Wacana Reshuffle Bikin Jokowi Dilema

0
70
Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Dok. Kementerian PAN-RB)

Jakarta, KLIKMU.CO – Wacana kocok ulang atau reshuffle kabinet disinyalir menjadi blunder bagi Presiden Joko Widodo. Hal itu bisa terjadi lantaran pertimbangan melakukan pergantian menteri kali ini cukup kompleks.

Hal itu dikemukakan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun yang melihat Jokowi mengalami dilema.

“Saya mencermati Jokowi terlihat bingung karena dilematis. Sebab, setidaknya Jokowi kali ini akan menggunakan tiga pertimbangan dalam me-reshuffle kabinet,” ujarnya seperti dikutip RMOL.ID, Senin (26/12/2022).

Tiga pertimbangan dimaksud Ubedilah adalah pertimbangan loyalitas, pertimbangan koalisi, dan pertimbangan kinerja.

“Selain itu Jokowi akan berpikir keras untuk mempertimbangkan dampaknya,” tambahnya.

Jika Jokowi menggunakan pertimbangan dengan aspek loyalitas, menurut Ubedilah, jajaran pembantu Presiden di kabinet banyak yang tidak loyal.

“Misalnya Jokowi mengatakan tidak setuju dengan ide tiga periode tetapi banyak menteri yang setuju. Maka menteri yang setuju tiga periode itu layak di-reshuffle misalnya Luhut Binsar Pandjaitan, Tito Karnavian, Bahlil Lahadalia, Zulkifli Hasan,” ungkapnya.

Sementara itu, jika aspek loyalitas dilihat dari para menterinya yang berhasrat maju sebagai capres dan cawapres, maka juga banyak menteri yang layak dikocok ulang.

“Jika ketidakloyalan itu dilihat dari para menteri yang kesusu (keburu) nyapres maka Prabowo Subianto, Erick Tohir, Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto juga layak di-reshuffle, karena mereka kesusu nyapres atau nyawapres,” tambahnya.

Demikian juga jika pertimbangan reshuffle berdasarkan koalisi politik, maka beberapa Menteri yang berasal dari Partai NasDem, Gerindra, dan PKB bisa menjadi sasaran.

“Karena Nasdem mendeklarasikan capres yang tidak sesuai dengan keinginan Jokowi. Begitu juga menteri yang berasal dari PKB, karena PKB koalisinya merapat ke partai Gerindra,” tandasnya.

Jika yang menjadi pertimbangan faktor kinerja, maka Presiden harus bersikap obyektif menilai para menterinya, baik yang berasal dari partai maupun nonpartai.

“Nah tiga pertimbangan itu yang membuat Jokowi bingung dalam melakukan reshuffle kali ini, karena akan banyak menteri yang di-reshuffle. Dan Jokowi berpotensi untuk ditinggalkan banyak partai politik,” tutupnya. [AIKaffa]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini