana. Tidak hanya di sini, tapi di mana saja. Karena kepercayaan masyarakat cukup tinggi dan orang berpikir kalau uang panti tidak boleh macam-macam, itu uangnya anak yatim. Maka kita harus mempertanggungjawabkannya,” ujar dia.
Banyak juga, lanjut dia, di luar sana orang membuat yayasan panti asuhan fiktif. Ada panti asuhan, tetapi tidak punya anak yatim. Bahkan lembaga itu cukup besar, anak yatimnya pinjam ke salah satu panti asuhan.
“Kita yang sudah memiliki semuanya, gedung punya, SDM punya, anak-anak punya, donatur punya, ini adalah sesuatu yang potensial luar biasa. Mari kita gunakan semaksimal mungkin,” pungkasnya. (Irvandy/Habibie)