PP Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan 1437 H jatuh pada hari Senin pahing, 6 Juni 2016 M. Sedangkan 1 Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu pahing, 6 Juli 2016 M. Dan 1 Dzulhijjah 1437 H jatuh pada Sabtu legi, 3 September 2016 M.
Ketetapan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin(17/4). “Karena itu saya berharap masyarakat bisa meningkatkan nilai keIslaman memasuki Ramadhan tahun ini,” katanya.
Menurut beliau, Ramadhan menjadi momentum untuk terus meningkatkan diri dalam beribadah dan hubungan sosial dengan sesama masyarakat. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Oman Faturrahman mengatakan, penetapan awal puasa dan syawal tersebut didasarkan pada hasil hisab hakik wujudul hilal.
Beliau menjelaskan, ijtimak jelang Ramadhan 1437 H terjadi pada Ahad Legi, 5 Juni 2016 Masehi pukul 10:01:51 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu bulan berada di atas ufuk. “Karenanya 1 Ramadhan di tetapkan jatuh pada hari Senin, 6 Juni 2016,” katanya.
Ijtimak jelang Syawal 1437 H terjadi pada Senin, 4 Juli 2016 pukul 18:03:20 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta dan seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bukan berada di bawah ufuk. 1 Syawal di tetapkan jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016.
Sedangkan ijtimak jelang Dzulhijjah 1437 H terjadi pada Kamis, 1 September 2016 pukul 16:05:40 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam di Yogyakarta dan seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bulan berada di bawah ufuk. I Dzulhijjah ditetapkan jatuh pada Sabtu, 3 September 2016. Sedangkan hari Arafah (9 Dzulhijjah) jatuh pada Ahad, 11 September 2016 dan Idul Adha (10 Dzulhijjah) jatuh pada Senin, 12 September 2016.
Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas mengatakan, kemungkinan awal puasa dan 1 Syawal di Indonesia akan bersamaan. “Insya Allah dengan melihat hasil hisab ini kemungkinan tidak akan ada perbedaan awal puasa dan syawal di Indonesia,” katanya. (sp/rol)
Sumber: Buletin Ad dakwah edisi 22 April 2016