Tugas Dai Pelajar Muhammadiyah Meluruskan Kesalahpahaman soal Mazhab

0
21
Dikky Syadqomullah mengisi Pelatihan Dai Pelajar Muhammadiyah (PDPM) 3 PW IPM Jatim. (Faqih/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Mendakwahkan Manhaj Tarjih dan Tajdid perlu dilakukan perlahan, khususnya kepada kalangan awam. Tidak perlu banyak berteori ushul fiqh, yang terpenting adalah memperlihatkan wajah Muhammadiyah yang toleran, terbuka, dan tidak beranggapan pendapatnya paling benar.

Hal tersebut ditegaskan oleh Dikky Syadqomullah SHI MHES dalam Pelatihan Dai Pelajar Muhammadiyah (PDPM) 3 Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur (PW IPM Jatim) pada Sabtu (28/10) di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim).

Tidak mengikat diri kepada suatu mazhab, kata mantan ketua PWPM Jawa Timur itu, merupakan salah satu dari sekian pokok Manhaj Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Hal ini sering kali menjadi pertanyaan mendasar bagi orang awam, baik dari eksternal maupun internal warga Muhammadiyah sendiri.

“Tak jarang kecenderungan Manhaj Tarjih dan Tajdid ini kerap menimbulkan salah paham,” imbuhnya.

Misalnya, Muhammadiyah seakan meragukan kualitas imam mazhab, bahkan tidak menghargai warisan tradisi peradaban Islam tersebut. Meluruskan kesalahpahaman ini, kata Dikky, tentu menjadi tantangan sekaligus kewajiban para kader dai Muhammadiyah.

Lebih lanjut, pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jawa Timur 2022–2027 itu menjelaskan, saat ini sulit bermazhab secara konsisten. Seperti kalangan yang menyatakan bermazhab Syafi’iyyah belum tentu membaca utuh kitab Al-Umm.

Dengan demikian, mazhab dipahami Muhammadiyah sebagai bahan pertimbangan hukum Islam sesuai semangat Al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun, tidak ada afiliasi terhadap satu mazhab tertentu.

Di sisi lain, Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) PW IPM Jatim Farhan Alif Ujilast juga menambahkan sekaligus berpesan kepada seluruh pelajar untuk lebih intensif dalam mengkaji Manhaj Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah secara berkelanjutan.

Sebab, hal ini termasuk pengetahuan dasar yang harus dikuasai kader dai. Terutama dai pelajar Muhammadiyah.

“Manhaj Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah itu sebagai ilmu alat atau pengetahuan dasar yang menjadi alat pagi kader-kader Muhammadiyah. Akan sangat berguna dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya menjadi seorang dai. Bisa dalam lingkup sempit seperti pelajar, bahkan lingkup luas kepada masyarkat umum,” tuturnya.

(Faqih/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini