Tiga Golongan Muhammadiyah, Jadilah Tipe Tsabiqun Bil Khair

0
282
Drs H Suhadi M Sahli MAg mengisi Kuliah Shubuh di Masjid Al Huda Gedung BPSDM Provinsi Jawa Timur. (Habibie/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Di organisasi Muhammadiyah, kita berpikir apa yang bisa kita berikan kepada Muhammadiyah, bukan apa yang saya terima dari Muhammadiyah. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah.

Itulah salah satu cuplikan tausiah Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Drs H Suhadi M Sahli MAg dalam Kuliah Shubuh di Masjid Al Huda Gedung BPSDM Provinsi Jawa Timur, Jalan Balongsari Tama Gadel Tandes, Kota Surabaya, Ahad (23/7). Kuliah Shubuh merupakan bagian dari rangkaian acara rapat kerja Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya.

Suhadi M. Sahli lantas menguraikan satu ayat Al-Qur’an yang terkait dengan gerakan Muhammadiyah. Dalam surat Al Fathir ayat 32 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.

“Dalam menerima kebaikan dari Allah, umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam itu ada tiga tipe. Yang pertama adalah dhaalimul linafsih, menzalimi dirinya sendiri. Artinya, mereka itu meskipun menerima kebaikan dari Allah, tapi juga masih sering melakukan kesalahan dosa dan mungkin juga kekeliruan yang lain,” kata mantan Ketua PCM Gubeng tersebut.

Kedua, muqtashid, tengah-tengah. Mereka sudah menerima, mengamalkan, dan mengikuti serta terus dan tidak melakukan kesalahan atau tidak melanggar.

Ketiga, tsabiqun bil khairat. “Menjadi yang terdepan untuk berbuat kebaikan atas izin Allah dan menurut Allah itulah yang paling mulia, yang paling besar pahalanya,” tutur Suhadi.

“Dalam tafsirannya bahwa ketiga tipe tersebut itu semuanya nanti masuk surga. Yang masih melanggar itu tetap bisa masuk surga, tetapi masuk surganya itu kemudian, mendapat ampunan dan rahmat dari Allah karena dia masih mempertahankan keislaman dan kebaikannya,” imbuhnya.

Tiga Tipe Warga Muhammadiyah

Menurut Suhadi, dalam Muhammadiyah juga ada tiga tipe. Orang yang pertama yaitu mungkin paling rendah. Hanya menjadi pengikut. Yang kedua adalah muqtashid (tengah-tengah). Yang terakhir paling tidak dalam satu tsabiqun bil khair, yaitu menjadi penggerak.

“Maka, hendaklah kita sebagai pemimpin-pemimpin ini ada di samping menjadi penggerak, yang punya inisiatif, yang punya rencana bagus yang menggerakkan seluruh gerbong kita,” tutur dia.

“Apa yang bisa saya berikan, bukan apa yang saya terima dari Muhammadiyah. Karena memang sudah punya tekad, berjuang, berdakwah di organisasi Muhammadiyah. Inilah yang terbaik dan yang tertinggi,” ujarnya.

Yai Suhadi, biasa dia dipanggil sehari-hari, mengatakan, janganlah menjadi pecundang di Muhammadiyah.

“Pemimpin Muhammadiyah jangan menjadi pecundang atau mutungan. Di Muhammadiyah itu jangan hanya mencari yang menguntungkan. Niatnya dulu memang tidak berniat masuk Muhammadiyah. Ada sesuatu yang diinginkan untuk dunia, apakah lil politik atau lil jabatan atau lil dunia. Jika tidak dapat yang diinginkan, maka tidak aktif lagi di Muhammadiyah bahkan merusak Muhammadiyah,” katanya.

Oleh karena itu, Suhadi mengajak kita berjuang di Muhammadiyah dengan prinsip hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah. Apa yang bisa diberikan kepada Muhammadiyah, bukan apa yang anda peroleh dari Muhammadiyah.

“Bergerak dulu, berjuang dulu, insya Allah nanti dunianya dapat,” tambahnya.

“Siapa yang mikirin agama, dunianya gampang. Tapi siapa yang memikirkan dunia, akhiratnya tidak akan dapat. Maka begitulah akhirat, termasuk Muhammadiyah. Ini adalah gerakan yang menuju akhirat. Karena itu selalu ingat yaitu Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku,” pungkasnya. (Habibie/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini