
Tuban, KLIKMU.CO – Demi menyempurnakan kompetensi para taruni Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHPi), SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban memberangkatkan 14 taruni untuk mengikuti pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
Pelatihan ini bertempat di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Tegal. Berlangsung selama empat hari, mulai Selasa (23/5) dan berakhir pada Jumat (26/5).
Kepala SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban Suyanto mengungkapkan bahwa sekolah memiliki kewajiban mencetak lulusan yang profesional di bidang keahlian perikanan.
Untuk mewujudkan komitemen tersebut, pihaknya menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk mengadakan pelatihan. Salah satunya dengan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal, Jawa Tengah.
“Sudah menjadi komitmen kami untuk mencetak lulusan yang profesional dan berdaya saing, baik dalam negeri maupun luar negeri, khususnya di Jepang,” ungkap Suyanto.
“Kerja sama terus kami lakukan dengan beberapa instansi, salah satunya adalah BPPP Tegal. Sinergi ini telah terjalin lama dan kami berharap akan terus berlanjut. Demi mencetak anak-anak bangsa yang profesional sesuai tuntutan industri,” imbuhnya.
Sementara itu, Ahmad Harianto selaku subkoordinator pelatihan BP3 Tegal pada pembukaan pelatihan yang bertempat di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Tegal meminta agar para peserta mempersiapkan diri dalam menghadapai pelatihan ini.
“Waktu hanya empat hari, maka pergunakan waktu ini dengan sebaik-baiknya, jaga kesehatan. Jangan karena berkumpul dengan teman-teman lalu begadang sampai lupa waktu. Hal ini akan mengganggu aktivitas kalian dalam mengikuti pelatihan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Sumono selaku penguji dari Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan mengungkapkan, di dunia perikanan, kunci mutu produk itu berkualitas, salah satunya ada di tangan para penanggung jawab mutunya.
“Di sini, kami menyiapkan adik-adik agar bisa mengisi posisi-posisi itu. Bisa menjadi penanggung jawab kualitas di industri yang benar-benar berkompeten,” ungkapnya.
Menurut dia, HACCP merupakan tuntutan pasar dan menjadi persyaratan yang wajib dimiliki, bukan hal yang bersifat sukarela.
Pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini akan didampingi langsung oleh dua tenaga ahli dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, yaitu Sumono dan Tithis Amstroningtyas.
Perlu diketahui bahwa HACCP merupakan metode sistematis berbasis sains yang akan mengidentifikasi risiko bahaya pada proses produksi serta pengendalian untuk memastikan keamanan dari produk pangan yang diproduksi. (Iwan Abdul Gani/AS)