NSW Australia, KLIKMU.CO – Muktamar Ke-48 Muhammadiyah yang saat ini sedang berlangsung di Surakarta diharapkan dapat mengasilkan keputusan yang bermanfaat bagi Persyarikatan Muhammadiyah, baik di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Mengingat dalam dua dekade terakhir ini, geliat Persyarikatan di luar negeri semakin meningkat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales Australia mendukung sepenuhnya perhelatan akbar Muhammadiyah tersebut. Meskipun tidak hadir secara fisik di lokasi muktamar, mereka telah mengirimkan beberapa aspirasi atau usulan yang diharapkan dapat dibahas dalam muktamar.
Surat aspirasi PRIM NSW tersebut telah disampaikan kepada Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia Ustadz H. Hamim Jufri yang akan menghadiri langsung muktamar di Surakarta. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua PRIM NSW Haidir Fitra Siagian PhD dan Sekretaris Dr Izza Rohman MA.
“Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales (NSW) Australia berkomitmen untuk mendukung internasionalisasi Muhammadiyah, di benua Australia secara khusus, dan di seluruh dunia secara umum. Internasionalisasi Muhammadiyah adalah suatu ikhtiar mengaktualisasikan Islam sebagai rahmat seluruh alam yang menandai gerakan pencerahan pada abad kedua Muhammadiyah,” kata Haidir Fitra Siagian dalam pembuka surat aspirasi terkait muktamar tersebut sebagaimana diterima KLIKMU.CO, Jumat (18/11/2022).
Berikutnya, hasil Muktamar Ke-47 di Makassar telah dengan kuat mendorong langkah internasionalisasi ke tahapan yang lebih jauh, yang kemudian di antaranya berhasil membuahkan pendirian amal usaha Muhammadiyah di beberapa negara, tak terkecuali di Australia (dengan beroperasinya Muhammadiyah Australia College [MAC] secara resmi di Melbourne mulai 21 Desember 2021). Penguatan internasionalisasi Muhammadiyah sepatutnya dapat didorong kembali melalui Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta.
“Oleh karena itu, PRIM NSW Australia bermaksud menyampaikan beberapa pandangan untuk dapat disampaikan/disuarakan oleh PCIM Australia,” lanjutnya.
Pertama, secara umum internasionalisasi Muhammadiyah perlu menjadi suatu perspektif yang juga merasuk ke dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) Muhammadiyah. Untuk menampung kebutuhan penguatan internasionalisasi, ada beberapa bagian di AD-ART yang dapat dipertimbangkan (bersama dan secara saksama) untuk dimusyawarahkan/ditambahkan.
Misalnya, poin atau ketentuan tentang ranting istimewa dan pimpinan ranting istimewa, yang secara de facto telah mewujud dan turut mengembangkan gerak dakwah Persyarikatan di mancanegara.
Kemudian, poin atau ketentuan tentang anggota biasa atau anggota luar biasa, yang dapat disesuaikan untuk mengantisipasi perkembangan ataupun kebutuhan pengembangan dari internasionalisasi Muhammadiyah — terutama di negara di mana Amal Usaha Muhammadiyah sudah berdiri. Misalnya: syarat kewarganegaraan (yakni WNI) bagi anggota biasa dapat diperluas mencakup juga “warga negara (citizen) di suatu negara di mana Muhammadiyah terdaftar sebagai organisasi yang memiliki kedudukan hukum”.
Kedua, secara khusus internasionalisasi Muhammadiyah di Australia perlu diperkuat dengan pendirian amal usaha Muhammadiyah di negara bagian selain Victoria (yang sudah memiliki MAC). New South Wales, yang beribukotakan Sydney, adalah wilayah yang penting dan strategis bagi penguatan gerak Muhammadiyah di Australia.
“Dalam hal ini, kiranya rencana PRIM NSW perlu mendapat dukungan dari segenap pihak, termasuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” pungkasnya. (AS)