21 November 2024
Surabaya, Indonesia
Kabar PCM PRM

Teladan Muhammadiyah-NU Diakui Warga Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran

Kokam dan Banser mengawal warga Muhammadiyah dan NU dalam karnaval di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan. (Winarto/KLIKMU.CO)

Lamongan, KLIKMU.CO – Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama) kembali memberikan teladan dalam hal kebersamaan. Hal tersebut tampak pada acara karnaval memperingati Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan, Ahad (20/8).

Pada momen ini, Muhammadiyah dengan seluruh ortomnya serta NU dengan seluruh banomnya berjalan beriringan dikawal oleh pasukan paramiliter Kokam dan Banser.

Keberadaan dan peran aktif kader Muhammadiyah dan NU dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat selama ini memang sangat besar. Contoh yang paling mendasar adalah seperti dalam menjaga kerukunan antarumat beragama, kondusivitas lingkungan, dan peningkatan ekonomi masyarakat pada suatu daerah.

Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini juga selalu mendukung berbagai program pemerintah. Bersinergi dan bekerja sama yang baik senantiasa terjalin dengan kuat. Meski demikian, Muhammadiyah dan NU tetap kritis dalam mengawal kebijakan-kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan kemaslahatan umat.

Pengakuan itu disampaikan oleh Haris, warga RT 003, RW 001, Dusun Banjaranyar, Desa Banjarwati, di sela-sela kemeriahan acara karnaval Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia di Desa Banjarwati.

Menurutnya, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini selalu saling menguatkan. Jika selama ini ada sedikit perbedaan, itu adalah hal yang biasa.

“Menurut saya, Muhammadiyah dan NU itu adalah organisasi besar yang memiliki peran penting bagi Indonesia karena mereka selalu saling menguatkan,” kata Haris.

“Kalau selama ini ada beberapa perbedaan ya, saya pikir wajarlah. Jangankan dalam organisasi yang besar seperti Muhammadiyah dan NU, dalam keluarga kita saja ada kan beberapa perbedaan. Jadi, perbedaan-perbedaan itu adalah hal biasa,” lanjutnya.

Haris menekankan lagi bahwa perbedaan pada tubuh Muhammadiyah dan NU adalah sebuah kewajaran yang tidak perlu diperdebatkan, apalagi dicari keselahan serta kebenarannya.

“Perbedaan itu adalah hal yang tidak perlu diperdebatkan karena berbeda itu indah sehingga tidak perlu dicari siapa yang salah siapa yang benar,” pungkasnya.

Ali Fauzi, pengurus RT 003, RW 001, menjelaskan terkait tema yang diangkat pada perayaan HUT RI kali ini. Ia menjelaskan, tema karnaval kali ini ialah mengangkat dua ormas terbesar di Indonesia itu.

“Karnaval kali ini temanya berbeda dengan RT lain, yaitu mengangkat dua ormas terbesar di Indonesia. Muhammadiyah dengan ortomnya dan NU dengan banomnya. Hal itu menunjukkan betapa sejuknya kedua ormas tersebut dengan tagline di banner yang tertulis ‘Tuhan Kita Sama Hanya Ormas Kita yang Berbeda’,” jelas pria yang akrab dengan panggilan Juragan Ali tersebut.

Di tempat terpisah, Khoirul Huda, perwakilan pemerintah Desa Banjarwati, menyampaikan rasa syukur serta harapan atas terselenggaranya kegiatan perayaan Peringatan HUT Ke-78 RI ini.

“Alhamdulillah, perayaan kali ini berjalan lancar meski di sana-sini masih ada kekurangan. Terkait tema yang diangkat oleh RT 003, RW 001, diharapkan ini benar-benar menjadikan teladan dan keteduhan di masyarakat kami,” ujarnya. (Winarto/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *