Tiga Legasi PWM Jatim di Milad Ke-111 Muhammadiyah

0
47
Dari kiri, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Rektor UMM Fauzan, Ketua PWM Jatim Sukadiono, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat penyerahan pondok pesantren dari UMM ke PWM. (Istimewa/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Ada tiga legasi yang dilakukan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada momen Milad Ke-111 Muhammadiyah ini. Pertama, PWM Jatim akan mendirikan rumah sakit premium yang cukup megah dan bakal menjadi rumah sakit unggulan.

Rumah sakit yang diberi nama Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Premium Jatim ini berlokasi di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. PWM Jatim sudah membeli seharga Rp 63 miliar. Adapun anggaran pembangunannya mencapai sekitar Rp 300 miliar.

Pendirian amal usaha ini semakin menegaskan bahwa Muhammadiyah selalu concern di bidang kesehatan.

“Untuk terus meningkatkan Muhammadiyah di bidang kesehatan. Sebab, kualitas gizi dan kesehatan bangsa Indonesia ini masih kurang. Karena itu, Muhammadiyah selalu membersamai masyarakat dalam menyehatkan bangsa,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat mengisi memberikan sambutan dalam acara “Mengawal Politik Kebangsaan Muhammadiyah” di Kantor PWM Jatim, Sabtu (11/11).

Kedua, membangun pondok pesantren modern Muallimin Muhammadiyah yang diberi nama Pondok Pesantren Abdul Malik Fadjar. Pondok ini berlokasi di Malang.

Awalnya pondok ini dibeli UMM seharga Rp 5,5 miliar. Kemudian diserahkan kepada PWM Jatim. Bangunannya pun sudah jadi. Pondok pesantren ini berdiri di atas lahan seluas 1,1 hektare.

Menurut Haedar, pembangunan pondok pesantren modern ini merupakan salah satu usaha mencerdaskan bangsa yang tak pernah putus dilakukan Muhammadiyah. Sebab, tantangan pendidikan kini kian berat.

Human development index Indonesia di bawah negara ASEAN yang lain. Daya saing bangsa juga masih di bawah. Maka, kita tidak boleh lengah. Karena itu, Muhammadiyah ingin terus membangun pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seraya memperkokoh moral. Karena membangun kecerdasan berbangsa dan bernegara tidak hanya soal fisik, tapi juga moral dan etik. Seperti lirik lagu Indonesia Raya, bangunlah jiwanya bangunlah badannya,” terangnya.

Ketiga, mobilisasi dana Palestina Muhammadiyah Jawa Timur telah mencapai Rp 10,3 miliar. Dana itu nanti akan dikumpulkan menjadi satu dengan PP Muhammadiyah.

Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak hanya memberikan pembelaan secara politik diplomasi dan moral global terhadap Palestina, tapi juga berupaya meringankan beban mereka. Apalagi kini telah ada 10 ribu nyawa melayang.

Tapi, poin pentingnya lagi, kata Haedar, ajakan atau semacam desakan kepada PBB dan negara maju agar tegas menghentikan perang yang dilakukan Israel kepada Palestina. Sebab, ini sudah sangat brutal.

“Padahal, satu nyawa saja di negara maju diperjuangkan atas nama hak asasi manusia. Apalagi ini puluhan ribu nyawa. Maka, ambivalensi atau standar ganda politik negara maju harus dihentikan. Kalau peradaban dunia ingin diselamatkan, hentikan perang ini,” terangnya.

Terkait gerakan boikot produk-produk Israel, Haedar menyatakan bahwa itu sudah otomatis dilakukan. Tapi, yang paling penting sikap kita ingin menghentikan agresi.

“Biarkan ada boikot, demonstrasi, dan lain-lain, tapi yang penting negara yang punya hak veto harus tidak tegas, hentikan agresi, hentikan perang. Mereka harus mengakui Palestina menjadi negara merdeka. Sampai kapan politik global ambigu?” kecam Haedar.

 (Achmad San)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini