17 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Opini Politik, Sosial & Ekonomi

Membayangkan Masa Depan yang Terang: Perdamaian dan Pembebasan Palestina

Alfain Jalaluddin Ramadlan, Ketua RPK PC IMM Lamongan dan Wakil Sekretaris LSBO PDM Lamongan. (Dok Pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan

KLIKMU.CO

Palestina, sebuah nama negara yang sering terdengar dalam telinga kita dan berita internasional, bukan sekadar sebuah wilayah geografis, tetapi juga simbol perjuangan, ketidakadilan, dan perpecahan yang telah berlangsung puluhan tahun.

Selama puluhan tahun, konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina, telah menjadi sorotan global yang tak kunjung reda.

Palestina terletak di bagian barat Benua Asia yang membentang antara garis lintang meridian 15-34 dan 40-35 ke arah timur serta antara garis lintang meridian 30-29 dan 15-33 ke arah utara, menjadi saksi bisu dari konflik yang kompleks dan berkepanjangan antara orang Palestina dan Israel.

Sejarah Palestina dipenuhi dengan penderitaan, mulai masa penjajahan hingga pembagian wilayah yang kontroversial. Pada tahun 1948, pembentukan Negara Israel mengakibatkan eksodus massal orang Palestina dari tanah mereka, yang dikenal sebagai Nakba atau “bencana” dalam bahasa Arab. Ribuan orang Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka, menciptakan jutaan pengungsi yang masih merasakan dampaknya hingga hari ini.

Konflik antara Israel dan Palestina tidak pernah reda sejak itu. Perang bersenjata, penindasan, dan kekerasan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi penduduk di wilayah tersebut yang menyebabkan korban jiwa di kedua pihak.

Dalam pernyataan sikap yang disampaikan oleh Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang dilaksanakan 7 Mei 2024, tertulis mulai 7 Oktober 2023 hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina.

Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan terluka mencapai lebih dari 77.867 orang yang sebagian besar korban adalah anak-anak dan kaum perempuan.

Bahkan, saat ini sebagian besar Jalur Gaza telah menjadi puing-puing, hampir seluruh bangunan runtuh, termasuk rumah sakit dan tempat pendidikan. Bahkan bantuan makanan dan kemanusiaan ke Palestina dijaga dan dibatasi secara ketat oleh tentara Israel sehingga kelaparan menjadi pemandangan yang sangat memilukan.

Ironisnya, tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Upaya perdamaian dan penyelesaian konflik telah dilakukan selama bertahun-tahun, tapi tetap saja Palestina tidak diizinkan untuk memdapatkan haknya untuk merdeka dan memberantas pembantaian di dalam negaranya.

Pembebasan Palestina

Selain perdamaian, harapan akan pembebasan Palestina tetap menjadi titik fokus bagi banyak orang, termasuk umat Islam yang menginginkan perdamaian yang berkelanjutan.

Penting untuk memahami bahwa pembebasan Palestina bukan hanya tentang mengakhiri pendudukan militer Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Ini juga tentang memberikan pengakuan yang adil terhadap hak-hak rakyat Palestina, termasuk hak atas tanah dan permukiman yang sah serta hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan luar yang merugikan.

Pembebasan Palestina adalah tentang mengembalikan martabat manusia yang telah terluka dan mengembalikan kehidupan yang layak bagi jutaan orang Palestina yang telah hidup dalam konflik dan ketidakpastian selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, untuk mencapai pembebasan Palestina, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Ini melibatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik, termasuk pemerintah Israel, otoritas Palestina, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Diplomasi yang kuat dan komitmen yang teguh diperlukan untuk mengatasi ketegangan yang berkepanjangan dan merancang solusi yang adil bagi kedua pihak.

Selain itu, solidaritas internasional juga merupakan elemen kunci dalam perjuangan untuk pembebasan Palestina. Dukungan dari negara-negara lain, organisasi internasional, dan masyarakat sipil di seluruh dunia dapat memberikan tekanan politik dan moral yang diperlukan untuk mempercepat proses perdamaian dan pembangunan.

Selanjutnya, membangun fondasi perdamaian yang kokoh membutuhkan komitmen nyata untuk mengatasi akar penyebab konflik, termasuk ketidaksetaraan ekonomi, pembatasan gerakan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Ini memerlukan upaya bersama untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang merata bagi semua pihak sehingga perdamaian yang berkelanjutan dapat terwujud.

Namun, penting untuk diingat bahwa pembebasan Palestina bukanlah tujuan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang menuju perdamaian yang sejati dan berkelanjutan di Timur Tengah. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan, termasuk keadilan, sehingga generasi kedepan dapat hidup dalam dunia yang  damai.

Dengan bersatu, dengan komitmen yang kuat, dan dengan pandangan yang terbuka terhadap masa depan yang lebih baik, pembebasan Palestina bukanlah mimpi yang mustahil, tetapi visi yang dapat diwujudkan jika kita semua bekerja bersama-sama menuju tujuan yang sama. Mari satukan visi kita untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Harapan Palestina

Meskipun situasi di Palestina masih penuh tantangan, harapan untuk pembebasan dan perdamaian tetap hidup. Banyak organisasi dan individu, baik di dalam maupun di luar Palestina, terus berjuang untuk keadilan, perdamaian, dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.

Termasuk gerakan aksi bela Palestina secara serentak yang dilakukan oleh seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, MA/SMA/SMK Muhammadiyah se-Indonesia pada Selasa (7/5/2024).

Palestina, dengan semua kesulitan dan penderitaannya, tetap menjadi cermin bagi dunia akan pentingnya perdamaian, keadilan, dan solidaritas internasional.

Semoga suatu hari nanti, tanah ini dapat melihat hari-hari damai tanpa penindasan dan konflik yang berkepanjangan. Aamiin.

Mari kita boikot makanan, minuman, barang, produk, serta brand yang bekerja sama dengan Israel dan sekutunya karena dari hal kecil dapat memberikan dampak yang besar bagi mundurnya ekonomi Israel dan sekutunya.

Saat ini banyak saham produk-produk pro-Israel yang dikabarkan turun sampai hampir gulung tikar akibat gerakan boikot tersebut. Maka jangan pernah putus asa untuk tetap menjadi pahlawan pendukung perdamaian Palestina serta mari terus mendoakan saudara-saudara kita di Palestina semoga selalu diberikan kesehatan, kekuatan iman, kebebasan, dan senantiasa dalam lindungan Allah.

Begitu indahnya pahala syahid yang Allah berikan untuk saudara di Palestina atas jiwa dan nyawanya untuk membela Al-Aqsa berdiri di atas perdamaian menjadikan rasa rindu yang besar agar kita semua menjadi bagian dari saudara seiman yang kelak berkumpul di surga tertinggi di sisi Allah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *