KLIKMU.CO-
Oleh: Mushlihin*
Saya berkesempatan haji tahun 2023. Saya berangkat 3 Juni dan pulang 16 Juli. Saya melihat polisi yang mengamankan dan menertibkan jamaah masjid Nabawi Madinah atau masjidil haram Mekkah tidak ikut jumatan.
Saya memahami dan menganut usai membaca buku Panduan Praktis Muslim di maktab 602 Mekkah. Bahwasannya Allah mewajibkan salat jumat bagi muslim laki-laki, mukalaf dan muqim. Perempuan, orang gila, anak-anak, jauh dari kampung tidak wajib jumatan namun tetap sah bila ikut jumatan serta tidak wajib menunaikan salat duhur.
Allah berfirman dalam Al Jumah ayat 9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat jumat, maka bersegeralah mengingat Allah. Tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik jika kamu mengetahui.
Nabi Muhammad juga bersabda. Barangsiapa yang meninggalkan tiga kali salat jumat dengan sengaja tanpa alasan, maka Allah akan membekukan hatinya (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Fahad Salim Bahammam, penulis buku setebal 288 tersebut pun berpendapat. Jika seseorang tertinggal salat jumat dan imam sudah tahiyat akhir, maka wajib salat duhur.
Adapun alasan yang membolehkan seorang tidak melaksanakan jumatan menurut buku Hadiyah haji itu adalah kondisi sangat berat di luar kebiasaan, kesehatan dan kehidupan terancam.
Contohnya seorang dokter, sopir ambulan, dan paramedis di unit gawat darurat. Lalu seorang satpam atau polisi yang menjaga harta manusia dari pencurian dan pidana serta kebinasaan. Selain itu orang yang bertugas mengawasi mesin di pabrik besar dan tidak ada yang menggantikan. Lebih dari itu pekerjaan tersebut merupakan satu-satunya sumber pendapatan untuk makan minum keluarga.
Semoga kita dapat melaksanakan jumatan terus menerus sehingga Allah tidak membekukan hati kita. Malahan Allah mengampuni dosa kita antara Jumat itu dan berikutnya serta tambahan tiga hari.
*Sekretaris PRM Takerharjo Solokuro Lamongan
