8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Berita Opini

Saatnya Polri Introspeksi Diri

Ace Somantri adalah Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bandung dan dosen UM Bandung. (Ilustrasi Tim Redaksi KLIKMU.CO)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Kepolisian Republik Indonesia sedang menjadi sorotan publik. Kasus penembakan Yoshua menjadi trigger hingga viral ke seantero Nusantara. Motif dari pembunuhan masih bias dan belum jelas terang benderang, entah ada hal yang disembunyikan secara sengaja atau sedang direkayasa? Semua itu hak timsus mengungkap fakta yang dibentuk Kapolri Bapak Jenderal Sigit. Dalam waktu singkat semua terhentak setelah ada press media Kapolri merilis penetapan tersangka baru yang berinisial FS, padahal kejadian perkara yang diperbincangkan berlokasi di rumah yang bersangkutan.

Teka-teki kasus semakin menjadi sorotan mata publik. Hal itu dikarenakan tersangka paling baru merupakan sosok kunci motif di balik pembunuhan brigadir tersebut. Terlepas ada sandiwara atau tidak, pada akhirnya memancing kembali kasus-kasus yang terindikasi serupa model dan cara modus operandinya. Sehingga Polri siap-siap memberikan keterangan dan penjelasan berbagai kasus yang melibatkan institusi Polri.

Di antara sekian kasus yang ada, yang paling dinanti publik adalah kasus Km 50 yang menelan 6 orang korban. Saat penyelidikan dan penyidikan berlangsung hanya berpangkat bintara polisi yang ditersangkakan. Sama halnya kasus Brigadir J pada awalnya yang terlibat hanya anggota Polri berpangkat bintara, sedangkan yang terlibat berpangkat perwira pada akhirnya ikut terlibat juga setelah desakan publik. Baik itu LSM maupun media terus memublikasikan kejanggalan yang mengemuka dalam kasus tersebut.

Publik berharap banyak pengungkapan kasus serupa dapat diungkap kembali siapa dalang elite Polri yang bermain api? Terlebih nyawa sesorang yang dipertaruhkan. Kiranya dengan tersangka baru berpangkat perwira tinggi jenderal berbintang, di tubuh institusi Polri dengan banyak anggota yang terlibat hingga menyentuh ke angka puluhan menandakan perbuatan pada kasus serupa benar-benar teroganisasi rapi dan sistemik.

Seharusnya momentum ini menjadi catatan besar bagi pihak-pihak terkait memberikan tekanan politik untuk membongkar skandal atau mafia di institusi Polri, sekaligus memperbaiki pola dan model penanganan kasus-kasus yang banyak melibatkan petinggi atau elite-elite di negeri Ibu Pertiwi.

Padahal, boleh ditengok kembali kebanyakan orang semasa kecil hampir semua mendengar kalimat dan pernyataan anak-anak sekolah usia dini dan dasar ketika ditanya tentang cita-cita pasti jawaban menjadi polisi dan tentara. Hal itu secara visual sosok polisi dan tentara terlihat gagah, berwibawa dengan gaya penampilan sosok pemberani yang selalu melayani dan membela kebaikan dan kebenaran. Wajar anak-anak masih belia mendambakan profesi seorang pembela kebenaran.

Dengan pakaian seragam seorang anggota polisi yang menawan nan wibawa saat ini tidak terasa waktu ke waktu banyak peristiwa yang melibatkan institusi Polri terkesan mempertontonkan hal yang memilukan. Mungkin, peristiwa seperti ini kala dulu sebelum ada media massa yang masif tidak dapat dilihat secara kasatmata, namun hari ini boleh dikata sulit bersembunyi, apalagi disembunyikan.

Siapa pun sekarang bisa melihat dan mendengar berbagai peristiwa dalam waktu hitungan detik dan bersamaan dengan peristiwa walaupun jauh dari lokasi kejadian. Wajah para jenderal dengan bintang di pundak kiri dan kanan memberi simbol kewibawaan yang disegani penuh bangga terlihat anggota di bawahnya kiranya harus menjadi pengingat diri, bahwa hal itu harus mampu menjadi pendorong menegakkan kebenaran dan keadilan.

Triliunan rupiah anggaran untuk instiusi Polri harus digunakan untuk melayani dan mengayomi masyarakat sepenuh hati. Wahai para anggota Polri, di mana pun berada, saudara-saudara semua di antara jutaan orang Indonesia yang bernasib baik, tidak sedikit masyarakat yang bernasib kurang baik. Sebagai rasa syukurmu, layanilah masyarakat dengan ramah, santun, dan berwibawa. Jauh seperti Hoegeng seorang Kapolri yang sederhana nan berwibawa, sikap dan perilakunya menjadi jasa yang selalu dikenang setiap masa. Serta banyak anggota Polri memiliki sifat dan karakter sederhana, jiwa melayani dan menyantuni pada masyarakat papa yang tidak terlihat dan terekspos  di mata publik. Semoga Tuhan YME memberi apresiasi dunia dan akhirat. (*)

Bandung, Agustus 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *