Pembinaan Keputrian Latih Siswi Smamsa Disiplin, Jujur, dan Percaya Diri

0
99
Siswi SMA Muhammadiyah 1 Surabaya mengikuti pembinaan keputrian di depan ruang informasi. (Munawir/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Program pembinaan keputrian SMA Muhammadiyah 1 Surabaya (Smamsa) juga menjadi media pembentukan karakter bagi siswa. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di depan pusat informasi sekolah, Rabu (9/8).

Program yang sudah berjalan kurang lebih selama dua tahun ini tidak hanya mengajarkan tentang keislaman dan ibadah-ibadah yang dapat dilakukan wanita saat tengah haid saja. Tetapi juga sebagai wadah dalam menampung aspirasi siswi mengenai kehidupan sosial. Mulai adab sebagai seorang wanita, kehidupan remaja, sampai dengan mental health.

Waka Ismuba Abdul Razak MPdI menjelaskan, pembinaan keputrian ini dilakukan sebagai pengganti ibadah shalat Duhur dan shalat Ashar. Siswi yang berhalangan shalat dikumpulkan di pusat informasi untuk mendapatkan pembinaan yang dinamakan keputrian oleh guru BK dan guru piket.

“Ini juga sebagai upaya pembentukan nilai karakter untuk menciptakan siswa-siswi yang disiplin dan jujur,” ujarnya.

Kepada kontributor KLIKMU.CO, Nurul Hidaya SPd, guru Bimbingan Konseling (BK), menjelaskan bahwa para siswi yang tengah haid mendapatkan pembinaan khusus supaya mampu tampil percaya diri dengan memberikan kultum dan juga sebagai media taaruf. Siswi yang berasal dari kelas X, XI dan Xll akan dikumpulkan menjadi satu untuk mendapatkan pembinaan.

“Di keputrian ini juga ada presensinya. Jadi, kita bisa mengontrol dan mengetahui jika anak-anak yang haid lebih dari 12 hari perlu dicek kesehatannya. Keputrian ini dianggap efisien karena tidak hanya bertujuan untuk membekali siswi Smamsa dengan ilmu agama, tetapi juga mengenai sosial yang tidak luput dari perhatian mengenai kesehatan siswi itu sendiri,” ujarnya saat ditemui di rungannya.

“Keputrian ini juga sangat membantu dalam meminimalkan siswi yang tidak jujur dan disiplin dalam melakukan ibadah. Sehingga tidak timbul kejadian yang tidak diinginkan. Biasanya jam yang rawan yaitu saat mau melakukan shalat Duhur dan shalat Ashar karena siswa sudah merasa kantuk dan lelah. Maka dari itu, program ini kita lakukan di tempat outdoor agar pikiran siswa dapat te-refresh lagi,” bebernya.

Nurul menjelaskan, memang semestinya sekolah menjadi wadah untuk siswi dan guru sebagai fasilitator. Tidak harus fokus di dalam bidang pendidikannya saja. Tetapi juga harus belajar di luar bidang pendidikan yang tidak hanya difokuskan di dunia akademik, tetapi juga harus mengerti tentang ilmu sosial dan ilmu yang didapatkannya harus seimbang.

Siswa pun menyampaikan apresiasi atas kegiatan pembinaan keputrian ini. Salah satunya disampaikan Intan Aprilia dari kelas X4.

“Program ini begitu menyenangkan karena di sela-sela kepadatan jam pembelajan kita juga diberi edukasi mengenai ilmu keagamaan, sosial, dan sebagainya. Kita semuanya juga diarahkan untuk menenangkan hati sejenak dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan itu juga menjadi cara memudahkan kita dalam mengfahalnya,” ungkapnya. (Hoiron/Syafa/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini