Surabaya, KLIKMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 22 Surabaya menjadi kader cilik juru mantau jentik (jumantik). Hal itu menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan dan adanya keterkaitan antara tema pelajaran dengan persoalan lingkungan.
Di samping menambah pengetahuan, siswa jadi punya pengalaman sehingga belajarnya lebih termotivasi. Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 22 Surabaya Listianah SEI saat mendampingi siswa kelas IV menjadi kader cilik jumantik, Kamis siang (4/1/2023).
Kepala sekolah menambakan, mengenalkan sejak dini pada para siswa tentang persoalan kesehatan masyarakat khususnya penyebaran nyamuk demam berdarah di musim hujan sekarang ini memang penting. “Kehadiran kader cilik jumantik ini diharapkan bisa sedikit mengurangi bahaya penyebarannya,” ujarnya.
Ustadzah Wati mengawali materi pelajaran metamorfosis. Menurutnya, nyamuk termasuk daur hidupnya mengalami metamorfosis sehingga kekhawatiran terjadinya penyakit DB sedini mungkin dibatasi penyebarannya.
Ustadzah Umi saat mendampingi para siswa melakukan pengamatan dan pemantauan langsung di seluruh toilet sekolah untuk mengetahui bagaimana keberadaan jentik-jentiknya. Menurutnya, para siswa terlihat antusias melakukan pengamatan langsung masuk dan memeriksa tempat bak air.
“Mereka bergantian memeriksa setiap bak mandi di toilet baik di lantai satu, dua, dan tiga. Dan hasilnya para siswa melaporkan kondisi toilet bersih, namun ada beberapa toilet saat digunakan senter terdapat jintik jintiknya. Kemudian diambil dimasukkan ke baskom dan bak mandi segera diberi Abate agar lebih aman,” paparnya.
Dia menambahkan, para siswa begitu senang saat mengetahui jentik-jentik untuk segera diambil dan dikeluarkan dari bak air. Mereka sudah menyiapkan peralatan yang diperlukan dan bergantian dari toilet satu ke toilet lainnya hingga di lantai 3.
Ustadzah Umi melanjutkan, setelah siswa melakukan pemantauan kondisi jentik-jentik, tampillah beberapa siswa seperti Kivano, Naya, dan yang lain bergantian memberikan edukasi tutorial pencegahan penyebaran nyamuk di depan kelasnya masing-masing. Sambil menunjukkan beberapa poster terkait kegiatan, seperti “Satu Rumah Satu Jumantik”. Harapannya, di setiap rumah ada yang disiplin memantau jentik-jentik.
Ada pula poster dengan tulisan “Basmi Dengue dengan 3M”, yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat air, dan memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).
Kepala sekolah menambahkan, kehadiran kader cilik jumantik ini sebagai upaya pendidikan karakter menjadi pribadi yang peduli lingkungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Kader cilik saja sudah peduli. Maka diharapkan kita semua terbangun kesadaran untuk lebih memperhatikan lingkungan, terutama di beberapa tempat yang menjadi sarangnya nyamuk,” kata Listianah. (Andi/AS)