19 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita SekolahMu

Tips Memilih Teman dan Adab Bergaul dalam Islam

Ustadz Munahar SHI saat memberikan motivasi kepada peserta Darul Arqam (DA) kelas IV SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). (Azizah/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Kita semua adalah saudara. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 10 yang berbunyi: Innamal mukminuuna ikhwatun (sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Layaknya satu tubuh, jika ada satu bagian tubuh yang sakit, maka tubuh yang lain akan ikut sakit.

Demikian petikan materi yang disampaikan Ustadz Munahar SHI saat mengawali motivasi kepada peserta Darul Arqam (DA) kelas IV SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Sabtu (9/4/2022).

Karena bersaudara, maka diperlukan adab bergaul dengan teman sebaya. Menurut Ustadz Munahar, adab bergaul itu ada empat yang harus diperhatikan. Mulai dari saling menghormati, saling tolong menolong, cinta dan kasih sayang, hingga saling menasihati.

“Tidak mengganggu teman adalah contoh saling menghormati,” ungkapnya.

Ia juga memberi tips bagaimana mencari teman dalam Islam. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam memilih teman, yaitu mencari teman yang cerdas, memiliki akhlak yang baik bukan orang fasik (orang yang suka membuat onar/kerusakan), dan bukan orang yang rakus.

Mengapa kita harus memilih teman? Sebab, kata dia, jika kita ingin mengetahui orang tersebut 5-10 tahun ke depan menjadi apa, maka bisa dilihat dari teman mereka sekarang.

“Itulah pentingnya memilih teman yang baik. Ibaratnya jika berdekatan dengan parfum, maka akan tercium bau wangi. Oleh karena itu, jika kita mau menjadi orang baik, maka harus berteman dengan orang baik,” jelasnya.

Selanjutnya, ia juga menuturkan dalam bergaul ada hal-hal yang harus dihindari. Antara lain bermusuhan, suka bertengkar, bergaul bebas, dan melanggar norma, aturan  atau etika.

“Jangan sampai ya kita saling bermusuhan, apalagi sesama muslim, terlebih sesama siswa Mudipat,” paparnya.

Ustadz Munahar juga turut menjelaskan bagaimana etika dalam berbicara. Ia mengibaratkan berbicara itu seperti sebuah teko. Teko akan mengeluarkan sesuai isinya. Jika isinya air, maka ia akan mengeluarkan air. Jika isinya madu, maka ia akan mengeluarkan madu. Pun jika isinya adalah air kotoran, maka ia akan mengeluarkan air kotoran pula.

“Karena itulah bicara baik itu berasal dari hati, kalau hatinya baik maka bicaranya juga akan baik dan sebaliknya,”ungkapnya.

Karena itu dalam berbicara ada beberapa etika yang dapat diterapkan, yaitu bicara dengan baik (tidak ber bohong), melihat wajah lawan bicara, antusias saat bicara, tidak memotong pembicaraan orang lain, beruasaha menghindari perdebatan, dan menghindari ghibah (membicarakan kejelekan orang lain). (Azizah/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *