Oleh: Dr Imam Syaukani MA
KLIKMU.CO
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
We are strong because we are united, we can rise by being united too.
(“Kita kuat karena bersatu, bisa bangkit juga dengan bersatu.”)
Allah swt telah berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
And hold fast, all together, by the Rope which Allah (stretches out for you), and be not divided among yourselves.
Artinya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai (QS. Ali Imran: 103).
Sebuah bangsa dapat menjadi bangsa yang kuat karena dapat bersatu, tak bercerai-berai. Kekuatan persatuan akan membawa pada kebangkitan sejati.
Karena itu, kita mesti menghindari ashabiyah (fanatik golongan).
Nabi Muhammad saw pernah ditanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنَ الْعَصَبِيَّةِ أَنْ يُحِبَّ الرَّجُلُ قَوْمَهُ قَالَ لَا وَلَكِنْ مِنْ الْعَصَبِيَّةِ أَنْ يُعِينَ الرَّجُلُ قَوْمَهُ عَلَى الظُّلْمِ
Sunan Ibnu Majah: 3939 “Wahai Rasulullah, apakah termasuk dari ashabiyah apabila ada seseorang yang mencintai kaumnya?” Beliau menjawab, “Bukan, akan tetapi yang termasuk ashabiyah adalah seseorang menolong kaumnya atas dasar kezaliman.”
Wujud kezaliman di zaman now ini adalah ikut-ikutan dalam perbuatan yang dapat menyebabkan antarkelompok saling mencaci, mem-bully atau menistakan kelompok lainnya, termasuk di media sosial.
Jauhi ashabiyah. Karena seharusnya:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
Shahih Bukhari 459: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” Kemudian beliau menganyam jari-jemarinya.”
Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu
Dr Imam Syaukani MA
Wakil Ketua PDM Surabaya