12 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Umum

UMY: Redho Korban Mutilasi Sleman Tengah Teliti LGBT

Mahasiswa UMY gelar doa bersama Senin (17/7/23), untuk rekan sesama mahasiswa UMY korban mutilasi Redho Tri Agustian.(foto: dok.istimewa)

Yogyakarta, KLIKMU.CO – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Redho Tri Agustian, yang menjadi korban mutilasi dua pasangan gay, Waliyin dan RD di Sleman, ternyata tengah melakukan penelitian tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc saat di hubungi Kamis (27/07/23) mengungkapkan, Redho merupakan penerima dana hibah penelitian mahasiswa, program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Republik Indonesia Tahun 2023. Dan dia mengajukan tema seputar prilaku menyimpang kaum gay atau LGBT.
Dijelaskan oleh Nurmandi, jika mahasiswanya yang menjadi korban mutilasi di Sleman tersebut sempat melakukan penelitian soal LBGT, dan kemudian menjadi korban saat bertemu dengan respondennya.
“Jadi memang sedang meneliti, namanya meneliti kan orang harus mencari informasi. Mungkin masuk toh, apalagi kelompok kayak gitu itu kan,” kata Nurmandi.
Nurmandi menyebut Redho mengangkat penelitian tentang kelompok LGBT di Jogja, namun ia tidak tahu latar belakang ketertarikan Redho mengangkat penelitian dengan tema LGBT.
“(Judul penelitian) Ya kelompok-kelompok unik di Jogja itu, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal,” ujar Nurmandi.
Nurmandi menambahkan, Redho diduga masuk ke komunitas tersebut untuk mengumpulkan data-data penelitiannya. Nurmandi menduga Redho menjadikan kedua pelaku sebagai responden penelitiannya. Oleh karena itu, ada dugaan kuat kematian Redho berhubungan dengan penelitian tersebut.
Dengan fakta-fakta itu, Nurmandi menilai Redho bukanlah LGBT. Menurutnya, kebanyakan dari LGBT berpasangan dengan yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.
“Kalau misalnya ya, itu LGBT kan tidak mungkin, tidak sejajar kok, kan itu kan pengangguran semua pelakunya,” ujarnya.
“Kan tidak wajar toh, LGBT kan sejajar, mahasiswa sama mahasiswa, wartawan sama wartawan, gitu,” katanya.
Adapun kedua pelaku pembunuhan merupakan seorang penjual kerupuk dan pelayan rumah makan, keduanya menjadi responden penelitian dari korban. Aktifitas keseharian kedua pelaku pembunuhan tersebut tidak ada hubungan berimbang dengan aktivitas Redho Tri Agustian sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi, dan sebagai peneliti muda.
Pihaknya pun meluruskan isu yang beredar soal kelompok menyimpang yang diikuti Redho. Sebab, hal itu baru berdasarkan keterangan sepihak dari pelaku.
“Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal sehingga kita mencari informasi apa yang dia lakukan termasuk riset,” jelasnya.
“Nah, nanti kita kan sedang cari, mendalami toh, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, jadi kita belum tahu (apa yang dilakukan Redho),” imbuh Nurmandi.
Nurmandi menjanjikan jika ada perkembangan terbaru, pihaknya akan memberikan informasi, namun untuk saat ini belum ada informasi lebih lanjut.
“Belum ada perkembangan lagi informasinya,” kata Nurmandi menutup pembicaraan.(han)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *