Umrah Mabrur: Membahagiakan Diri dan Orang Lain

0
50
Ace Somantri, dosen Universitas Muhammadiyah Bandung. anggota PWM Jawa Barat Periode 2022-2027. (Dok pribadi)

Oleh: Ace Somantri
Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung, anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

KLIKMU.CO

Ibadah merupakan sebuah konsekuensi dari ikrar keyakinan dan keimanan seorang muslim. Pengakuan ketauhidan dengan bersaksi sepenuh hati meyakini sebenar-benarnya dengan tulus dan ikhlas bahwa tidak ada Ilah selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya.

Saat ikrar kata diucapkan dalam lafadz tauhid, diyakinkan dalam hati nurani dan dijalankan dengan kaifiyat ibadah ta’abudi sesuai ketentuan syari’at yang bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah maqbullah adalah sebuah keniscayaan.

Dengan berniat untuk beribadah sudah ada poin kebaikan. Hal itu mendorong jiwa dan raga memupuk tumbuhnya nilai-nilai positif dalam hidup.

Saat niat beribadah dibarengi dengan mengerjakannya, otomatis energi positif kebaikan akan membersamai dan menguatkan diri tetap akan berusaha maksimal dalam kebaikan dan berbuat kebenaran. Ibadah apapun, baik itu dalam bentuk ibadah ta’abudi vertikal maupun ibadah bersifat horizontal bersifat kemanusiaan.

Sebut saja ibadah shalat salah satu bentuk ibadah bersifat vertikal. Hampir semua umat muslim saat menjalankan shalat baik itu shalat wajib atau nafilah (sunat). Ketika menjalankan pelaksanaan kaifiyat ibadah senantiasa ada dalam kenyamanan dan kedamaian dalam jiwa dan raga.

Suasana hati sangat tenang dan tenteram, sekalipun saat-saat tertentu kadang terlintas dalam benak pikiran kita hal-hal yang mengganggu ketenangan ibadah. Namun, kenyataan yang dialami akan selalu berusaha tetap menundukkan hati, jiwa, dan raga tetap sujud meminta untuk diberikan ketenangan jiwa. Dan begitu pun ibadah-ibadah selain shalat yang bersifat vertikal akan mengalami hal yang relatif sama.

Ibadah umrah termasuk ibadah bersifat vertikal. Hal itu dilihat secara umum maupun khusus kaifiyatnya hampir sama dengan ibadah shalat, apalagi dengan ibadah haji. Sehingga saat melaksanakan ibadah umrah, kita sebagai hamba yang sangat awam dengan kekhusyukan beribadah, tampaknya perlu usaha keras memohon dan berdoa kepada pemilik alam semesta Allah Ta’ala agar ilmu pengetahuan memperkuat keyakinan menjadikan ibadah umrah yang mabrur dan mabrurah. Kemudian ketulusan atau keikhlasan beribadah menambah kekuatan bathin agar senantiasa mendapat petunjuk dan bimbingan dari Allah Ta’ala.

Ibadah umrah kaifiyatnya atau tata cara praktiknya sangat ta’abudi sehingga saat menjalankan ibadah benar-benar mengikuti syari’at yang telah ditentukan dalam Al Qur’an dan As Sunnah maqbullah. Hal itu menjadi syarat sah ibadah, bathal dan denda ketika melanggar pun ada risiko dan konsekuensinya.

Selain praktiknya yang ta’abudi, tempat dan waktu pelaksanaannya harus sesuai syari’at ibadah umrah. Namun ada hal yang sangat perlu diketahui oleh jamaah ibadah umrah, bahwa selain ketentuan syari’at praktik tata cara ibadahnya, melainkan juga nilai efek dan dampak dari ibadah umrah benar-benar terwujud dalam keseharian hidup.

Artinya yang dipahami mabrur dan mabrurah ibadah haji dan umrah ada pada sikap, tindakan dan perbuatan sehari-hari baik menjelang ibadah umrah dan juga setelah ibadah umrah harus ada yang berubah dari hal-hal buruk menjadi hal yang baik.

Pastinya di antara kebaikan-kebaikan yang ada senantiasa membahagiakan lahir batin bagi diri sendiri dan juga membahagiakan orang lain. Sehingga dengan kebahagiaan tersebut dapat memunculkan semangat rajin beribadah dalam kondisi dan situasi apapun.

Hari ini hampir setiap umat manusia di belahan dunia berlomba-lomba mencari dan menggali materi melainkan untuk kebahagiaan. Saat ketika materi tidak membahagiakan, artinya keberadaan materi sangat percuma dan sia-sia tak berguna, apalagi hanya mendatangkan perselisihan dalam jiwa dan raga berujung sakit fisik dan psikis.

Bahkan tidak sedikit karena hal materi tak seberapa mendatangkan perselisihan dan percekcokan dengan anggota keluarga, teman, sahabat dan pihak lain. Padahal awalnya materi yang didapat berharap untuk memenuhi kebahagiaan lahir batin.

Hal yang sama saat kita beribadah umrah. Semaksimal mungkin untuk menghindari sikap dan perbuatan yang terjebak perselisihan dalam jiwa dan raga yang membuat tidak bahagia, seperti selalu kesal, sering marah-marah dan kecewa terhadap apa yang terjadi.

Termasuk saat menghadapi hal-hal menurut kita kurang baik atau salah yang dilakukan orang lain dan berdampak buruk, selama bisa diselesaikan dengan cara yang baik, lakukan langkah penyelesaian tersebut penuh kasih dan sayang pada sesama. Bukan menunjukkan diri merasa paling benar dan baik hingga membuat pihak lainnya tidak berkenan. Memang saat ibadah dan beramal kebaikan selalu banyak godaan yang mengganggu yang tidak disadari telah dibisikan dalam alam pikiran kita.

Sungguh berat menjalankan hal baik dan benar, selain manusia ini sebagai mahluk yang terbatas segala hal. Bisikan-bisikan keburukan yang terselubung selalu menghampiri setiap saat. Mereka para pengganggu dan pembisik keburukan tidak mengenal ruang dan waktu. Baginya selama manusia bernyawa dan hidup, sekalipun dalam kondisi sedang tidur pun tak berhenti membisiki keburukan.

Apalagi sehari-harinya jiwa dan raga selalu dalam keburukan, pengganggu lebih nyaman dan sangat mungkin terus bersemayam lebih banyak dalam raga. Sehingga sekecil apapun kebaikan akan dibisiki keburukan agar kebaikan tersebut tidak bernilai baik dihadapan Allah Ta’ala. Menahan diri dari sikap amarah, kesal, bad mood, kecewa, membully, iri, dengki dan bercanda yang bernada menghina tidak mudah untuk dihindari dan dijauhi.

Para ulama, asatidz, pegawai atau karyawan, pengusaha atau pedagang, advokat atau pengacara, traveler, termasuk ibu rumah tangga dan juga profesi lainnya mengalami hal sama saat berhadapan dengan bisikan-bisikan keburukan senantiasa ada dalam jiwa dan raga.

Sejauhmana kemampuan kita melawan hawa nafsu yang datang dari bisikan buruk hingga melahirkan tindakan atau perbuatan yang menunjukan sikap tidak baik. Bisikan yang menghembuskan angin keburukan akan membawa celaka dan malapetaka yang berdampak pada diri sendiri dan orang lain. Bukan hanya merusak diri, melainkan merusak tatanan keluarga, persahabatan dan akan merusak entitas dalam tatanan bermasyarakat lebih luas saat di mana kita berada.

Keburukan memang akan dialami oleh setiap orang, baik disengaja atau pun tidak disengaja. Konsekuensi beban yang diterima pun sesuai kadar keburukan yang diperbuat. Hanya saja sebagai bentuk pengingat, dengan kesadaran jiwa seorang manusia diharapkan keburukan tidak ditradisikan, apalagi dilegitimasi bahwa sesuatu dianggap hal yang baik.

Saat ibadah ta’abudi, baik haji atau pun umrah telah disyariatkan oleh ajaran agama Islam bahwa ibadah tersebut seharusnya benar-benar dapat mampu mencegah perbuatan keburukan dan kemunkaran. Begitu pun ibadah umrah harus membahagiakan dan menyejahterakan lahir batin untuk diri dan orang lain karena hakikat kebaikan seorang manusia ada pada nilai kemanfaatan yang membahagiakan orang lain.

Lebih jauhnya kualitas diri seseorang ada pada nilai-nilai kegunaan dirinya untuk masyarakat banyak, langkah-langkah perbuatannya selalu bernilai sekalipun berguna daya untuk orang banyak, namun tidak merusak tatanan ekosistem kehidupan lainnya.

Ibadah umrah faktanya suatu ibadah yang hanya didapatkan sebagian orang. Kesan yang masih melekat dalam benak pikiran umat muslim bahwa yang menikmati ibadah umrah hanya sebagian kecil umat Islam yang dianggap mampu secara materiil.

Hal itu tidak dimungkiri secara nyata ibadah tersebut membutuhkan biaya keuangan tidak sedikit. Sehingga pada sisi tertentu, bagi yang diberikan kesempatan menikmati ibadah umrah harus benar-benar bersyukur atas nikmat yang diberikan karena tidak semua orang dapat menikmatinya. Bahkan sangat dianjurkan sesaat setelah melaksanakan ibadah haji dan umrah berusaha menampilkan profil diri yang selalu bahagia dan membahagiakan, dan juga gemar menolong dan membantu orang lain tanpa sekat dan niat untuk riya semata. Wallahu’alam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini