16 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Opini

Umrah Pertama, Belajar Saling Melayani (3)

Ace Somantri, penulis, saat berada di Arab Saudi. (Dok pribadi)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Kata kunci ibadah umrah ada pada kemabruran. Indikasinya ada pada diri kita sendiri dalam bersikap dan berperilaku. Memang tidak mudah, harapan hati ingin mengubah sikap dan perbuatan diri lebih baik, namun tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Karena sikap itu muncul atas dasar dari dorongan dari dalam diri manusia yang hasil olahan akal pikiran yang diakibatkan dari aksi dan reaksi dari interaksi pancaindra dengan fenomena alam semesta. Konsekuensinya, akan dipengaruhi oleh hasil interaksi yang dibarengi emosi. Kemudian dampaknya sangat mungkin memunculkan berbeda. Hal itu tergantung kondisi situasi kepentingan (interest) diri kita masing-masing terhadap apa saja yang dilakukan. Pun sama, saat kita dalam beribadah pada umumnya rata-rata ada harapan yang cenderung beroreintasi materi, yaitu balasan pahala  dan jannatuna’im.

Bukan tidak boleh, namun secara syari bagi umat muslim beriman dalam mengerjakan ibadah dan kebaikan untuk tidak mengharap hal-hal material semata melainkan benar-benar karena lillahita’ala yang sebenar-benarnya. Namun, kita ini mahluk materi wajar saja hampir dipastikan setiap manusia dimuka bumi berharap banyak hal ihwal material yang nyata bukan yang hanya bayangan fatamorgana tidak nyata. Di antara harapan material nyata dengan bayangan dalam angan-angan semata, dalam konteks pemaknaan bertauhid kepada Allah SWT sangat-sangat tipis jarak antara yang benar dan yang salah. 

Saat ini, yang paling penting, ada usaha untuk melakukan hal terbaik dan berusaha menahan hal-hal yang buruk. Selama perjalanan dari Bandung tepatnya di Pusdai Jawa Barat, saat proses registrasi untuk kepentingan labeling koper dan pelepasan jamaah didalam masjid, getaran atau vibrasi kebaikan sangat terasa sekali. Bahkan terlihat beberapa sanak famili yang mengantar berurai air mata sedih penuh kebahagian.

Tepat pukul 10.22 waktu Indonesia barat, bus langsung meluncur sambil dibarengi ungkapan doa yang dipimpin oleh pendamping umrah. Dalam hitungan jam sampailah di hotel Arcadia by Horison sebagaibtempat transit sebelum sesaat menuju Bandara Soekarno Hatta. Saat waktu sahur tiba, semua jamaah menikmati hidangan sahur dan selanjutnya digelar berbagai kegiatan manasik untuk mengingatkan kembali tata cara ibadah umrah, sambil diselingi game-game yang menceriakan para jamaah umrah.

Baik bapak, ibu, remaja juga usia anak-anak, mereka menikmati sajian acara penuh khidmat dan ceria. Para pembimbing dan pendamping sebagian memantau kegiatan dan aktifitas lainnya yang berada disekitar hotel tersebut, pasalnya jamaah yang akan berangkat menyentuh ke angka 401 jamaah, masyaallah banyak sekali. Semoga mereka, yang bersusah payah memenuhi panggilan ibadah umrah dengan sekuat tenaga tanpa melihat kondisi fisik, karena ada beberapa jamaah lansia menggunakan kursi roda penuh semangat.

Banyak cerita yang unik selama perjalanan hingga sampai Bandara Soekarno Hatta tempat ruang tunggu. Berkumpul sesaat karena boarding pass sudah selesai, sambil membagikan paspor jamaah dan ada satu keluarga belum boarding, tidak lama lanjut ke pemeriksaan imigrasi. Di situ, ada dua sistem pemeriksaan yaitu 1). Konvensional manual yang harus ada stempel sehingga mengular antri karena jamaah ratusan dan 2). Elektrik online, terlihat ada sahabat pendamping langsung mencoba dan masuk karena tidak ada yang memanfaatkan pemeriksaan online entah karena tidak faham sehingga takut atau memang karena kebanyakan tidak mengetahui bahwa itu adalah berfungsi sama, akhirnya mengikuti untuk mencoba tanpa ragu walaupun sempat tertolak, akhirmya masuk juga. Memang selalu ingin mencoba hal yang baru, begitulah sifatku selama ini. Lebih cepat dan tidak ribet, sedikit melangkah ada kemajuan imigrasi Indonesia, semoga terus meningkatkan pelayanan prima base on digital.

Sesaat setelah melewati pemeriksaan imigrasi, masuk pemeriksaan detektor metal terpaksa dan biasa harus buka gesper yang ada logamnya. Lagi-lagi ada jamaah yang mencari tas selempang miliknya, terlihat kikuk karena beberapa saat tidak ditemukan padahal sudah diamankan oleh salah satu pendampingnya. Sama juga ada jamaah sudah melewati pemeriksaan detektor jaketnya tertinggal di toilet karena lupa, terlihat panik.

Ibu jangan panik minta ijin ke petugas balik lagi untuk mengambil yang tertinggal begitu kataku, peristiwa-peristiwa kecil pun terus bertambah informasi melalui suara dering WA, di antaranya ada syal identitas travel yang tertinggal di bus, ada yang dompetnya hilang entah dimana dan ada juga keluarganya mau titip transfer tambahan uang gara-gara dompet hilang. Begitulah perjalanan menuju umrah pertama menjadi pendamping, sudah mulai banyak belajar melayani.

Saling melayani sudah terlihat sejak keberngkatan, baik untuk keperluan ringan maupun keperluan sedang. Mulai bertanya dimana toilet hingga minta dibantu mengaktivasi quota umrah dan layanan penukaran mata uang riyal. Dan banyak yang lainnya, sehingga sudah mulai sedikit mengenal kebutuhan perjalanan menuju umrah, bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam Islam diajarkan, bahwa saling membantu dalam kebaikan salah satu ciri yang tidak mendustakan agama begitu makna ayat terakhir Q.S. Al Ma’un.

Insyaallah saling membantu dalam kebaikan akan melahirkan sifat dan sikap saling menyayangi dan mengasihi sesama manusia, khususnya sesama seikhwan dan seiman satu agama. Hal itu untuk mewujudkan harmoni dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Manusia mahluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain adalah fitrahnya. Janganlah sombong menjadi manusia, karena kapanpun dan dimanapum kita akan membutuhkan pertolongan orang lain, mustahil sekali manusia dapat hidup sendiri. Rosulullah pun, selama menjadi nabi dan rosul saat mendakwahkan risalah tidak sendirian, selain dibantu sahabat dekatnya yang terkenal khalifah rasyidah, banyak sahabat-sahabat seiman dan sperjuangan dalam menegakkan ajaran Islam.

Semoga kita termasuk orang didalamnya, karena banyak hadits yang meriwayatkan bahwa siapapun yang mengikuti sunahku maka akan menjadi umatku dan sebaliknya jika tidak bukan umatnya beliau. Artinya, sehebat nabi pun membutuhkan bantuan, baik dari keluarga, sahabat dan orang lain yang memiliki sifat kemanusiaan.

Selamat datang jamaah umrah Dago Wisata sebagai duyufurrahman di salah satu tempat bersejarah para nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW dikota Madinah tepat pukul 01.55 waktu Indonesia, setelah melihat dalam layar jam tanganku. Entah jam berapa waktu setempat, karena belum terdeteksi dalam smartphone android miliku karena masih didalam pesawat. Tidak lama muncul setelah on, tepat jam 21.58 waktu Madinah.

Alhamdulillah wasyukurillah walahaula wala Quwwata illa billah. Semoga hingga perjalanan ibadah umrah dalam kondisi sehat walafiat. Hanya kepada-Nya mohon dilancarkan dan diberikan kemudahan beribadah kepada-Nya. Labbaik Allahumma Umrotan, semoga ketulusanku dan sahabat jamaah Dago Wisata mendapatka umrotan mabruran. Aamiin. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *