Oleh: Muhammad Abidulloh
Ada istilah yang relatif baru, yang dikenal di kalangan praktisi media. Istilah proxy media.
Istilah itu digunakan untuk menyebut fenomena “perang media”. Untuk itu, kita harus sangat hati-hati. Tentu agar tidak terjebak perangkap lawan, yang berakibat fatal.
Mudahnya begini. Kelompok lawan (sebut saja A), dengan akun palsu, melemparkan umpan berupa berita palsu. Berita itu justru tentang keburukan si A sendiri. Tentu saja konten hoax.
Harapannya, agar digunakan kelompok lawannya (sebut saja B). Seolah senjata mematikan, B memviralkan sebesar-besarnya dengan riang gembira.
Lalu, bagaimana episode selanjutnya?
Pada saatnya, terbukti yang disebarluaskan B hanya kebohongan belaka.
Berhasil sudah si A, menempatkan B sebagai pembohong atau penyebar hoax.
Tujuannya, setidaknya agar khalayak tidak percaya apa pun berita dari B.
Maka, mari lebih bijak menerima apa pun, baik video, gambar, dan lain sebagainya. Saring dulu secermat mungkin agar tidak masuk dalam perangkap jebakan.
Wallahu a’lam…
Muhammad Abidulloh
Praktisi, Dai, dan Mantan Jurnalis
