Tutup MPLS, SD Muhammadiyah 22 Surabaya Deklarasi Sekolah Ramah

0
82
Sejumlah guru mSD Muhammadiyah 22 Surabaya melakukan deklarasi Sekolah Ramah Anak. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Syukur alhamdulillah, kegiatan MPLS untuk kelas 1 selama ini berjalan dengan lancar. Ada canda tawa bahagia, juga ada tangis untuk beradaptasi dengan sesama temannya. Ada permainan dan kreativitas serta menggali talenta sehingga terbangun kemandirian, persaudaraan, kepedulian, dan penghormatan.

Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya Listianah SEI menyampaikan hal itu dalam sambutan penutupan MPLS pada Jumat (26/7/2024) pagi.

Listianah melanjutkan, rangkaian kegiatan MPLS ini begitu bermanfaat untuk proses tumbuh kembang siswa dengan nilai-nilai positif sebagai wujud akhlaqul karimah. Kemudian menjadi kebiasaan positif sekaligus penguatan karakter pembelajar meraih prestasi yang membanggakan.

“Sesuai usianya, tentunya selama proses belajar diintegrasikan dengan ragam permainan sehingga ada ceria untuk memacu semangat belajarnya,” tuturnya.

Kegiatan penutupan MPLS SD Muhammadiyah 22 Surabaya. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

Di sela penutupan itu, ada Deklarasi Sekolah Ramah Anak bersama seluruh pendidik dan tenaga kependidikan membubuhkan tanda tangan di media yang sudah disediakan. Ini sebagai bentuk komitmen bersama menjadikan sekolah ramah anak di SD Muhammadiyah 22 Surabaya.

Komitmen ini merupakan upaya menjadikan lingkungan dan suasana belajar lebih kondusif. Ada perhatian, kasih sayang, memberikan motivasi yang menguatkan karakter, sekaligus menginspirasi untuk menumbuhkan ide dan kreativitas sehingga belajarnya lebih bermakna.

Guru PJOK Ustadz Karim menyampaikan, sekolah ramah anak merupakan model pendekatan pendidikan yang inklusif, aman, dan nyaman tanpa diskriminasi, kekerasan, dan perundungan.

“Anak-anak membutuhkan pendampingan penuh kasih sayang. Maka sinergitas antara orangtua, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan sesuai perannya menuju Indonesia Emas dengan pendidikan yang berkarakter, berkemajuan, dan unggul,” urainya.

Menurut dia, sekolah ramah anak menyediakan layanan psikososial berupa bimbingan konseling untuk membantu anak-anak atas persoalan akademik, hubungan sosial, spiritual, dan potensi talentanya.

“Jangan ada pembiaran atas permasalahan anak-anak. Kita harus peka atas dinamika sikap yang terjadi sehingga perhatian dan kepedulian sangat diharapkan,” tegasnya.

Ustadz Karim menambahkan, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat saat ini sangat memengaruhi cara berpikir dan pola tindakan.

“Maka, melalui pendekatan sekolah ramah anak jangan sampai hal-hal yang bersifat destruktif meracuni anak didik kita. Gunakan produk teknologi informasi untuk mengonstruksi pembelajaran yang kondusif guna meraih prestasi gemilang,” tandasnya.

(Andi Hariyadi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini