Tiga Pesan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah di Pengukuhan PDM-PDA Surabaya

0
122
Prof Dr Abdul Mu'ti MEd saat memberikan sambutan dalam pengukuhan dan silaturahmi guru karyawan Muhammadiyah. (Nashiiruddin/KLIKMI.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti menyampaikan tiga pesan kepada warga Muhammadiyah yang hadir dalam Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Surabaya Periode 2022-2027 serta Silaturahmi Guru-Karyawan Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Surabaya di Airlangga Convention Center, Selasa (13/6).

“Pertama, saya ingin menjelaskan bahwa pimpinan itu adalah amanah. Kepemimpinan itu adalah tanggung jawab dan kepemimpinan itu adalah proses di mana kita ini berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya,” terang Abdul Mu’ti.

Mu’ti menambahkan, kepemimpinan itu harus dibangun di atas prinsip kompetensi. Atau dalam istilah yang ada di PDM Kota Surabaya ini adalah kepemimpinan yang profesional. Pemimpin di Muhammadiyah itu dipilih, bukan dengan mempertimbangkan rasa. Bukan mempertimbangkan kesukuan dan bukan mempertimbangkan beberapa aspek.

“Tetapi dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan, kompetensi, integritas, dan berbagai kemuliaan yang berada kepribadian para pemimpin. Kalau dalam Al-Quran Allah berfirman

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا

Artinya: Allah memerintahkan kepada kamu sekalian untuk menyampaikan amanah kepada ahlinya kepada orang yang punya kemampuan kepada mereka yang memang mampu melaksanakan kemampuan,” ujarnya.

Inilah prinsip penting yang menjadi kunci mengapa Muhammadiyah senantiasa tampil untuk melaksanakan amanah baik-baiknya dan amanah dengan penuh tanggung jawab.

Kedua, menurut Mu’ti, kepemimpinan di dalam Muhammadiyah itu adalah berdasarkan sistem dan tidak bergantung pada sinten. Inilah kekuatan Muhammadiyah. Kepemimpinan boleh saja silih berganti, tetapi rasa memiliki tetap ada. Muhammadiyah memiliki sistem organisasi yang rapi.

“Alhamdulillah, Muhammadiyah dan Aisyiyah tetap berkembang menjadi gerakan yang terus memberikan makna bagi kehidupan umat dan kehidupan bangsa. Pemimpin sebagai amanah kepemimpinan bukan sebagai wujud kepuasan, bukan sebagai wujud dimana seseorang itu melaksanakan organisasi semaunya. Tetapi sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat. Inilah saya kira kunci yang menjadi sekali lagi The Secret of Muhammadiyah season ability, kunci dari keberlangsungan Muhammadiyah,” terang tokoh asal Kudus, Jawa Tengah, tersebut.

Ketiga, pimpinan itu sebagai eksekutor dan bila perlu memberikan reward. Memberikan penghargaan yang berprestasi. Tetapi, pemimpin juga harus memberikan hukuman apabila ada kesalahan yang sudah dilakukan.

Harus berani memutuskan walaupun risikonya tidak disukai. Tidak populer terhadap tugas keputusan karena keputusan harus diambil dengan prinsip musyawarah kolektif kologial.

“Keputusan kepatuhan ketika sudah bulat harus diambil dan dijalankan. Kecuali ketika pemimpin yang melakukan maksiat, tidak boleh diikuti,” pungkasnya.

Acara pengukuhan dan silaturahmi ini juga dihadiri oleh Dr dr Sukodiono MM (Ketua PWM Jawa Timur), Dra Hj Rukmini Amar MAp (Ketua PWA Jatim), Eri Cahyadi MT (Wali Kota Surabaya), Dr H Ridlwan MPd (Ketua PDM Surabaya), Hj Alifah Hikmawati SThI (Ketua PDA Surabaya), dan Dikky Syadqomullah SHI MHES (Ketua Majelis Dikdasmen PDM Surabaya). (Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini