Surabaya, KLIKMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kenjeran melaksanakan Pengajian Ahad Pagi di Masjid At Taqwa Perintis, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulak Banteng, Ahad (20/8). Hadir sebagai pembicara dalam pengajian Ahad Pagi Wakil Ketua PCM Kenjeran Bahrun Abidin SAg.
Di hadapan ratusan jamaah se-Cabang Kenjeran, Ustadz Bahrun Abidin menyampaikan sepuluh karakter warga Muhammadiyah.
“Khusus dalam pengajian Ahad Pagi PCM Kenjeran ini, saya akan menyampaikan sepuluh karakter warga Muhammadiyah,” ujarnya.
Karakter pertama, saliimul aqidah alias bersih akidahnya. Maksudnya, bersih akidahnya dari menyekutukan Allah SWT.
“Seorang mukmin selalu berusaha memiliki akidah yang kuat yang tidak mencampuradukkannya dengan kesyirikan. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik. Mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk,” katanya mengutip surah Al-An-am ayat 82.
Karakter kedua, shahihul ‘Ibadah aliasbenar ibadahnya. Artinya, benar ibadahnya sesuai dengan cara yang telah Allah dan Rasul perintahkan. “Allah menyampaikan bahwa ‘Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulullah, dan janganlah kamu membatalkan merusak pahala amal-amalmu,” katanya menukil surah Muhammad ayat 33.
Karakter ketiga, lanjut dia, matiinul khuluk. Yakni, berakhlak mulia. Dia menjelaskan, akhlak yang mulia atau akhlak yang kokoh merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim atau muslimah, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan makhluk Allah yang lain.
Karakter keempat, qawiyyul jismi, yaitu memiliki fisik yang kuat. “Kekuatan jasmani atau fisik yang kuat merupakan salah satu sisi pribadi pemuda muslim yang harus ada. Untuk itu, ia selalu berusaha menjaga kesehatan fisiknya. Karena apabila fisik kuat, kita akan mampu melaksanakan ajaran Islam secara optimal. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR Muslim dari Abu Hurairah,” terang penyuluh non-PNS Kenjeran itu.
Karakter kelima, mutsaqqoful fikri, yang berarti berwawasan luas. Dengan luasnya wawasan berpikir menjadikan, akan mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Dengan pemikiran dan pengetahuan yang luas, kita dapat mengatur strategi yang cerdas untuk kemajuan Islam.
“Untuk menambah ilmu dan wawasan berpikir, tentunya seorang muslim/muslimah harus selalu berusaha menyediakan waktu untuk belajar di sela-sela kesibukannya,” tegasnya.
Keenam, mujahadatul linafsihi, yaitu berjuang melawan hawa nafsu. Dia menjelaskan, berjuang melawan hawa nafsu adalah usaha atau perjuangan yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu.
“Hawa nafsu hanya cenderung untuk melakukan kejahatan dan menjauhi kebaikan,” katanya.
Ketujuh, harisun ‘ala waktihi, pandai menjaga waktu hari. Yakni, mereka yang efisien dalam memanfaatkan waktunya, pantang menyia-nyiakan waktu.
“Seorang muslim atau muslimah selalu berusaha mengelola waktunya dengan baik sehingga waktunya selalu terisi dengan amalan yang produktif,” ucap dia.
Kedelapan, naafi’un lighoirihi, bermanfaat bagi orang lain. Sebab, sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Kesembilan, munazhzhamun fii syu’nihi alias teratur dalam masalahnya. Mereka akan yaitu tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya.
“Dia berusaha menyelesaikan masalahnya dengan baik dan dengan cara yang baik terarah dan teratur serta dapat membuat seseorang mampu mengorganisasi seluruh kegiatannya dengan efektif dan efisien sehingga waktu yang digunakannya pun tidak akan sia-sia,” tambahnya.
Kesepuluh, qodirun ‘alal kasbi, yakni mempunyai kemampuan untuk berpenghasilan. Memiliki kemampuan berusaha sendiri atau yang juga disebut mandiri qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim.
“Sepuluh hal tersebut apabila dimiliki oleh semua warga Muhammadiyah, mulai tingkat ranting hingga pusat, Muhammadiyah akan selalu dinanti kehadirannya oleh masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PCM Kenjeran Ali Fauzi MPdI menyampaikan bahwa grand design PCM Kenjeran adalah pengembangan ekonomi. Karena itu, ia memohon dukungan dari seluruh warga Muhammadiyah agar program pengembangan ekonomi ini bisa segera terwujud.
“Tempat sudah tersedia, kemudian direktur sentral bisnis juga sudah ada. Sehingga PCM Kenjeran bisa menjadi percontohan dalam jihad ekonomi,” terangnya.
Terkait kegiatan pengajian, Ali Fauzi menjelaskan bahwa ini prioritas sepanjang masa. Sebab, Muhammadiyah berdiri salah satunya berasal dari perkumpulan/pengajian-pengajian. Karena itu, kalau ingin Muhammadiyah tetap eksis, salah satu yang tidak boleh ditinggalkan adalah pengajian atau dakwah gerakan.
“Karena itu menjadikan sebuah kekuatan dan fondasi utama untuk menggerakkan Muhammadiyah. Maka, untuk mendirikan ranting Muhammadiyah harus mendirikan amal usaha. Kalau belum bisa mendirikan masjid, sekolah, atau panti asuhan, minimal di tempat itu harus punya kelompok-kelompok pengajian. Karena di dalam pengajian itu akan terjadi musyawarah sehingga akan tercetus ide mendirikan amal usaha,” ujarnya.
“Karena itu, pengajian di tingkat ranting harus selalu digalakkan,” imbuhnya. (Habibie/Fu’adah/AS)