Jombang, KLIKMU.CO – Rapat periodik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya menjadi momentum untuk menjajal Muhammadiyah Training Center (MTC). Amal usaha baru milik PDM Surabaya tersebut berlokasi di Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (13-14/10), tersebut diikuti oleh anggota PDM dan PDA Kota Surabaya.
Wakil Ketua PDM Surabaya Drs H Zayyin Cudlori MPd mengatakan, awal mula rencana mendirikan balai diklat atau pusat training ini adalah saat melihat amal-amal usaha Muhammadiyah Surabaya baik sekolah, panti asuhan, dan sebagainya sering berkegiatan di luar atau outbound satu bulan bisa 4-5 kali.
“Karena itu, tebersit rencana daripada menyewa di tempat lain, kenapa tidak lebih baik kita memiliki sarana outbound sendiri,” terang Zayyin.
Akhirnya, lanjut Zayyin, PDM mulai mencari lahan di Trawas yang masih milik Newstart Trawas. Namun luasnya tidak sampai 1.000 meter persegi dan per meternya minta Rp 700-800 ribu. Karena itu, PDM keberatan.
“Kemudian, ada informasi dari orang Ngagel yang mempunyai lahan cengkih dan durian ditawarkan Rp 100 ribu per meter dengan luas 3,3 hektare. Harga sudah tidak bisa ditawar, namun bisa meminta keringanan pembayaran dalam jangka dua tahun,” paparnya.
“Kami pun merancang pendapatan dari siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA Muhammadiyah se-Kota Surabaya sebesar Rp 5-10 ribu per bulan dalam jangka waktu dua tahun lunas,” imbuhnya.
Untuk rencana ke depan, ungkap Zayyin, MTC tidak hanya digunakan outbound untuk anak-anak, tetapi juga untuk umum bilamana memungkinkan. Selain itu, yang memanfaatkan tidak hanya dari Surabaya, namun juga dari Muhammadiyah Mojokerto, Jombang, bahkan Kediri.
Berapa total biaya pembangunannya? Menurut Zayyin, total biaya keseluruhan sampai saat ini telah mencapai Rp 8 miliar.
“Dari awal kita membeli lahan senilai Rp 3,3 miliar. Awalnya rencana bangunan biasa, namun karena pergantian pengurus ada ide dibuat kapal laut,” tuturnya.
“(Karena) kalau membuat gedung kapal laut di tepi laut sudah biasa, namun ini dibangun di atas gunung. Yang membuat lebih unik adalah view lingkungan sekitarnya yang indah serta di bawah terdapat sungai yang airnya tidak pernah berhenti mengalir,” imbuhnya.
Zayyin melanjutkan, untuk konsumsi air, PDM Surabaya hanya membayar Rp 350 ribu per tahun. Airnya segar dan bersih langsung dari pegunungan.
“Hari ini (Jumat, Red) kami mulai menempati MTC dengan menggelar rapat periodik dan menginap,” ungkapnya.
Ke depan, lanjut Zayyin, setiap trapnya akan dibangun wahana. Trap yang paling bawah rencananya dibangun pemandian dengan total empat trap. Sementara untuk biaya menginap rencananya dibuat sangat terjangkau. Yakni, satu hari satu malam sekitar Rp 125-150 per orang, sudah termasuk makan.
“Sebagai usulan, setiap ada orang yang datang sebagai ikon penyajian awal akan dijamu ketan durian dan masakan khas ayam kampung serta UMKM warga sekitar. Seperti durian maupun kopi khas Wonosalam yang bisa dibeli untuk oleh-oleh sebagai bagian dari pemberdayaan warga sekitar,” ungkapnya.
Peletakan Batu Pertama oleh Abdul Mu’ti
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Dr HM Ridlwan MPd menambahkan, peletakan batu pertama MTC dilakukan pada 2016 oleh Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Abdul Mu’ti MEd. Saat itu didampingi Dr dr H. Sukodiono MM (Rektor UM Surabaya) dan Ir H. Tamhid Masyhudi (Sekretaris PWM Jawa Timur kala itu).
“Karena banyaknya amal usaha sekolah maupun panti asuhan yang sering mengadakan kegiatan di luar kota, akhirnya Muhammadiyah Surabaya mendirikan MTC. Harapan utamanya untuk penggemblengan para kader di sekolah-sekolah Muhammadiyah, juga Hizbul Wathan, Tapak Suci, Kokam, sehingga benar-benar menjadi pusat pengaderan warga Muhammadiyah,” tuturnya.
“Tidak hanya warga Muhammadiyah Surabaya, kami juga sangat berharap dari PDM maupun PCM se-Jawa Timur bisa menikmati pusat diklat MTC Wonosalam tersebut,” imbuhnya.
Karena dulu peletakan batu pertama oleh Sekum PP Muhammadiyah, Ridlwan berharap peresmiannya nanti juga dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan mengundang Pimpinan Daerah Muhammadiyah lainnya.
Sementara itu, pengelolaan MTC diserahkan kepada pengurus MTC yang dikomandani oleh Ustadz Muhammad Na’im MPd.
“Tidak hanya murni bisnis, namun ada misi dakwahnya, yakni mengenalkan amal usaha yang dimiliki oleh PDM Surabaya,” tandasnya.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Surabaya Hj Alifah Hikmawati SThI menyatakan, bulan depan pihaknya akan mengadakan rapat kerja daerah (rakerda) bersama PCA se-Kota Surabaya sebanyak 123 peserta di Muhammadiyah Training Center yang dibagi menjadi dua gelombang.
“Mudah-mudahan dengan diawali oleh PDA Surabaya menggelar rakerda akan menjadi inspirasi bagi yang lainnya untuk menggunakan MTC,” katanya.
(Yuda/AS)