Sikap Pelajar Muhammadiyah Menghadapi Pemilu 2024

0
35
Sikap Pelajar Muhammadiyah Menghadapi Pemilu 2024. (Muhammadiyah.or.id)

Oleh: Azmi Izuddin
Ketua PIP PD IPM Surabaya

KLIKMU.CO

Pertarungan dan persaingan menduduki kursi RI-1 telah dimulai. Tiga pasangan capres-cawapres telah mendeklarasikan diri dengan koalisinya masing-masing. Sebagai pelajar Muhammadiyah yang cerdas, hendaknya turut berkontribusi dengan menggunakan hak pilihnya. Siapa presiden yang pantas meneruskan kebaikan Indonesia dan memahami latar belakang permasalahan negeri tercinta ini.

Sebagai pemilih pemula yang rata-rata usianya 17-21 tahun, menjadi kategori pemilih yang berbahaya apabila buta. Buta terhadap siapakah calonnya, visi-misinya apa, track recordnyabagaimana, dan buta terhadap keadaan Indonesia.

Maksudnya adalah keberadaan pemilih pemula ini rentan untuk dipengaruhi oleh partai politik atau para pendukung parpol. Rentan menjadi sasaran empuk bagi yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.

Mungkin agak susah memahami bagi pemilih pemula. Di manakah letak kepentingan dan kebahayaannya itu. Untuk menangkis dan meminimalisasi agar tidak terjadi hal-hal tersebut, inilah cara-cara menjadi pemilih pemula yang baik dan cerdas.

Mempertahankan independensi

Tantangan terbesar yang dihadapi pelajar Muhammadiyah saat ini adalah bagaimana caranya agar tidak terbawa arus atau dinamika politik. Akan banyak berita, riset, dan survei elektabilitas dengan maksud menggiring salah satu dari calon. Derasnya perkembangan informasi di media sosial harus bisa disaring dengan baik. Alhasil, pemikiran pelajar Muhammadiyah tidak akan terbawa ke mana-mana di tengah serbuan opini dan propaganda dari sumber manapun.

Kita harus segera menyadari dalam dua hal, mencari sebanyak-banyaknya informasi dari sumber yang kita anggap terpercaya dan tidak boleh terlalu percaya dari sumber tersebut. Informasi yang masuk kedalam tubuh kita cukup dicerna dengan baik oleh akal pikiran yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Karena bagaimanapun, kita masih belum banyak pengalaman dalam kepemiluan dan memiliki pendirian yang kokoh.

Pahami Visi, Misi, dan Latar Belakang Calon

Menilik postingan Instagram dari abe_mukti, akun milik Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa masyarakat hendaknya tidak apatis dan pasif terhadap proses pemilu, baik legislatif maupun pemilihan presiden-wakil presiden. Diperlukan kecerdasan, kearifan, dan lapang dada dalam menyikapi perbedaan pilihan.

Pemilih pemula dianggap sebagai pendatang baru di dunia politik ataupun pemilu. Maka, mereka harus bijak dalam memberikan hak pilih suaranya nanti. Pastikan mulai sekarang cari tahu siapa calon-calon kita yang menduduki kursi di DPR. Baik di tingkat kota, provinsi, pusat, hingga presiden dan wakil presiden.

Setidaknya pemilih pemula tidak sekedar tahu dan kenal, melainkan memahami latar belakang, pola pikir, dan attitudenya. Terutama bagaimana rekam jejak track record dan perlakuan kepada masyarakat selama ini.

Di sisi lain, pelajar Muhammadiyah harus bisa mencerna serta memahami visi-misi apa yang dibawa ke depannya. Karena cita-cita dan kebijakan tentang bangsa ini mereka yang akan membawanya. Apakah kita mau nanti Indonesia akan dibawa ketidakjelasan? Ya pastinya kita juga akan terkena dampaknya.

Hindari Pemilih Skeptis

Pemilih pemula bisa diartikan sebagai awal dalam percaturan perpolitikan Indonesia. Jika bisa mampu memahami dan mengartikan dengan baik, ke depan akan pandai dalam andil menghadapi perpolitikan di negeri ini. Pastikan pelajar Muhammadiyah yang saat ini telah berusia 17 tahun keatas turut memberikan hak suaranya dalam menentukan arah masa depan bangsa Indonesia. Pertama dengan mengecek terdaftar sebagai pemilih di cekdptonline.kpu.go.id, kemudian hadir di tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024 nanti.

Hindari menjadi golongan yang skeptis, golongan yang tidak peduli terhadap program atau kualitas kandidat. Golongan yang acuh terhadap afiliasi ideologis atau politik bangsa ini. Karena golongan ini nantinya akan berujung tidak memberikan suara (golput) pada hari pemungutan suara nanti. Satu suara sangat berpengaruh bagi Indonesia.

Oleh karena itu, Pelajar Muhammadiyah yang termasuk dalam pemilih pemula nanti mari menjadi pemilih yang rasional. Pemilih yang memperhatikan kemampuan kandidat dan mengesampingkan aspek ideologis. Terlebih bisa menolak berbagai praktik buruk perusak demokrasi. Seperti ikut campur dalam penyebaran berita hoax, politik identitas, politik uang, dan hal-hal yang serupa.

Pelajar Muhammadiyah harus kritis dalam berliterasi politik. Pandai membaca arah informasi dan kabar dari mana pun. Karena nantinya informasi dan berita akan semakin deras dalam beberapa bulan ke depan. Dengan berliterasi politik inilah yang akan menjadi landasan pertimbangan kuat nan matang dalam keputusan nanti di tempat pemungutan suara (TPS) 14 Februari 2024.

Mari lebih selektif serta berhati-hati dalam menentukan suara karena akan berlaku hingga 5 tahun ke depan. Dengan melakukan 3 langkah di atas dibarengi dengan literasi politik, Pelajar Muhammadiyah harus bisa menentukan pilihan mereka dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Dan pada akhirnya kita berharap, siapapun yang jadi nanti semoga kesadaran dan tanggung jawabnya berbanding lurus dalam menentukan nasib masa depan bangsa Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini