Tentang surah al-Ikhlas

0
1489
surah al-ikhlas

surah al-ikhlas

[1] Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Esa, [2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
[3] Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, [4] dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Sebagian ulama mengartikan Allah adalah kata untuk Tuhan di semua bahasa. Tiap utusan Allah menyampaikan bahwa Allah adalah Tuhan, bahasa apapun mereka bicara. Misalnya, kata Eloah untuk bangsa Yahudi, kata Ellah untuk bangsa Aramaic, dan Elohim sama dengan Allahumma dalam bahasa Arab.

Nabi Muhammad (saw) bersabda, “demi Dia yang jiwaku di Tangan-Nya, sungguh surat al-Ikhlas itu setara dengan sepertiga al-Quran.” (Shahih Bukhari)

Prof. Hamka: Yang Tuhan itu ialah Mutlak Kuasa-Nya, tiada terbagi, tiada separuh, tiada bandingan dan tiada tandingan. Tidak pula ada tuhan yang nganggur, belum bertugas sebab bapanya masih ada! Itulah yang diterima oleh perasaan yang bersih murni, dirasakan oleh akal cerdas yang tulus. Kalau tidak demikian, kacaulah dia dan tidak bersih lagi. Itu sebabnya maka surat ini dinamai pula surat al-Ikhlas; artinya sesuai dengan jiwa murni manusia, dengan logika; dengan berfikir teratur.

Imam al-Ghazali: Kepentingan al-Quran itu ialah untuk ma’rifat terhadap Allah, terhadap hari akhirat, dan terhadap as-Shirath al-Mustaqim. Ketiga ma’rifat ini sangat penting. Adapun yang lain adalah pengiring dari yang tiga ini. Surat al-Ikhlas mengandung satu dari ma’rifat yang tiga ini, yaitu Ma’rifatullah, dengan membersihkan-Nya, mensucikan fikiran terhadap-Nya dengan mentauhidkan-Nya dari jenis dan macam.

Nabi (saw) di setiap malam mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu meniup dan membacakan surat al-Ikhlash, al-Falaq, dan an-Naas. Kemudian mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang terjangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan itu sebanyak tiga kali. (Berdasar hadits riwayat A’isyah di Shahih Bukhari)

Imam Ibn al-Qayyim: Nabi (saw) selalu membaca pada shalat sunnah fajar dan shalat witir kedua surat al-Ikhlas dan al-Kafirun.

Referensi:

Tafsir al-Azhar, Juz XXX, Prof. Hamka

Tafsir Shuwar Linguistic, Dr. Nu’man Ali Khan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini