13 November 2024
Surabaya, Indonesia
Berita Persyarikatan

Wisudawan Terbaik UMM Ini Pelopori Penggunaan Produk Ramah Lingkungan

Wahid Muhammad Shodiq wisudawan terbaik S-2 UMM. (Humas UMM/Klikmu.co)

KLIKMU.CO – Tumbuh di keluarga petani membuat Wahid Muhammad Shodiq terbiasa dengan berbagai sistem pertanian sejak dini. Wisudawan terbaik program Strata Dua (S-2) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mulai memantapkan karir di bidang pertanian sejak mengetahui tentang perbedaan harga yang cukup tinggi antara harga panen dan harga di pasaran.

Meski keluarganya bermata pencaharian sebagai petani, mereka tidak bisa melakukan manajemen pasca panen dengan baik. Hal ini berpengaruh pada hasil jual produk pertanian yang sudah ditanam. Oleh karena itu, selepas SMA ia bertekad untuk mendalami bidang agribisnis.

“Di lapangan, penjualan produk pertanian harus melalui beberapa tangan sehingga harga melambung tinggi. Sebab itu, edukasi mengenai manajemen pasca panen sangat penting. Dalam lingkup kecil mungkin saya bisa mengedukasi keluarga saya dulu, lalu pelan-pelan mulai beralih ke lingkup yang lebih besar,” jelas alumnus kelahiran Bojonegoro itu.

Dengan ilmu yang didapatkannya, Wahid semakin terpacu untuk mempelajari agribisnis. Anak tunggal ini bercerita bahwa perolehan wisudawan terbaik tersebut bukan yang pertama kali diraihnya.

Sebelumnya, saat menempuh pendidikan strata satu (S-1) di UMM, ia juga menjadi wisudawan terbaik di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP). Wahid mengatakan bahwa tesisnya di S-2 ini melanjutkan penelitian saat S-1 dahulu.

“Kalau di tingkat sarjana, saya membahas tentang perilaku ramah lingkungan secara umum. Namun di S-2 ini saya membahas tentang perilaku ramah lingkungan berfokus pada restoran fast food. Seperti yang kita ketahui, penggunaan produk yang tidak ramah lingkungan pada akhirnya akan menyebabkan pencemaran pada tanah subur,” ujarnya.

“Namun sampai sekarang tidak ada standar pasti dari pemerintah mengenai kemasan ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi agar para brand fast food tidak asal klaim,” ungkap Wahid.

Menurutnya, pemerintah perlu memmbuat ukuran baku terkait produk ramah lingkungan. Begitupun dengan brand yang tidak sepatutnya asal klaim, namun benar-benar membuat produk yang pro akan kebaikan lingkungan. Ia juga mengimbau agar masyarakat turut mengambil peran dalam upaya menciptakan lingkungan yang baik.

“Perilaku-perilaku seperti buang sampah sembarangan nyatanya bisa memengaruhi kesuburan tanah di sekitarnya. Maka perlu adanya edukasi luas mengenai ini,” tegasnya. (Wildan/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *