Surabaya, KLIKMU – Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulak Banteng berada di kawasan yang mayoritas penduduknya NU. Fakta itu terungkap dalam Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kenjeran yang berlangsung pada Ahad (20/8) lalu di Masjid At Takwa Perintis.
Masjid ini merupakan salah satu amal usaha Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Bulak Banteng. Dalam acara itu juga dilakukan pengukuhan PRM Bulak Banteng.
Terpilihnya PRM Bulak Banteng sebagai tuan rumah pengajian perdana ini bukanlah tanpa sebab. PCM Kenjeran menilai PRM Bulak Banteng sebagai ranting percontohan.
Mengapa? Walau mayoritas warganya berasal dari kalangan NU, para pimpinan bisa merangkul mereka dengan pendekatan dakwah kultural.
Di sini, dakwah Islam Muhammadiyah tidak dilakukan dengan saklek. Kendati begitu, tidak menghilangkan substansi Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Dakwah yang dilakukan PRM dikemas dengan menarik. Antara lain melalui kegiatan sosial seperti pembagian zakat, pembagian sembako, pengobatan gratis, dan kegiatan kurban.
Di Masjid At Takwa inilah semua kegiatan PRM dipusatkan. Ketika azan berkumandang, tidak hanya orang tua yang bergegas ke masjid. Ibu-ibu pun dengan semangat membawa serta anaknya.
Takmir Masjid Ramah Anak
Lia, misalnya. Salah satu jamaah ibu-ibu Masjid At Takwa itu sangat senang bisa shalat berjamaah di Masjid At Takwa dengan membawa dua buah hatinya yang masih kecil.
“Anak saya dua dan aktif semua kalau ke masjid, mesti lari-lari. Tapi, alhamdulillah takmirnya tidak pernah marah. Hanya bilang ‘Anak shalehah kalau ada yang shalat, lari-larinya ditahan dulu ya. Nanti setelah shalat boleh lari-lari lagi’,” ucapnya menirukan pesan takmir, saat ditemui KLIKMU.CO Selasa (22/8).
Demikian pula Afaq, salah satu jamaah masjid yang masih berusia remaja. Dia mengaku suka mengaji di sini karena pengurusnya baik-baik.
“Bahkan kalau habis pengajian, kita selalu diberi makan dulu baru boleh pulang,” ujarnya secara terpisah.
Sementara itu, Ketua PRM Bulak Banteng M. Ainur Rohim SAg mengungkapkan harapan besarnya kepada semua warga Muhammadiyah Ranting Bulak Banteng agar tetap solid dan kompak menjaga eksistensi dakwah Muhammadiyah di tengah mayoritas NU. Yakni, dengan menguatkan dakwah jamaah lewat kegiatan-kegiatan masjid dan shalat berjamaah.
“Anak-anak juga kami siapkan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Untuk mempererat hubungan dengan wali santri, kami mengadakan pengajian keliling kelompok ibu-ibu wali santri. Setiap ada momen tertentu, kami juga mengundang fakir miskin dan dhuafa untuk diberikan santunan dan zakat fitrah,” jelas kepala SMA Al Irsyad itu.
Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu, diharapkan program-program kegiatan masjid bisa terlaksana, pembangunan masjid berjalan lancar, dan pelaksanaan Idul Adha tahun depan lebih banyak lagi.
“Karena yang ikut patungan tidak hanya dari warga Muhammadiyah, tapi justru banyak warga nahdliyin dengan sukarela membantu. Kurban patungan yang dilakukan tiap tahun 95 persen pesertanya dari warga nahdliyin (NU) sehingga tiap tahun bisa nyembelih 7 hingga 10 ekor sapi,” bebernya.
Ketua PCM Kenjeran Ali Fauzi menegaskan bahwa mendakwahkan dan membesarkan Muhammadiyah di tengah masyarakat majemuk hendaknya dilakukan dengan metode yang cerdas dan bijak. Terutama ranting yang merupakan basis masyarakat hendaknya kreatif dan inovatif dalam mengimplementasikan gerakan jamaah dan dakwah jamaah.
“Dengan begitu, Muhammadiyah bisa diterima dengan baik oleh masyarakat umum,” ucapnya di tempat terpisah kepada KLIKMU.CO. (Fu’adah/AS)
1 Comment