Serpihan Jejak Sejarah Islam di Provinsi Bali

0
18
Masjid Agung Jami Singaraja, Buleleng, Bali. (foto: dok. kemendikbud)

KLIKMU.CO – Provinsi Bali dikenal dengan nama pulau dewata, yang memiliki keindahan alam, kekhasan budaya, serta berbagai ritual Hindu yang dianut oleh mayoritas warganya.
Meskipun mayoritas penduduk Pulau Bali merupakan penganut Hindu, namun setidaknya terdapat lima kampung Islam di Bali yang menjadi bagian dari serpihan jejak sejarah Islam di Nusantara.

Berikut lima kampung Islam di Pulau Bali dengan jejak peninggalan sejarah yang masih ada hingga saat ini.

1. Kampung Pegayangan Buleleng
Kampung ini dilatar belakangi dengan kemenangan penguasa Singaraja yang disebutkan dalam sejarah Babad Buleleng. Pada masa pemerintahan Barak Panik Sakti pernah membantu kerajaan Mataram, atas jasanya itu kemudian mendapat hadiah 100 prajurit dan seekor gajah.
100 orang prajurit tersebut menjadi kelompok Islam pertama yang ada di Bali Utara, yang menjadi cikal-bakal terbentuknya komunitas muslim di Kampung Pegayangan.
Akulturasi budaya Bali agama Hindu dan Islam sangat kental di Kampung ini ditemukan dalam kesenian Burda dan sokok barseh. Masyarakatnya memiliki perpaduan nama Bali dan Islam, seperti Ketut Abdul Karim, Nyoman Abdurrahman.

2. Kampung Loloan Jembrana
Kampung ini terletak di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana Bali. Kampung ini dikenal dengan wilayah muslim terbesar yang ada di Bali. Kerukunan umat Hindu dan Muslim di kampung ini sangat kuat.
Asal usul kampung Loloan terbentuk tahun 1669 dan bermula dengan kedatangan pasukan Bugis. Ditandai dengan orang muslim yang berlabuh di Sungai Ijo Gading yang saat itu bernama kampung Bajo. Pada awalnya mereka tinggal di kampung tersebut dan menyebar ke utara dengan menyusuri sungai.
Atas izin penguasa Jembrana yang beragama Hindu I Gusti Aria Pancaroran kelompok Bugis menempati Lolohan yang dulu bernama Tibubunti.
Seorang ulama asal Melayu Bugis Buyut lebay dikenal turut menyebarkan agama Islam di Bali, sehingga penggunaan bahasa Bugis di kampung Loloan masih kerap terdengar hingga saat ini. Salah satu peninggalan bersejarah adalah Mushaf Alquran berusia 430 yang ditulis tangan oleh tuan guru H Muhammad.

3. Kampung Gelgel Klungkung
Kampung muslim ini ada sejak awal abad ke 14 dan merupakan tertua di Bali, yang juga terdapat masjid tertua di Bali yakni Nurul Huda. Pasukan Majapahit yang beragama muslim yang mengantar pulang Raja Gelgel Ketut Dalem Plesir menjadi penghuni pertama kampung ini.
Tak jauh dari masjid terdapat pura. Warga kampung juga memilki tradisi Ngejot yakni berkirim makanan untuk peringati hari raya keagamaan.
Pada saat umat Hindu merayakan Nyepi umat Islam membantu pecalang untuk mengamankan wilayah. Jika umat muslim melakukannya sholat Ied orang Hindu yang mengatur lalu lintas di sekitar lokasi shalat Ied.

4. Kampung Kecicang Islam, Karangasem
Penyebaran agama Islam di Bali tidak lepas dari keberhasilan kerajaan Karangasem menaklukkan pulau Lombok pada tahun 1692.
Sejak saat itu raja Karangasem yakni Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem membuat kebijakan membawa orang muslim dari Lombok masuk ke Karangasem, yang kemudian membangun perkampungan yang sekarang dikenal dengan kampung Kecicang Islam.
Terletak di Banjar dinas Kecicang Islam, Desa Bubayakangin, Kecamatan Bebadem Kabupaten Karangasem, Kampung yang berbatasan dengan Banjar Kecicang Bali, Banjar Tri Wangsa, Banjar Subagan ini menjadi salah satu jejak perkembangan Islam yang ada di Karangasem.
Jejak Islam di kampung ini ditandai adanya masjid Baiturrahman yang berdiri sejak abad ke 17. Selain tradisi keagamaan seperti tahlilan, ziarah dan selamatan, juga berkembang kesenian tari Rudat yang merupakan akulturasi seni budaya Bali di Kecicang Islam dan Timur Tengah.

5. Kampung Jawa Denpasar
Komunitas muslim terbesar di pulau Bali ini terletak di Dusun Wonosari Daunpuri Kaja Ahmad Yani Bali. Keberadaan kampung Jawa Denpasar ini dikaitkan dengan perang Puputan Badung 1906.
Perang besar yang melibatkan kerajaan Badung melawan penjajahan Belanda. Kampung ini dulu merupakan domisili prajurit Jawa yang berjuang bersama pejuang Bali melawan penjajahan pada perang Puputan Badung.
Meskipun disebut kampung Jawa namun mayoritas penduduknya dari pulau Madura. Sebelumnya lokasi Kampung Jawa terletak tidak jauh dari pasar Badung. Namun pada tahun 1907 lokasinya dipindahkan ke dua tempat yakni kampung Jawa pengecutan dan kampung Jawa.
Kampung Jawa pengecutan tidak jauh dari Pura pengecutan. Sedangkan kampung Jawa merupakan wilayah yang saat ini begitu populer dan ramai pengunjung saat puasa. Kampung Jawa memiliki sebuah masjid Baiturrahman yang didirikan pada tahun 1926, yang menjadi simbol toleransi beragama masyarakat yang mayoritas beragama Hindu.

Keberadaan komunitas Muslim yang berdampingan dengan komunitas Hindu memberikan gambaran tentang toleransi sesama umat beragama di Pulau Bali,yang merupakan bagian dari Indonesia.
Komunitas-komunitas Muslim yang sudah berakar sejak lama, tak hanya menjadi komunitas eksklusif, namun mereka juga berinteraksi dan bergaul secara sosial dengan mayoritas umat Hindu yang ada di Pulau Bali.(Han)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini