Monster Polutan, Musuh Penduduk Bumi

0
11
Monster Polutan, Musuh Penduduk Bumi. (Ilustrasi National Geographic)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Hari-hari penuh berseri di pagi hari. Sinar mentari menyinari bumi tak pernah berhenti sebagai bukti Ilahi Rabbi menyayangi penduduk bumi. Pagi hingga sore hari terus memberi energi tanpa pamrih dan tidak meminta untuk dipuji-puji, padahal sama-sama mahluk Allah SWT.

Itulah salah satu bedanya manusia dengan mahluk lain. Biasanya manusia kalau sudah banyak memberi cenderung ada pamrihnya dan berharap dipuja-puji, padahal memberinya baru seberapa. Nilai kuantitas yang diberikannya masih bisa dihitung dengan jari. Namun minta ampun sombongnya, sudah merasa paling baik di hadapan banyak orang.

Padahal kebaikan manusia terhadap manusia sesuatu yang wajar adanya, selain menjaga hubungan relasional yang baik sesama manusia juga meningkatkan kuantitas dan kualitas spirit beramal sholeh sebagai tanggungjawab atas amanah yang diberikan kepada dirinya sebagai khalifah fil ardl. Sebaliknya saat berbuat sombong, sikap diri merasa paling bisa dan hebat akan menampilkan sikap arogan.

Setinggi apa pun puncak jabatan dan kekuasaan, sebanyak apa pun jumlah angka dalam kekayaan harta dan benda dan seberapa luas area aset tanah dan lahan yang dimiliki dalam hak kepemilikan, jikalau itu didapat dari hasil berpikir dan berkarya merusak alam semesta, patut dipertanyakan kehalalan dan ketayibannya. Percuma dan sia-sia andaikan apa yang kita dapatkan untuk dikonsumsi oleh diri dan keluarga, kerabat, sahabat serta orang lain yang ujungnya hanya mempercepat kematian.

Apakah hal itu dapat terjadi? Sangat mungkin dikarenakan sejak revolusi industri terjadi perkembangan maju pesat huluisasi dan hilirisasi diberbagai bidang kehidupan. Termasuk industrialisasi rekayasa makanan, minuman, dan jenis produk lain cara instan, dengan dalih murah dan cepat saji. Sepintas dalam pendekatan emosional tindakan tersebut sangat diterima oleh akal manusia. Pasalnya, memang benar faktanya dapat mempermudah, mempercepat, dan lebih ekonomis dalam proses produksi, apalagi skema bisnis berbasis kapitalistik lebih prestisius.

Memang sangat menguntungkan, namun di balik keuntungan ada hal yang buruk dan menakutkan, yaitu munculnya monster polusi-polusi industri yang disebut polutan. Dari monster tersebut telah menebar cemaran yang mengandung zat-zat berbahaya yang mematikan tanpa disadari. Memang tidak sekaligus mati bagi manusia secara masal, kecuali ekosistem mahluk lain saat polutan air mengganas cemarannya sudah dipastikan ikan-ikan akan mati bergelimpangan dengan jumlah yang cukup banyak, dan berikutnya terjadi kiamat bagi ekosistem air dimana polutan itu mencemari.

Pun sama, polutan yang mencemari udara tanpa disadari ekosistem udara khususnya burung-burung sudah tidak dapat hidup saat ada monster polutan. Tanpa disadari juga, manusia saat berhadapan dengan polutan tidak dapat berbuat banyak melakukan perlawanan. Yang ada justru sebagian manusia menjadi bagian dari polutan yang ikut menjadi eksekutor pembunuhan secara tidak langsung dengan sesama spesiesnya. Lengkap sudah monster polutan semakin hari kian semakin banyak followernya, apalagi pengikutnya manusia-manusia serakah, angkuh, congkak dan sombong.

Monster polutan merupakan kejahatan terstruktur dan sistemik. Standar ganda digunakan untuk merekayasa opini seolah-olah pihak industri banyak jasa dan kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kesejahteraan, namun berbagai iming-iming dana CSR telah membutakan mata dan mentulikan telinga, sekedar pajak dan dana CSR rela menjual idealisme keberadaban dan keadilan alam.

Belum lagi saat pajaknya ngemplang tidak berbayar, sekalipun berbayar menguap ke udara entah masuk dalam gumpalan asap diangkasa yang berada di mana saat mencair? Juga CSR-nya direkayasa untuk setoran pada pihak-pihak tertentu yang berperan sebagai pengepulnya untuk kepentingan kejahatan berikutnya. Yaa Allah yaa Rabb, benarkah ini sebuah istidraj bagi kami yang sudah hilang rasa? Padahal sudah berbuat zalim pada sesama mahluk, ampuni perbuatan buruk kami dan kesombongan saudara-saudara kami.

Entah berapa ratus spesies yang hilang tidak berkembang biak lagi di habitatnya masing-masing karena hancur dibuldozer oleh monster-monster polutan. Manusia pun hanya menunggu kematian tanpa ada perlawanan sama sekali akibat lemah tak berdaya. Mari bersama berkreasi dan berinovasi membuat “alutsista” untuk melawan monster polutan. Hal itu menjadi kewajiban bagi siapapun yang sadar dan berakal sehat untuk melakukan penghilangan jasad monster polutan dengan berbagai cara dan upaya.

Polutan sangat-sangat jelas kejahatannya. Mereka tidak pandang bulu menghabisi semua penduduk bumi atau mahluk hidup yang berkembang biak di alam, sekalipun ada sebagian sekelompok manusia yang terlibat satu kesatuan berbuat kejahatan dengan monster polutan. Pada akhirnya mereka pun akan mengalami kebagian pada gilirannya akan dihabisi tanpa ampun. Tidak peduli siapapun mereka, bagi polutan selama dapat mencemari semua jenis mahluk hidup, maka tidak akan pernah berhenti kecuali manusia-manusia penduduk bumi mampu menghentikannya.

Lingkungan hidup pada realitanya sudah menjadi lingkungan yang mematikan, tidak aneh hampir setiap waktu dalam rentang masa tertentu berbagai jenis mahluk berguguran mati dan tidak melangsungkan keberlanjutan ekosistem karena tak berdaya melawan polutan yang sangat ganas. Padahal polutan ini sebenarnya dikendalikan oleh manusia. Jadi, manusia itu sendiri yang sebenarnya berprilaku zalim pada dirinya, orang lain serta mahluk lain yang hidup diatas bumi. Artinya kunci masalah ada dalam diri manusia, jika yang mengendalikannya berhenti maka polutan pun akan menghilang seiring berhentinya tempat berkembang biaknya macam-macam jenis virus.

Dengan polutan yang dihasilkan dari berbagai jenis limbah yang bersumber dari rumah tangga manusia, hewan-hewan liar maupun ternak, serta limbah dari mahluk mesin buatan manusia itu sendiri. Secara otomatis, saat limbah muncul di situ juga akan muncul virus berbarengan dengan membusuknya limbah sebagai awal mula bersarangnya berbagai jenis bakteri, dan jikalau dibiarkan berkembang biak tanpa diolah dengan cara cerdas, akan mengakibatkan muncul bakteri menjadi jahat dan akan mencari mangsa untuk bermetamorfosa atau beralih bentuk menjadi virus penyakit yang membahayakan mahluk hidup lainnya, termasuk mahluk yang namanya manusia.

Kejahatan polutan bukan sekedar kejahatan biasa, melainkan kejahatan yang luar biasa yang tidak boleh dianggap sepele. Namun karena polutan ini dapat berwujud benda, tetapi manusia sebagai pencipta dan pelaku dengan kondisi tersebut berusaha untuk dapat berlindung dari regulasi yang tidak berkeadilan. Harus disadari betul, polutan merupakan kejahatan yang harus dibendung dan dilawan dengan cara yang cepat dan tepat untuk melumpuhkannya, bila mampu mengubah yang menjadi penyebab polutan menjadi sesuatu yang bernilai guna.

Polutan pada umumnya musuh kita bersama bagi siapapun yang menjadi penghuni bumi, hanya kepada manusia yang berakal sehat kita dapat berharap besar untuk bersama membuat rekayasa alam untuk menangkal berbagai jenia polutan yang membahayakan. Berbagai jenis penyakit muncul yang hinggap dalam tubuh mahluk hidup, baik pada tumbuhan, hewan dan juga manusia. Hal itu diakibatkan dari virus yang disebabkan dari polutan yang menyebar diberbagai tempat. Semoga gerak laju dan langkah komunitas manusia cerdas, kreatif, dan inovatif mampu mengubah kondisi alam yang tidak bersahabat menjadi bersahabat yang membahagiakan dan penuh berkah. Wallahu’alam. (*)

Ace Somantri
Dosen UM Bandung, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini