Srawung Bareng: Bukti Muhammadiyah Tidak Alergi Budaya

0
319
Dari kanan, dosen UM Surabaya Muhammad Maulana Mas'udi, Sekretaris PDM Surabaya Catur Anang Hutoyo, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, LSB Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai Cepu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya M Ridlwan dalam kegiatan Srawung Bareng yang digagas LSB PDM Surabaya.(Yuda/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya menggelar Srawung Bareng (Ngopi, Ngaji, Ngilmu) bertajuk “Merdeka Berseni Budaya dan Berkarya untuk Mencerahkan Peradaban”. Acara berlangsung di Gedung TMB lantai 4 SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Sabtu (10/8/24) malam.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Wali Kota Surabaya Ir H Armuji MH, LSB Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Kusen alias Kiai Cepu, dosen UM Surabaya Muhammad Maulana Mas’udi, Ketua LSB PDM Surabaya Edy Susanto MPd, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya Dr H M Ridlwan MPd beserta jajaran, dan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surabaya Hj Alifah Hikmawati SThI beserta jajaran.

Turut memeriahkan Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Kota Surabaya, Kepala Sekolah Muhammadiyah se-Kota Surabaya, Ketua dan Sekretaris Majelis, Lembaga, Biro, dan Ortom Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, serta warga dan simpatisan Muhammadiyah Kota Surabaya.

Ketua LSB PDM Surabaya Edy Susanto MPd menyatakan, Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah (LSBM) adalah lembaga yang berada di bawah naungan Muhammadiyah dengan konsentrasi pada kegiatan seni dan budaya.

“LSBM juga bertugas mengembangkan, mempromosikan seni dan budaya Islam, serta memperkaya khazanah budaya nasional dengan nilai-nilai Islam,” ujar kepala Mudipat tersebut yang juga sebagai tuan rumah.

Beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh LSBM, kata Edy, termasuk penyelenggaraan acara seni, pelatihan seni, pameran budaya, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan seni dan budaya.

Edy melanjutkan, LSBM juga berperan dalam menjaga dan melestarikan seni tradisional serta menciptakan inovasi dalam seni yang sesuai dengan prinsip-prinsip Muhammadiyah.

“Salah satu kegiatan yang dilakukan Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya yaitu mengadakan Srawung Bareng dengan tema ’Merdeka Berseni Budaya dan Berkarya untuk Mencerahkan Peradaban’ ini,” tuturnya.

Makna Srawungan

Dalam istilah Jawa, srawungan dapat dimaknai sebagai interaksi sosial atau komunikasi. Dalam budaya Jawa, lanjut Edy, kata ini sering kali mengacu pada tindakan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang membina hubungan baik, saling pengertian, dan rasa hormat.

“Istilah ini mencerminkan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dan komunikasi yang efektif dalam masyarakat,” jelasnya.

Edy menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk membuka pandangan kepada semua orang bahwa seni dan budaya dapat dijadikan sebagai sarana dakwah sesuai dengan kaidah yang ada. Selain itu, sebagai media bahwa Muhammadiyah tidak anti dengan penyebaran seni dan budaya.

“Tujuan dilaksanakannya Srawung Bareng yakni mempererat tali silaturahmi antaranggota persyarikatan, melestarikan seni dan budaya di lingkungan persyarikatan, serta mengimplementasikan dakwah Muhammadiyah melalui seni dan budaya,” ungkapnya.

Bumi Diwariskan untuk Orang Shaleh

Sementara itu, Kiai Cepu berpesan bahwa seorang yang shaleh adalah mereka yang menjaga bumi. Hal tersebut ada di dalam firman Allah SWT surat al-Anbiya’ ayat 105 yang artinya: Bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh.

“Jadi, bumi itu diwariskan bagi orang yang shaleh. Yakni orang yang menjaga bumi dari kerusakan,” ungkap Kiai Cepu.

Ia juga menjelaskan bahwa budaya orang beriman itu seharusnya menjaga kebersihan. Karena itu adalah bukti keshalehan.

Selain itu, Kiai Cepu mengungkapkan bahwa agama dan budaya itu sebenarnya tidak bisa dipisahkan jika punya ilmu atau pengetahuan.

“Mustahil seseorang bisa merdeka kalau dia tidak berpengetahuan. Jangan melakukan sesuatu tanpa ilmu. Jadi, kemerdekaan akan diraih kalau kita pintar dan berilmu,” tuturnya.

Foto bersama usai kegiatan Srawung Bareng. (Yuda/KLIKMU.CO)

Udeng, Ciri Khas Surabaya

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menerangkan, salah satu ciri khas Kota Surabaya adalah udeng. Udeng tersebut memiliki gaya bambu runcing di belakangnya.

“Ada dua jenis udeng gaya Surabaya. Yang pertama adalah dengan dua kain runcing di belakang untuk menghadiri acara resmi, yang kedua memiliki satu kain lancip biasanya digunakan saat berperang,” terangnya.

Di sela materi, Sekretaris PDM Surabaya Catur Anang Hutoyo menyanyikan Langgam Ojo Lamis dengan suara yang merdu. Berikut lirik langgamnya:

Aja gumampang dadi wong Islam yen ta tanpa iman
Tindakna pasa tindakna zakat aja lali shalat
Tansah ngugemi dawuhe Gusti Al Qur’an kitab suci
Ja dilalekna lan katindakna ben mlebu suwarga
Kita niki ten dunya uripe mung sedela
Mbok aja gawe dosa elinga lan nyuwun pangapura
Akeh tuladha nèng ngalam dunya sing lali agama
Ayo dikaji lan dilakoni tanggung bisa mukti.

Sekretaris PDM Surabaya Catur Anang Hutoyo menyanyikan Langgam Ojo Lamis dengan suara yang merdu. (Yuda/KLIKMU.CO)

Di sisi lain, dosen UM Surabaya Muhammad Maulana Mas’udi menjelaskan merdeka itu merdeka berpikir. “Unsur merdeka itu dimulai dengan merdeka secara akidah,” jelasnya.

Ia menerangkan, penting bagi umat Islam itu mempelajari akidah secara mendalam. Seorang yang beriman memiliki kebebasan dalam berpikir dan mengutarakan pendapatnya.

“Maka perlu bagi Muhammadiyah untuk mempunyai Prodi Akidah dan Filsafat,” terang Mas’ud.

Jangan Alergi Budaya

Sementara itu, kepada KLIKMU.CO, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya Dr H M Ridlwan MPd sangat mengapresiasi kegiatan Srawung Bareng yang digagas oleh LSB PDM Surabaya.

“PDM Surabaya merasa bangga karena kegiatan Srawung Bareng Budaya ini yang pertama dan menjadi bagian bagaimana Muhammadiyah tidak alergi dengan budaya,” tuturnya.

“Seperti yang disampaikan Kiai Cepu bahwa shalawat itu wajib, shalawatan juga boleh. Tapi, sesuatu itu harus dengan ilmu. Jadi kalau tidak dengan ilmu, akan menjadi salah semua,” imbuhnya.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, sambung Ridlwan, sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan tersebut.

“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini akan ada kelanjutannya untuk dilaksanakan setiap tahun. Ini yang pertama. Barangkali yang kedua nanti bisa dilaksanakan di halaman balai kota dan diikuti warga Muhammadiyah secara lebih luas lagi,” tandasnya.

(Yuda/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini