Bontang, KLIKMU.CO – Forum Guru Muhammadiyah Bontang, Kalimantan Timur, mengadakan Workshop Cara Mudah Membesarkan Sekolah dan Service Excellent Guru Muhammadiyah, Sabtu (29/7). Acara berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bontang, Kalimantan Timur.
Mengusung tema “Guru Muhammadiyah, Walau Gaji Besar, Tetap Semangat”, acara tersebut menghadirkan narasumber motivator dari Surabaya, Dr Mulyana SPd MSi.
Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh H. Rahmad Budiono MPd (Ketua Forum Guru Muhammadiyah Bontang), H. Sunarya MPd (Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah Bontang), seluruh kepala sekolah dan guru TK Aisyiyah 1 sampai TK Aisyiyah 8 Bontang, SD Muhammadiyah 1 dan SD Muhammadiyah 2 Bontang, serta SMP dan SMK Muhammadiyah Bontang.
Ketua FGM Provinsi Kalimantan Timur H. Rahmad Budiono dalam sambutannya menyatakan, betapa pentingnya selalu menjalin kebersamaan dalam membangun dan membesarkan sekolah. Perintis Sekolah Kreatif Kota Bontang ini juga mengajak seluruh guru dan aktivis Muhammadiyah agar memberikan perhatian lebih untuk pelatihan tersebut.
“Sebagai guru, kita benar-benar harus memahami service excellent itu seperti apa. Ini adalah ilmu yang sangat penting. Saya harap jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan yang luar biasa ini. Kalau bisa, tanyakan apapun tentang service excellent sebanyak-banyaknya selagi ada kesempatan,” tuturnya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah Kota Bontang H. Sunarya MPd menambahkan, sekolah-sekolah di Kota Bontang tidak boleh tertinggal dengan daerah lain. Majelis Pendidikan Muhammadiyah Bontang juga siap bersama kepala sekolah dan guru-guru untuk membesarkan sekolah di kota tersebut.
“Jika kita mau mengelola sekolah ini dengan serius dan ikhlas, menjadikan sekolah ini sebagai lembaga yang besar tentunya tidaklah terlalu sulit,” tegasnya.
Workshop yang diikuti sekitar 200 guru dan karyawan tersebut berjalan lancar dan penuh galak tawa. Guru-guru tampak merasa bahagia.
Dr Mulyana menguraikan materi demi materi dengan panjang lebar dan mudah dipahami. Beberapa materi yang dinilai penting dikemas dalam bentuk praktik.
Contohnya, dua guru diminta untuk memperagakan sebagai guru dan lainnya berperan sebagai orang tua. Bagaimana memerankan orang tua dan guru ketika ada orang tua yang komplain terkait dengan pelayanan sekolah. Kegiatan role playing tersebut berjalan asyik dan menyenangkan.
“Growth dan change mindset itu sangat penting dalam pengembangan pelayanan sekolah. Growth mindset berarti sebagai kepala sekolah, tata usaha, petugas kebersihan, satpam, dan guru harus memiliki keyakinan bahwa kita akan mampu menumbuhkembangkan menjadi lebih besar dan favorit. Change mindset berarti kemampuan seseorang dalam mengubah pola pikir untuk membesarkan sekolah ini,” tutur doktor lulusan Unair Surabaya itu.
“Melalui apa? Melalui service excellent, lewat kesungguhan, keikhlasan, dan kemauan. Sebisa mungkin menjadikan public service sebagai garda kebesaran sekolah,” ucap mantan kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu.
Pelayanan Prima 3A
Dia juga menambahkan bahwa prinsip-prinsip pelayanan prima itu ada 3A, yaitu attitude (sikap), attention (perhatian), dan action (tindakan).
Dalam penerapan, attitude itu berhubungan dengan berpakaian serasi, berpikir positif, dan saling menghargai. Penerapan attention itu berhubungan dengan bagaimana cara kita mendengarkan, mengamati, dan memberi perhatian saat wali murid atau lawan bicara berbicara kepada kita. Sementara penerapan action itu berhubungan dengan mencatat kebutuhan, menegaskan kembali, mewujudkan kebutuhan, dan mengucapkan terimakasih.
6 Trik Sukses PPDB
Pada sesi kedua, Mulyana menyatakan bahwa mencari murid baru sesuai kuota itu mudah dan tidak sulit jika masing-masing sekolah mengerti tahapannya. Ia lantas memberi 6 trik dan strategi dalam mengelola PPDB.
Yakni, evaluasi kegagalan tahun sebelumnya, amati peluang pasar dan pesaing, tawarkan produk unggul dan berkualitas, bangun kerja sama kemitraan, terapkan teori jemput bola, dan maksimalkan strategi publikasi di era digital.
Enam strategi tersebut dikemas dalam bentuk workshop. Masing-masing sekolah diminta melakukan diskusi kelompok selama 30 menit untuk menyusun strategi sesuai arahan trainer. Selanjutnya, masing-masing kelompok diminta untuk presentasi di depan forum.
Pada akhir acara, seluruh sekolah diberi arahan dalam menyiapkan penerimaan peserta didik baru. Setiap sekolah berkumpul dan membentuk beberapa kelompok.
Setelah pengarahan langsung oleh Mulyana, setiap koordinator dan kepala sekolah maju untuk mempresentasikan hasil dari perencanaan PPDB masing-masing. Mulai target peserta didik dari tiap mitra sekolah, pembagian tugas panitia PPDB, hingga perencanaan anggaran dipresentasikan oleh tiap sekolah. (Nussakiyah/AS)
1 Comment