Ke Makam KH Mas Mansur, Muhammadiyah Surabaya Buktikan Tidak Anti Ziarah

0
341
Ketua PDM Surabaya M Ridlwan (dua dari kiri) bersama jajaran di depan Makam KH Mas Mansur. (Miftahul Muslim/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya menggelar Kajian Ramadhan 1445 H sekaligus Tasyakuran Pembelian Hotel Walisongo Ahad (31/3/2024) lalu. Acara yang diselenggarakan sejak pukul 13.00 WIB ini dihadiri sejumlah tamu undangan.

Selain tentunya jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, Ketua Majelis, Lembaga, dan Biro, serta Ketua Ortom tingkat daerah dan Ketua dan Sekretaris PCM se-Surabaya, tampak hadir Sekda Kota Surabaya Dr Ikhsan SPsi MM serta Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM.

Selain Kajian Ramadhan, ada hal yang menarik dalam acara tasyakuran kali ini. Yakni, momen ketika jajaran pimpinan yang hadir beserta tamu undangan diajak untuk berziarah ke Makam KH Mas Mansur di kawasan kompleks religi Sunan Ampel.

Jarak yang dekat antara bangunan bekas Hotel Walisongo dengan kompleks Masjid Agung Sunan Ampel membuat perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki oleh para tamu undangan beserta segenap pimpinan. Para tamu undangan dan jajaran melakukan ziarah setelah sebelumnya menunaikan shalat Ashar berjamaah di Masjid Agung Sunan Ampel.

Menurut Bendahara PDM Surabaya Musa, ziarah kali ini bertujuan untuk mengenang peran penting dari KH Mas Mansur sebagai tokoh Muhammadiyah Surabaya yang juga pada 1 abad lalu berperan dalam pendirian PKU Muhammadiyah Surabaya.

Musa menambahkan, perjalanan ziarah ini juga merupakan salah satu bentuk syiar Muhammadiyah Surabaya guna menunjukkan bahwa Muhammadiyah itu sebenarnya tidak anti ziarah. Dia menjelaskan bahwa ziarah kubur menurut Muhammadiyah hukumnya adalah sunah karena ziarah kubur merupakan bagian dari sunah nabi.

“Warga Muhammadiyah memandang agak sedikit berbeda terkait dengan ziarah kubur. Mungkin karena struktur pandangan masyarakat terkait ziarah kubur yang dianggap sebagai hal-hal yang bercampur dengan perkara syirik maupun bidah,” tuturnya.

“Ziarah kubur yang sunah menurut Muhammadiyah dan sunah nabi adalah ketika kita hadir untuk melihat atau mendatangi pemakaman dalam rangka untuk mengingat kematian serta merasakan bahwa kita pun sebagai makhluk hidup pasti akan menemui kematian,” tambah Musa ketika diwawancarai Klikmu.co seusai acara.

Hal tersebut sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Huraira yang berbunyi:

عن أبي هريرة قال قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى تَعَالَى عَلَى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى فَاسْتَأْذَنْتُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِى فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ بِالْمَوْتِ. [رواه الجماعة]

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Aku memohon izin kepada Tuhanku agar aku diperkenankan memohonkan ampun bagi ibuku, maka tidak diizinkan. Lalu aku memohon izin untuk berziarah ke kuburnya, maka diizinkannya. Oleh karena itu ziarahlah ke kubur, sebab hal itu dapat mengingatkan mati”.” [HR. Jama’ah]

Selain itu, ziarah kubur yang sesuai tuntunan juga merupakan salah satu amaliah yang menjadi salah satu amaliah dari istri Rasulullah SAW dan para sahabat.

“Ziarah kubur juga bagian dari amaliah para sahabat nabi, bahkan istri Rasulullah, yakni Aisyah Radhiyallahu’anha, hampir setiap malam setelah Isya menyempatkan untuk ziarah kubur di Makam Baqi yang dekat dengan Masjid Nabawi. Itulah kemudian yang juga menjadi bagian dari amaliah sahabat-sahabat, namun yang juga harus diingat adalah ditata niatnya terlebih dahulu,” tandasnya.

Bendahara PDM Surabaya Musa (tengah) bersama sejumlah warga Muhammadiyah di Makam KH Mas Mansur. (Miftahul Muslim/KLIKMU.CO)

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Tarjih Dan Tajdid, Kepesantrenan, Haji-Umrah PWM Jatim Dr Syamsudin MAg memberikan penjelasan tambahan terkait pandangan mengenai ziarah kubur.

Menurut dia, secara khusus tidak ada tuntunan untuk ziarah kubur. Namun, ziarah kubur sendiri ada tiga macam.

“Yang pertama ziarah kubur yang sesuai sunah, yaitu untuk mendoakan dan mengingat akhirat. Kedua, yakni bidah, jika tujuannya untuk tawassul dengan arwah ahli kubur. Yang terakhir ini syirik jika tujuannya untuk meminta-minta kepada ahli kubur,” ujarnya dalam wawancara bersama Klikmu.co.

(Miftahul Muslim/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini