Survei Muhammadiyah Versi Denny JA: Realistis atau Ada Unsur Politis?

0
236

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Patut diapresiasi, kita tidak reaktif atas informasi yang dirilis oleh surveyor cukup terkenal di Indonesia. Sebagai catatan baik dan positif selama hasil surveinya dapat dipertanggungjawabkan, baik pendekatan ilmiah ataupun tidak. Hak setiap orang untuk berpendapat, apalagi ada dasar yang melandasinya.

Sebagai salah satu warga persyarikatan Muhammadiyah menyikapi beredarnya hasil survei Denny JA dapat diambil nilai positif dikarenakan hal itu salah satu bentuk informasi yang mengingatkan kepada organisasi Muhammadiyah, dan perbuatan tersebut bagian dari menjalankan syariat Islam, yaitu saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran.

Muhammadiyah sebagai organisasi persyarikatan yang di dalamnya terkumpul orang-orang, sama halnya dengan organisasi lain terdapat orang-orang yang berusaha untuk mengabdi berdakwah atau mengajak berbuat kebaikan, menyerukan kebenaran dan mengajak untuk menghindari dan menjauhkan diri dari keburukan dan kemunkaran terhadap ajaran agama Islam.

Saat hasil rilis survei muncul dengan sampel yang diambil, pada tahun 2005 menyentuh di angka 9,4% mengaku warga Muhammadiyah dan kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan hingga menyentuh ke angka 5,7% jumlah yang mengakui sebagai warga Muhammadiyah.

Dari hasil rilis tersebut beragam yang mengomentari kurang lebih seperti beberapa di antaranya yaitu: 1) Hanya sekedar share link informasi, 2) mengomentari bahwa survei tersebut para surveyornya bukan orang-orang Muhammadiyah, 3) Mengomentari “biarkan hasil survei tersebut menginformasikan jumlah warga Muhamadiyah sedikit yang penting kualitas”, 4) Mengomentari “harus menjadi catatan bagi pimpinan Muhammadiyah”, 5) Mengomentari “data riil di level cabang dan ranting masih didominasi orang tua, yang muda cenderung kurang minat dan enggan berkolaborasi, dan banyak komentar-komentar lainnya.

Muhammadiyah memang sudah makan garam, namun juga bukan berarti tidak ada kelemahan dan kekurangan dalam tubuh persyarikatan. Disadari atau tidak, kita warga Muhammadiyah harus jujur dan terbuka pada siapa pun, bahwa apa yang disampaikan dalam rilis tersebut ada benarnya namun tidak mutlak benar saat ditarik dalam perspektif tertentu. Saat narasi yang dikembangkan ada penurunan hanya karena sampel ditanya sebatas pengakuan lisan atau tulisan yang tidak mengikat.

Jangankan warga biasa. Guru, dosen, staf dan karyawan yang bekerja di Muhammadiyah belum tentu mengatakan pengikut Muhammadiyah, bahkan sangat mungkin karena takut, malu dan masih malu-malu menyatakan diri sebagai warga Muhammadiyah atau karena hal lainnya sehingga mereka masib berat menyatakan dirnya sebagai warga Muhammadiyah.

Hal tersebut masih terjadi di lingkungan Muhammadiyah, apalagi saat kasus perbedaan paham idul fitri dan idul adha. Sempat dibuat opini tentang pegawai Muhammadiyah atau warga Muhammadiyah? Dan sempat menuai berbagai tanggapan.

Disadari betul oleh warga Muhammadiyah, bahwa di Muhammadiyah saat ini boleh dikatakan minus figur yang menjadi teladan umat. Bahkan dari pimpinan-pimpinan yang ada di berbagai level tingkat persyarikatan kecenderungan sangat elitis, kurang berbaur dengan masyarakat grasroot. Apalagi aktifis anak-anak muda Muhammadiyah cenderung ada dalam lingkaran kelompok dan entitas internal semata seputar yang bergerak diseputar lingkaran sekolah dan perguruan Muhammadiyah, nyaris kurang berkolaborasi dengan masayarakat luas.

Keberadaan Muhammadiyah kehadiranya dapat dirasakan manfaatnya, namun masyarakat yang ikut merasakan enggan mengakui sebagai warga Muhammadiyah karena faham beragamanya masih tidak sepaham dengan Muhammadiyah sekalipun anak dan cucunya sekolah di Muhammdiyah. Hal seperti itu sangat banyak, namun bagi Muhammadiyah tidak jadi tujuan jumlah pengikut atau yang mengikuti, Muhammadiyah bertujuan untuk mewujudka masyarakat utama yang sebenar-benarnya sesuai ajaran Islam. Saat ada masyarakat muslim memiliki tujuan tersebut, maka itu bagian dari niat dan tujuan yang sama. Dengan hal itu tidak mesti harus diklaim sebagai pengikut Muhammadiyah.Yang penting bagi persyarikatan Muhammadiyah tercapai visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai.

Muhammdiyah hanya sarana untuk mencapai tujuan, adapun pengakuan diri Muhammadiyah atau bukan tidak ada soal bagi Muhammadiyah. Hanya perlu disampaikan kepada siapapun yang beraktifitas di Muhammadiyah baik itu dipersyarikatan langsung masuk dalam struktur, guru, dosen, staf dan karyawan amal usaha Muhammadiyah seperti di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, klinik kesehatan, panti jompo, panti asuhan, koperasi, dan pengurus masjid dan majlis talim dan juga amal usaha lainnya.

Diharapkan untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan ranting-ranting dan cabang Muhammadiyah di mana saat ini berdomisili, jangan sungkan dan enggan karena level pimpinan persyarikatan sangat rendah terlalu dibawah. Kemuliaan bukan terletak pada tingkatan level organisasi melainkan ketulusan berkhidmat, apalagi hanya sekedar bekerja di Muhammadiyah sementara aktif di organisasi Islam yang berhaluan ideologi atau platfom gerakan yang berbeda, sebaiknya hal tersebut dihindari untuk menjaga sikap yang bertentangan dengan visi dan misi serta tujuan Muhammadiyah.

Hasil survei dan rilis di media online terkait dua ormas besar di Indonesia dijadikan momentum evaluasi dan introspeksi diri bagi warga Muhammadiyah di mana pun berada. Generasi muda atau angkatan Muda Muhammadiyah harus turun untuk urun rembug kembali ke cabang dan ranting Muhammadiyah, karena memang fakta dan realita kondisi cabang dan ranting Muhammadiyah sangat memprihatinkan.

Begitu pun para guru, dosen, staf dan karyawan yang bekerja dan berkhidmat di amal usaha Muhammadiyah untuk ikut serta berpartisipasi menggerakkan seoptimal mungkin berbagai potensi yang dimiliki Muhammadiyah dicabang atau ranting. Membuat dinamika organisasi Muhammdiyah ditingkat cabang dan ranting lebih hidup dan menghidupkan warga Muhammadiyah dan masyarakat lainnya. Melakukan pembaharuan program kegiatan yang aplikatif dan solutif diberbagai majlis dan lembaga untuk kepentingan umat bangsa dan negara. Memajukan gerak laju dan langkah dakwah bersama dan berjamaah dengan bekal berbagai disiplin ilmu yang dimiliki, tidak harus berlatarbelakang ilmu keislaman yang parsial.

Buat apa ramai diperbincangkan kelemahan dan kekurangan persyarikatan Muhammadiyah, sementara diri kita hanya wait and see karema entah harus mulai darimana berbuat. Rasanya benar apa yang terjadi saat ini, diakui atau tidak selain krisis pigur teladan umat juga terjadi krisis kepekaan dan kepedulian para pegawai amal usaha terhadap gerakan dakwah secara kultural di lingkungan Muhammadiyah dan diluar dengan atas nama diri sebagai warga Muhammadiyah.

Padahal para guru, dosen, staf dan karyawan amal usaha Muhammadiyahb atau anggota lainnya bermacam-macam profesi rata-rata secara strata pendidikan orang-orang terpelajar berpendidikan tinggi, namun saat harus guyub urun rembug di tingkat cabang dan ranting sangat-sangat terlihat kurang sekali. Wajar saja ketika disurvei banyak diantara warga Muhammadiyah tidak menyatakan terbuka, atau memang surevinya pelosok desa yang warga Muhammadiyahnya sangat minus.

Rilis survei tersebut ada kesan sangat politis. Pasalnya saat ini lagi hangat dan panas menjelang pemilu presiden. Dugaan sementara survei tersebut untuk menaikkan citra ormas tertentu dan menurunkan citra ormas lainnya, sehingga para pihak yang berkepentingan dapat menghitung ulang kalkukasi politik pemilu presiden. Jikalau itu tujuannya sangat keterlaluan dan kurang etis, patut diduga rilis hasil survei ini ada niat lain karena sepintas ada tujuan dibalik survei tersebut.

Terlebih saudara Denny JA selama ini pemilik survei yang selalu diperjualbelikan untuk kepentingan survei politik saat pemilu presiden dan pemilukada. Semoga ini bukan tuduhan, melainkan analisa subjektif dari warga Muhammadiyah Jawa barat. Kiranya segala hal sesuatu yang terjadi akan ada hikmah positif, namun jika benar ada tujuan lain yang sarat dengan nilai politis. Wallahu’alam. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini