Oleh: Haidir Fitra Siagian
KLIKMU.CO
Tiba-tiba saya mendapat kiriman foto bersama kedua orang tua kami selama empat tahun lebih di Sydney, Australia. Keduanya merupakan bagian dari tokoh sentral pengembangan Muhammadiyah dan Aisyiyah New South Wales (NSW), juga berperan sebagai donatur utama. Didampingi seorang pengacara kawakan Makassar, yang juga pernah menuntut ilmu di Negeri Kanguru.
Keduanya berasal dari Belopa Kabupaten Luwu. Dan masih punya kekerabatan kental dengan Bangsawan Luwu. Selama hampir sebulan mereka berada di Sulawesi untuk kunjungan keluarga. Jelang kembali ke Australia, singgah di Makassar dan kami dapat bertemu. Semacam reunilah.
Selama kurang lebih dua tahun saya diberi amanah memimpin Muhammadiyah Ranting Istimewa NSW, keduanya sangat aktif. Bahkan boleh dibilang superaktif. Dalam catatan saya, hampir setiap kegiatan Muhammadiyah, mereka hadiri. Tidak ada alasan untuk tidak menghadiri acara Muhammadiyah. Jauh dekat. Siang, sore, sampai malam. Macet atau hujan tidak ada halangan.
Jika ada acara Muhammadiyah yang bertepatan dengan acara lain, dia mengatur waktu. Biasanya beliau memberi tahu saya bahwa akan datang terlambat. Nyatanya, belum acara dimulai keduanya sudah hadir. Saya pernah tanya. Katanya mau terlambat, ternyata sudah hadir. Beliau katakan bahwa sengaja mempercepat pamitan dari acara lain.
Bahkan beberapa kali menyetir kendaraan sendiri puluhan kilometer dari Sydney ke kediaman kami di Wollongong, menyemarakkan syiar Persyarikatan. Pun beberapa kali, mereka menjadi tuan rumah acara Muhammadiyah. Jika menjadi tuan rumah pengajian, mereka akan menyediakan coto Makassar dan kue-kue khas Bugis-Makassar.
Sebagai anggota penasihat PRIM NSW, beliau sangat bersemangat dalam rangka pendirian sekolah Muhammadiyah Sydney. Dari sekian kali rapat atau pertemuan, selalu hadir. Kadang jumlah peserta rapat sedikit yang datang, tetapi jika Pak Aji sudah hadir, suasana rapat akan menjadi lebih semangat.
Kami sekeluarga sangat merasakan kedekatan dengan keduanya. Itulah sebabnya, mereka sudah menjadi orang tua kami selama di Australia. Beberapa kali kami bermalam di rumahnya.
Menghadiri buka puasa atau pengajian. Rumahnya memang cukup megah di Kawasan Wattle Grove, terletak 30 kilometer barat daya distrik pusat bisnis Sydney di wilayah pemerintah lokal Kota Liverpool. Beberapa tokoh nasional sudah pernah datang ke rumahnya, seperti Dr Said Didu, dan Imam Syamsi Ali.
Selain aktif di Muhammadiyah, Pak Aji dan Bu Aji juga aktif dalam organisasi masyarakat Sulawesi, KKSS atau Kerukunan Keluarga Sulawesi Sydney. Dalam organisasi ini, keduanya juga merupakan bagian dari tokoh sentral. Terutama jika ada acara kamping. Tak pernah ketinggalan. Nyetir sendiri sejauh-jauhnya dengan perlengkapan tenda dan lain-lain full bagasi. (*)
Haidir Fitra Siagian, dosen UIN Alauddin Makassar, tokoh muda Muhammadiyah