Membangun Sekolah Masa Depan, Lomba Kemerdekaan SD Mumtas Berbasis Critical Thinking

0
143
Salah satu tim menunjukkan hasil karya lomba building a school. (Rama/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, lomba peringatan HUT Ke-78 Republik Indonesia di SD Muhammadiyah 3 Assalaam Malang (Mumtas) kali ini berbeda. Lomba yang diadakan merupakan lomba berbasis critical thinking.

Di usia mereka yang masih tingkat sekolah dasar, seluruh peserta didik dituntut untuk berpikir kritis dan berimajinasi lebih untuk bisa menghasilkan sebuah karya yang sarat akan nilai ilmiah. Inilah salah satu tujuan lomba berbasis critical thinking.

Jenis lomba yang digelar, antara lain, strong egg, building a school, dan flying kite. Tiga cabang lomba ini berbasis kelompok yang diikuti oleh peserta didik kelas 3 sampai kelas 6.

Pemilihan kelompok ditentukan oleh mereka sendiri. Dengan catatan, di setiap kelompok anggotanya harus ada dari masing-masing perwakilan kelas. Lomba yang termasuk dalam kategori adventure ini dilaksanakan pada Rabu (16/8).

Sebelumnya, pada Senin-Selasa (14-15/8) juga digelar lomba yang fun. Di antaranya lomba mewarnai yang diikuti oleh TK ABA 40 Assalaam dan kelas 1 SD Mumtas Malang, lomba menyanyi bagi peserta didik kelas 2, dan ada juga lomba move the flag, lomba insterting nails, lomba estafet lukis, lomba balap karung, lomba lari kelereng, lomba tangkap belut yang diikuti oleh seluruh peserta didik dari kelas 1 sampai kelas 6 sesuai dengan cabang lomba yang telah ditentukan untuk setiap peserta dari tingkatan kelas.

SD Mumtas Malang mengemas lomba dalam semarak kemerdekaan kali ini dengan menerapkan sistem pembelajaran abad 21. Atau yang biasa dikenal sebagai 4C: creative, critical thinking, communicative, dan collaborative.

Kepala SD Mumtas Malang Syaiin Kodir SPd menyampaikan, lomba seperti ini dapat memberikan kesempatan luas bagi para peserta didik dalam menuangkan imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis dari setiap anak-anak.

“Melalui cabang lomba yang membutuhkan berpikir kritis ini, anak-anak diberi kesempatan seluas-luasnya mengeksploarasi kemampuan berimajinasi dan berkreasi sebebas-bebasnya, namun peran guru tetap sebagai pembimbing,” tuturnya.

Di setiap lomba itu, kata Syaiin, terdapat unsur-unsur 4C. Dalam unsur ini adalah kunci untuk keberhasilan para peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang dilombakan.

“Dalam lomba yang diselenggarakan, anak-anak dituntut untuk harus berpikir kritis. Berkolaborasi antar-setiap anggota kelompok, tentu tidak bisa kerja sendiri, harus kerja tim. Dituntut harus kreatif dan di akhir harus komunikatif. Karena di akhir dalam semua cabang lomba ada sesi mempresentasikan,” imbuh pengurus Fokal IMM Raushan Fikr FKIP UMM tersebut.

Semua cabang lomba ada sesi proses, sesi presentasi, dan terakhir ada sesi uji karya. Setiap karya yang telah dibuat diuji kekuatan, kebenaran, dan ketepatannya. Caranya melalui praktik dan ini masuk rubrik penilaian masing-masing lomba.

“Di setiap cabang lomba, poin yang dinilai ada sesi proses, kerja sama, persentasi, dan terakhir uji coba hasil karya yang telah dibuat bersama. Namun, uji karya ini tidak banyak poinnya. Karena kami lebih mengutamakan proses. Karena dari itu, anak-anak kami mampu menerapkan 4C,” tegas Syaiin.

Strong egg (telur kuat) yang dijatuhkan dari lantai 3 setinggi 12 meter, building a school (membuat bangunan sekolah masa depan), dan flying kite (membuat layangan) diuji keberhasilannya dengan cara diterbangkan. (Rama/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini