Sekolah Riset SD Mutu Paiton Gagas STEM-Contextual

0
24
Dosen UMM Fuad Jaya Miharja menyampaikan materi kepada guru SD Mutu Paiton. (Husamah/KLIKMU.CO)

Probolinggo, KLIKMU.CO – Guna meningkatkan kemampuan atau kompetensi para guru, Tim Pengabdian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Sekolah Riset SD Muhammadiyah 1 (SD Mutu) Paiton, Kabupaten Probolinggo, mengadakan focus group discussion (FGD) tentang inovasi pembelajaran riset dengan STEM-Contextual.

Pengabdian dan FGD ini didukung melalui pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Sekolah Riset SD Mutu Paiton, Sabtu (23/9). 

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Probolinggo Sigit Prasetyo ST dan dihadiri sekolah-sekolah Muhammadiyah di lingkungan Kabupaten Probolinggo dari jenjang TK sampai SMA. Total peserta yang hadir mencapai 50 orang.

Materi pertama disampaikan oleh Ketua Pengabdian Fuad Jaya Miharja MPd. Tema yang diangkat adalah tentang Pembelajaran Berbasis STEM-Contextual. Dosen Pendidikan Biologi FKIP UMM ini menyampaikan dengan lugas dan tegas.

Menurut dia, tidak ada pembelajaran inovatif tanpa merancang dan dicoba. Melalui pembelajaran berbasis STEM, guru harus bisa memancing rasa penasaran siswa dan membuat siswa melakukan pembelajaran tanpa disadari.

“Dampaknya akan sangat positif bagi perkembangan kemampuan siswa,” ujar dosen yang juga pengurus pusat Perkumpuan Pegiat STEM Indonesia itu.

Materi kedua disampaikan oleh Dwi Setyawan MPd tentang Pelatihan Pengembangan Komunitas Belajar LSLC (Lesson Study for Learning Community).

Menurut dia, komunitas belajar ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk saling berdiskusi dan berbagi pengalaman antarguru, bahkan lintas pendidikan, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dwi menambahkan, salah satu kegiatan LSLC adalah open class yang menerapkan dialog dan kolaborasi dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini, semua kegiatan pembelajaran dirancang bersama komunitas belajar dan dipraktukkan di kelas.

“Selama guru mengajar, para observer meneliti cara belajar siswa dan tingkah laku siswa. Setelah semua kegiatan pembelajaran dilalui, komunitas belajar bisa merefleksikan bersama permasalahan yang sudah mereka temukan di kelas dan mencari solusinya bersama,” terang alumnus STOLSS Jepang ini.

Sementara itu, salah satu guru Sekolah Riset SD Mutu Paiton, Aqidah Alan Nisa’ SPd, menyampaikan harapannya. Dengan semangat baru yang diperoleh melalui acara ini, diharapkan dapat tercipta guru yang terampil, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi tantangan masa depan.

Menurut tim pengabdian UMM, kegiatan pengabdian dan pendampingan ini akan terus berlanjut. Meskipun program pendanaan dari kementerian hanya beberapa bulan, mereka berkomitmen melakukan pendampingan secara berkelanjutan dengan skema yang lain sesuai kebutuhan sekolah. Program ini juga telah berjalan tahun-tahun sebelumnya. (Husamah/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini