Di Muktamar IMM, Presiden Jokowi Bicara Tantangan Ekonomi

0
2
Presiden Joko Widodo membuka Muktamar IMM di Main Dining Hall, Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (1/3/2024) malam. (Biro Setpres)

Palembang, KLIKMU.CO – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Main Dining Hall, Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (1/3/2024) malam.

Dalam sambutannya, Jokowi menyatakan bahwa meskipun tantangan global berat dan lanskap politik serta ekonomi dunia berubah secara dinamis, Indonesia memiliki peluang besar untuk melompat menjadi negara maju. Sebagaimana dianalisis oleh lembaga-lembaga internasional seperti OECD, World Bank, dan IMF.

Namun, Jokowi juga menekankan bahwa terdapat tantangan besar yang harus dihadapi yang justru bisa memunculkan peluang.

“Tidak ujug-ujug bisa langsung melompat, tapi tantangannya juga sangat besar. Oleh sebab itu, saya berikan contoh seperti tadi disampaikan Adinda Abdul Musawir Yahya, hilirisasi,” ujar presiden.

Lebih lanjut, Jokowi memberikan contoh upaya hilirisasi yang telah dilakukan, seperti pembangunan industri smelter oleh PT Freeport dan industri nikel, yang telah meningkatkan nilai tambah ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

“Saya berikan contoh lagi yang kedua, nikel. Dibangun industri smelter. Saat kita mengekspor mentah–bertahun-tahun ekspor mentahan nickel ore–nilainya setiap tahun ekspor kita itu kurang lebih Rp 30-an triliun. Begitu smelter dibangun, ekspor kita mencapai Rp 510 triliun,” ucapnya.

Mantan wali kota Solo itu juga menggarisbawahi bahwa hilirisasi bukan hanya terbatas pada mineral, tetapi juga perlu diterapkan pada sektor lainnya.

“Hilirisasi itu tidak hanya urusan tembaga, nikel, atau bauksit, timah, tetapi hilirisasi itu juga akan kita dorong di perkebunan, pertanian, perikanan, kelautan, semuanya harus kita hilirisasikan dengan nilai tambah di dalam negeri, kesempatan kerja di dalam negeri,” jelasnya.

Selain itu, presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menghadapi tantangan internasional, seperti gugatan di WTO mengenai kebijakan ekspor nikel, serta mengingatkan tentang resesi global yang memengaruhi sejumlah negara besar.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya berhati-hati dalam mengelola ekonomi dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk menjaga kestabilan negara.

“Kita harus hati-hati dalam mengelola apa pun. Mengelola ekonomi kita, mengelola APBN kita. Kita harapkan ke depan pemerintahan baru juga melakukan hal yang sama, hati-hati dalam mengelola negara sebesar Indonesia,” tuturnya.

“Karena Indonesia bukan sebuah negara kecil, tetapi negara yang sangat besar, negara yang sangat luas, dan penduduknya sudah hampir 280 juta sehingga setiap tindakan apapun kita harus berhati-hati terutama dalam mengelola ekonomi, politik. Harus penuh dengan kehati-hatian agar tidak keliru dalam mengelola negara,” tandasnya.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.

Hadir pula Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Pj Gubernur Sumatra Selatan Agus Fatoni.

(AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini