Surabaya, KLIKMU.CO – Di hari kiamat nanti, tidak ada pertolongan kecuali pertolongan yang datangnya dari Allah SWT. Dan golongan yang akan mendapatkan pertolongan tersebut ada tujuh.
Yakni, pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rab-nya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah; keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah.
Kemudian, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata ‘aku takut kepada Allah’, seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis.
Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah tersebut disampaikan oleh Ustadz Dzanur Roin MPdI dalam safari subuh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya di Masjid Arif Rahman Hakim Jln Kanser No 2 Tambaksari, Ahad (5/11).
Pertama, pemimpin yang adil. Menurut dia, setiap diri kita ini adalah seorang pemimpin, baik memimpin diri kita sendiri maupun seorang pemimpin dalam keluarga. Apalagi seorang pemimpin dalam struktur lingkungan masyarakat. Pemimpin RT maupun seorang kepala negara. Maka dari itu, jadilah seorang pemimpin yang adil. Adil bagi diri sendiri dan adil bagi yang lain.
“Siapa yang tidak butuh bantuan dan pertolongan orang lain, apalagi kita sebagai makhluk sosial yang mana kita tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan. Kita dikatakan kuat karena ada yang lemah di antara kita, kita dikatakan kaya karena adanya orang yang tidak mampu di antara kita. Kita ini saling membutuhkan,” ujar Ustadz Roin.
Kedua, seorang pemuda yang disibukkan oleh ibadah karena Allah. Inilah pemuda harapan setiap orang. Kita punya masa depan yang cerah ketika ada pemuda semacam ini.
Ketiga, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid. Masjid menjadi tempat ibadah, menjadi tempat diadakanya majelis-majelis ilmu.
“Mereka yang selalu dekat dengan masjid termasuk golongan yang mendapatkan naungan Allah,” tegasnya.
Keempat adalah seseorang yang berteman didasarkan karena Allah, berpisah pun karena Allah. Mereka benar-benar mencari ridha Allah. Pertemanan mereka tidak didasarkan karena harta atau jabatan tertentu, melainkan murni karena Allah.
Kelima, seseorang yang diajak berbuat maksiat oleh wanita yang kaya lagi cantik. Kemudian mengatakan saya lebih takut kepada Allah.
“Inilah bentuk keimanan seseorang tang sudah kuat. Sehingga di hatinya hanya ada Allah,” tuturnya.
Keenam adalah seseorang yang bersedekah sampai digambarkan apa yang disedekahkan oleh tangan kanan dan tangan kiri tidak mengetahui.
“Ini semua dilakukan karena mengharap rida Allah semata, bukan puji dan sanjung dari sesama manusia. Bukan riya, bukan ujub dan sum’ah,” bebernya.
Terakhir adalah seseorang yang berzikir, yang bertaubat di malam hari, malam yang sunyi beristigfar, memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah dilakukan. Mereka menyesali atas perbuatan maksiatnya sehingga tanpa sadar menetes air mata penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
“Inilah golongan yang akan mendapatkan naungan Allah. Di mana saat itu tidak ada pertolongan selain pertolongan dari Allah SWT,” ujarnya.
Di akhir kajian, Ustadz Roin berharap semoga kita semua menjadi bagian dari tujuh golongan tersebut sehingga mendapatkan naungan Allah.
“Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Ketika kita menjadi pribadi-pribadi yang baik maka akan terbentuk keluarga yang baik dan dari keluarga yang baik akan tercipta suatu masyarakat yang baik. Tercipta sebuah bangsa yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghofur,” tandasnya.
(Abu Salman/AS)
