15 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita Persyarikatan

Workshop Guru dan Karyawan, SD Muhammadiyah 29 Surabaya Undang Ketua LDK PWM Jatim

Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jawa Timur Muhammad Arifin MAg memberikan materi kepada guru dan karyawan SD Muhammadiyah 29 Surabaya. (Yuda/Klikmu.co)

KLIKMU.CO – Guna meningkatkan kompetensi serta wawasan guru dan karyawan, SD Muhammadiyah 29 Five Days School Surabaya menggelar workshop, Sabtu (8/1). Lokakarya ini menghadirkan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jawa Timur Muhammad Arifin MAg sebagai pemateri.

Dalam sambutannya, Kepala SD Muhammadiyah 29 Surabaya Jatim MA menjelaskan bahwa dakwah Muhammadiyah dari masa ke masa yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat dan sangat eksis dari dulu hingga sekarang adalah pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Karena itu, semua mata memandang bahwa kontribusi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat nyata.

Hal ini dibuktikan dengan ribuan amal usaha Muhammadiyah baik sektor pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dari sektor kesehatan terdapat ribuan rumah sakit, dari sektor sosial terdapat ribuan panti asuhan serta amal usaha yang lain.

“Mudah-mudahan para guru SD Muhammadiyah 29 sebagai kader Muhammadiyah memiliki jiwa militansi dalam melakukan tugas dan fungsinya sehingga tercipta sumber daya tangguh dan unggul sesuai dengan bidangnya,” harap Jatim.

Sementara itu, dalam materinya, Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jawa Timur Muhammad Arifin MAg memaparkan, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar dan tajdid (pembaharuan) yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Dalam perspektif Muhammadiyah, kata Arifin, tajdid mempunyai dua pengertian.

Pertama, tajdid berarti pemurnian atau purifikasi. “Maksudnya adalah menjaga agar tuntunan Agama Islam tetap terjaga sebagaimana aslinya,” jelasnya.

Kedua, tajdid berarti pengembangan atau inovasi atau pemodernan terhadap nilai-nilai ajaran Islam.

Dia menjelaskan, tajdid dalam arti pemurnian (purikasi) yaitu Muhammadiyah membersihkan berbagai amalan umat yang terang-terangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa syirik, takhayul, bidah, dan kurafat yang dikenal dengan TBC.

“Sebab, menurut Muhammadiyah, amalan-amalan tersebut dapat merusak akidah dan ibadah seseorang,” katanya.

Adapun contoh tajdid dalam arti pembaruan, menurut Arifin, yaitu penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengolahan rumah sakit, pelaksanaan salat Id di tanah lapang, pelaksanaan kurban, pelurusan arah kiblat, dan sebagainya.

“Tajdid dalam arti pembaruan (reformasi) yaitu Muhammadiyah selalu melangkah dan bergerak menunjukkan metode-metode baru dalam melaksanakan ajaran Islam ditengah-tengah kehidupan dan perkembangan masyarakat,” tegasnya. (Yuda/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *